Memasuki Tahun Politik, Ini 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Kids Zaman Now
Yuk, jadi pemilih cerdas!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tahun Politik 2018 kian dekat di depan mata. Ada 12 partai politik yang pada Desember lalu dipastikan akan segera beradu dalam perlombaan politik yang akan rutin diadakan setiap 5 tahun sekali ini. Elite-elite partai politik tampak sibuk dengan kader-kadernya yang maju sebagai calon pemimpin daerah untuk Pilkada Serentak 2018.
Begitu pula Pemilu 2019 yang menjadi titik kulminasi untuk menyiagakan tokoh-tokoh terkemuka dalam parpol untuk melenggang untuk menjadi anggota legislatif dan orang nomor satu di negeri ini, Presiden RI. Sejumlah baliho dan spanduk telah memenuhi jalan protokol di semua kota/kabupaten seluruh Indonesia. Lengkap pula dengan bendera partai pengusung, dan janji-janji maupun slogan yang lazim digunakan dalam tiap kontestasi rutin tersebut.
Berkoper-koper uang tunai juga siap dihamburkan untuk keperluan yang berhubungan dengan kelengkapan kampanye, dan ehem, kebiasaan buruk yang acapkali masih dilakukan oleh politisi zaman now: politik uang alias money politics.
Masyarakat, artikan saja sebagai orang-orang yang berada di luar istilah politik kekuasaan, mau tidak mau akan terkena imbasnya. Bukan hanya pengusaha yang mendukung penuh para jagonya untuk kemudian simbiosis mutualisme jika terpilih. Bukan juga orang-orang yang memegang jasa pembuatan spanduk atau stiker tempelan di belakang angkot yang sering kita jumpai di jalan.
Namun kita, terutama generasi milenial zaman now yang masih menaruh harapan pada perpolitikan negeri ini agar semakin baik ke depannya. Jika tidak awas dan mawas diri, siap-siap menjadi 'objek' para politisi untuk didulang suaranya untuk kepentingan mereka.
Artikel ini tentu tidak mengajarkan kita untuk menjadi golput. Namun agar bijak memilih, dan tidak terjebak dengan permainan kasar politisi zaman now yang sudah pesat perkembangannya sejalan dengan era informasi.
Berkaca pengalaman yang sudah-sudah, berikut ini hal-hal yang harus dilakukan dan dihindari dalam menghadapi kontestasi politik 2018-2019.
1. Pahami esensi Pemilu dan Pilkada. Jangan asal pilih, karena ini bukan Mix&Match fashion kekinian!
Mungkin di antara kita banyak yang menjadi pemilih pemula, atau masih awam dalam Pemilu dan Pilkada. Ada beberapa hal yang perlu dicermati. Pemilihan Umum atau Pemilu, adalah kegiatan yang rutin dilakukan oleh penyelenggara negara untuk mengisi jabatan-jabatan politik dalam tataran nasional. Terutama pada legislatif, dengan memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD serta eksekutif dengan memilih presiden dan wakilnya.
Sedangkan Pilkada adalah kegiatan untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah, di kota/kabupaten dan provinsi domisili kita masing-masing. Ingat, memilih calon pemimpin dan calon 'wakil' suara kita di gedung-gedung megah negara kebanggaan bersama tidak sembarang pilih seperti mix-match fesyen di pusat perbelanjaan.
Pilihlah sesuai dengan hati nurani, dan yang terpenting: akal sehat. Selain kedekatan sosok mereka di dalam hati, jangan lupa pertimbangkan rekam jejak mereka dalam kepemimpinannya. Jadi, jangan gunakan cocokologi lagi, ya. Apalagi sampai mengacak, atau yang lazim saudara kita orang Jawa bilang: bonda-bandi.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.