TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jadi, Benarkah Ahok Sudah Memecah Persatuan Indonesia dan Menghina Umat Islam di Dunia?

Mengigat situasi politik sekarang, mengutip ayat Al-Qur'an jelas-jelas tindakan blunder

id.wikipedia.org

Semua berawal dari penggalan pendek dari sebuah video panjang berisi diskusi antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama dengan warga Kepulauan Seribu.

"....kan bisa saja dalam hati kecil, bapak, ibu enggak bisa pilih saya karena dibohongi pakai surat Al Maidah ayat 51 macam-macam itu," kata Ahok dalam potongan video yang beredar di internet.

Baca Juga: 3 Hal Penting yang Harus Polisi Perhatikan Sebelum Patroli Siber Pilkada

BOOM!!!

Agung Sandy Lesmana/suara.com

Korban berjatuhan. Mayoritas (katanya) adalah umat Islam. Beberapa organisasi seperti Muhammadiyah, FPI, dan Advokat Cinta Tanah Air melaporkan Ahok atas kejahatannya yang (katanya) melecehkan Al-Qur'an. 

Menurut pihak-pihak tersakiti, Ahok telah melanggar Pasal 156 a Jo KUHP Undang-undang Nomor 1/PNPS/1965 tentang Penodaan Agama. Mereka menyebutkan bahwa arogansi Ahok itu menyakiti hati umat Islam.

Ada yang berkata bahwa Ahok seharusnya tidak membawa-bawa Al-Qur'an karena gubernur petahana itu bukan orang Islam sehingga tidak paham dan tidak berhak menafsirkan isi Al-Qur'an.

Bukan hanya dari kalangan organisasi Islam, protes juga datang dari anggota partai politik yang menyebut bahwa Ahok menghina Al-Qur'an yang secara otomatis berarti menghina umat Islam di seluruh dunia.

Beberapa lainnya juga menuduh Ahok memecah-belah persatuan bangsa dengan membuat risau umat Islam di Indonesia. Padahal Indonesia ini menganut Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, sedangkan sikap Ahok tidak mencerminkan itu.


Namun, tidak semua umat Islam yang kebetulan juga warga Indonesia mengaku jadi korban.

Alsadad Rudi/kompas.com

Mantan Ketua Umum GP Ansor, Nusron Wahid, justru mengatakan kalau Ahok tidak melakukan penistaan agama dan malah berpendapat bahwa dia memberi edukasi politik agar warga DKI cerdas dalam memilih.

Dia setuju dengan Ahok bahwa ucapannya di Kepulauan Seribu itu ditujukan agar warga tidak percaya orang-orang yang menggunakan ayat Al-Qur'an untuk membohongi mereka.

Nusron Wahid menambahkan kalau Ahok tidak ingin adanya politisasi kitab suci yang digunakan untuk mendiskreditkan salah satu kandidat. Dia pun meyakini ada yang sengaja memprovokasi warga karena seperti yang bisa dilihat di video, saat itu suasana sangat cair.

Nusron Wahid tidak sendiri. Wakil Khatib Syuriah Pengurus Wilayah NU (PWNU) DKI Jakarta, Taufik Damas juga sependapat dengan Nusron Wahid. Ia berkeyakinan bahwa Ahok hanyalah menyindir orang-orang yang menggunakan agama sebagai alat politik.

Hasil survei Populi Center yang dilakukan pada 25 September hingga 1 Oktober 2016 pun menunjukkan bahwa pemilih beragama Islam mayoritas mendukung Ahok dan Djarot. Mereka fokus pada kebijakan dan kinerja Ahok, bukan persoalan SARA.

Baca Juga: Disebut Siap Dukung Ahok-Djarot, Lulung: Itu Fitnah yang Merugikan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya