[OPINI] Jika yang Baik Selalu Dijegal, Lantas “Pelayan” Seperti Apa yang Diperlukan Indonesia?
Drama perpolitikan kekinian ngalahin drakor.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kita memang hidup di era demokrasi, yaitu era di mana kita memiliki kebebasan untuk berpendapat tentunya selama kebebasan itu masih berada pada jalur yang tepat dan dengan tujuan yang baik. Tetapi, kini kebebasan berdemokrasi seringkali digunakan sebebas-bebasnya nyaris tanpa aturan, bahkan apa yang menjadi tujuannya pun tampak kabur. Sebagai masyarakat, melalui pemilihan umum kita memilih “pelayan” bukan pemimpin. Disebut “pelayan” di sini karena memang sesuai tugas pokok dan fungsinya, mereka yang terpilih berdasarkan pemilu wajib untuk melayani rakyat, mendengarkan aspirasi rakyat, tuntutan rakyat, dan menjadi tameng pertama atas tuntutan-tuntutan rakyat.
“Pelayan” yang baik adalah ia yang rela berkorban demi rakyat yang dilayaninya. Mulai dari berkorban waktu, tenaga, dan pemikirannya. “Pelayan” yang baik pula adalah ia yang berani menentang tindakan-tindakan kotor pejabat publik yang doyan korupsi, mangkir dari jam kerja, dan diiringi juga dengan tindak tegas terhadap pejabat publik yang melanggar. Namun sungguh disayangkan, sikap tegas dari “pelayan” itu tidak diiringi dengan dukungan dari yang dilayaninya, sehingga ada beberapa “pelayan” yang baik dan tegas tetapi dijegal oleh berbagai macam hal.
Meskipun dijegal, mereka tetap melayani dengan tulus, ikhlas, dan sepenuh hati. Siapa sajakah mereka?
1. Joko Widodo
Statusnya sebagai RI 1 atau Presiden Republik Indonesia, memang menuntutnya untuk bekerja keras melayani rakyat dari Sabang sampai Merauke. Baru sekarang ini Indonesia punya “pelayan utama” dari golongan sipil, mengingat biasanya selalu dikuasai militer. Tapi, ia merupakan salah satu orang yang perlu diacungi jempol karena di bawah kepemimpinannya, banyak perubahan positif di negeri ini.
Seperti pembangunan infrastruktur yang dilakukan di Irian Jaya. Walaupun memang tidak sedikit yang menghujatnya karena dianggap presiden dengan tampang paling ndeso. Hey guys, yang utama dibutuhkan seorang pemimpin adalah otak, bukan tampang. Bahkan banyak juga yang protes karena dicabutnya subsidi BBM dan subsidi listrik. Meskipun memang itu dilakukan untuk pemerataan infrastruktur.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.