TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penerapan WASH dalam Menurunkan Prevalensi Penyakit Bawaan Air

Biasa bersih, hidup jadi sehat

ilustrasi sanitasi lingkungan di tepian sungai (Pexels.com/Maksin Romashkin)

Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup di muka bumi ini. Sehingga, kita sangat membutuhkannya untuk menunjang berbagai kegiatan sehari-hari, mulai dari minum, masak, mandi, mencuci, buang air besar dan lain sebagainya. Jadi, tidak heran jika kehidupan kita selama ini bisa terus berlangsung karena tersedianya air bersih di sekitar kita.

Seiring meningkatnya populasi manusia, maka tingkat kebutuhan terhadap air bersih juga semakin tinggi. Namun, pada kenyataannya, dikutip dari situs UNICEF, hanya 81 persen dari populasi dunia yang memiliki akses ke air bersih layak minum di rumah, meninggalkan 1,6 miliar orang lainnya; hanya 67 persen yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi yang aman, meninggalkan 2,8 miliar orang lainnya; dan hanya 78 persen yang memiliki fasilitas kebersihan tangan dasar, meninggalkan 1,9 miliar orang lainnya yang tidak memiliki fasilitas serupa.

Data tersebut masih belum memperlihatkan keberhasilan tujuan nomor 6 dari Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu akses air minum dan sanitasi, dengan menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.

Sesuatu yang sangat ironis memang, disaat kita bisa mengakses semuanya, ternyata masih banyak orang yang menderita karena tidak bisa mengakses layanan air bersih, sanitasi yang layak, dan tempat untuk mencuci tangan.

Padahal, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat, tanpa terkecuali. Jika akses masyarakat pada sektor air bersih, sanitasi dan hygiene (WASH) masih buruk, maka akan memudahkan timbulnya berbagai penyakit yang bersumber dan berkembang melalui air.

Penyakit bawaan air, memang ada?

Waterborne disease atau penyakit bawaan air menjadi tantangan sebagian besar masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Waterborne disease, apa sih itu? Mengutip dari situs World Vision Canada, penyakit ini ditularkan melalui air yang tercemar atau terkontaminasi oleh bakteri, virus, atau parasit, yang biasanya berasal dari kotoran manusia atau hewan. Berbagai penyakit yang menyerang manusia juga bisa terjadi karena kondisi sanitasi air yang buruk.

Sanitasi air yang buruk dapat membuat air bersih lebih mudah terkontaminasi mikroorganisme atau zat berbahaya, seperti merkuri. Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit seperti diare, disentri, tifoid, kolera, dan penyakit kulit jika kita tidak mencegahnya.

Mengutip dari artikel dalam jurnal Environmental Health Insights, penyakit yang berkaitan dengan air menyumbang 4,1 persen dari perkiraan beban penyakit global dan menyebabkan sekitar 1,8 juta kematian setiap tahunnya dengan 88 persen berkaitan dengan pasokan air bersih, sanitasi dan hygiene (WASH) yang buruk.

Baca Juga: Air Limbah Tak Terkelola, Krisis Air Bersih di Depan Mata 

Verified Writer

Alfian Nurhidayat

an anthropologist in the milky way

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya