[OPINI] Reaksi Berlebihan Indonesia Tentang #BoikotStarbucks
Jangan mudah terjun dan ikut-ikutan tren.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dikutip dari Republika (29/06/2017), PP Muhammadiyah Anwar Abbas, meminta pemerintah Indonesia untuk mencabut ijin Starbucks di Indonesia karena dinilai bertentangan dengan Pancasila dan budaya Indonesia. PP Muhammadiyah bahkan mengimbau agar warga Indonesia juga mendukung rencana tersebut. #boikotstarbucks mulai bermunculan hingga trending di Twitter yang sejujurnya membuat geleng-geleng kepala.
Agama lagi-lagi menjadi alasan.
Jika kita melihat kembali Pancasila, satu-satunya ayat Pancasila yang berkaitan dengan agama adalah "Ketuhanan Yang Maha Esa", di mana kita diberi kebebasan untuk beragama, menghormati dan tidak memaksakan agama kita ke penganut agama lain. Ayat tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan LGBT sama sekali.
Walaupun sepertinya beberapa orang mencoba untuk menggunakan ayat ini untuk secara tidak langsung menentang LGBT, tetapi beberapa agama yang diakui di Indonesia sampai sekarang masih tidak dapat memastikan kedudukan mereka tentang LGBT, apakah mereka setuju atau tidak setuju. Karena dari itu jika anda tidak setuju dengan LGBT, kenapa harus menggunakan agama anda sebagai titik tolak apa yang seharusnya dilakukan oleh penganut agama lain di Indonesia? Sangat tidak masuk akal.
Bahkan jika mereka masih mau memaksakan jalan pemikiran "minoritas harus mengikuti mayoritas", negara lain seperti Saudi Arabia, dimana hukum mereka adalah shariah law, sampai sekarang mereka masih membuka tangan mereka lebar-lebar untuk Starbucks. Jadi kenapa kita harus bereaksi berlebihan ketika mengetahui CEO Starbucks mendukung LGBT?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.