Perkokoh Perekonomian dan Identitas Negara Melalui E-Commerce
Perlunya mendorong produk lokal dalam bisnis e-commerce
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Siapa sih yang tidak mengenal hallyu? Sebutan lain dari budaya Korea. Beberapa tahun terakhir, budaya Korea termasuk KPop memang telah berkembang pesat di Indonesia, atau bahkan dunia. Budaya Korea banyak digemari bukan hanya di kalangan remaja, tetapi juga di kalangan usia dewasa. Fenomena Korean Wave memberikan antusiasme yang tinggi bagi masyarakat Indonesia khususnya terhadap artis Korea Selatan. Hal tersebut kemudian memberikan peluang bagi e-commerce di Indonesia dalam meningkatkan penjualan dengan menggaet artis Korea Selatan sebagai brand ambassador mereka. Strategi pemasaran ini bahkan telah banyak dilakukan oleh e-commerce raksasa di Indonesia, seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, maupun Blibli.
Strategi pemasaran bertajuk Korean Wave kiranya lebih dulu diterapkan oleh Shopee sejak akhir tahun 2018 lalu dengan mengundang Blackpink dalam rangka memeriahkan acara ulang tahun yang ke-3 Shopee, sekaligus merayakan Harbolnas 12.12 di beberapa negara di Asia. Kemudian di tahun 2019, Tokopedia ikut mengundang artis Korea Selatan yaitu BTS untuk merayakan festival WIB (Waktu Indonesia Belanja). Tak ingin kalah mendongkrak jumlah konsumen dan jumlah kunjungan ke platform, e-commerce Lazada pun menggunakan strategi pemasaran ini dengan menggaet aktor Lee Min Ho sebagai model iklan dalam rangka memeriahkan festival belanja 11.11. Kemudian, Blibli yang merupakan e-commerce lokal pun turut menjalankan strategi Korean Wave dengan mengundang aktor Park Seo Joon untuk memeriahkan Harbolnas 12.12 di awal Desember 2020 lalu dalam rangkaian acara Blibli Histeria.
Melihat fenomena tren e-commerce ini, Agus Soehadi selaku peneliti bisnis dan pemasaran dari Universitas Prasetiya Mulya mengatakan bahwa selebritas Korea Selatan berperan sebagai pendukung e-commerce yang dapat meningkatkan minat konsumen untuk membeli produk mereka. Tidak sia-sia memang, karena efek yang diberikan mampu mengubah tingkat pengunjung menjadi lebih besar sebagaimana yang tersaji dalam data iPrice.
Baca Juga: Krisis Pangan dan Energi Jadi Fokus Pertemuan Menlu G20
Data Pengunjung E-Commerce yang Turut Menjalankan Strategi Pemasaran Korean Wave
Pada tahun 2019 lalu, Tokopedia merajai kategori jumlah pengunjung web terbanyak. Puncak tertinggi terjadi pada kuartal II 2019 ketika web milik e-commerce tersebut dilihat sekitar 140,41 juta pengunjung per bulannya. Namun, angka tersebut merosot di kuartal selanjutnya menjadi 65,95 juta pengunjung per bulannya. Shopee perlahan menggeser peringkat Tokopedia. E-commerce tersebut mulai menyalip Tokopedia dengan rata-rata pengunjung perbulannya sebanyak 72,97 juta. Pada saat itu, perusahaan menggaet Gfriend untuk memeriahkan pesta diskon 11.11 dan berhasil membukukan penjualan hingga 70 juta produk di tujuh negara. Sejak saat itu, Shopee menguasai pasar e-commerce Indonesia hingga kuartal II 2020 dengan rata-rata kunjungan per bulannya sebanyak 93,4 juta. Selain itu, Shopee juga menempati peringkat pertama di AppStore dan Playstore.
Peringkat kedua lantas diduduki oleh Tokopedia dengan rata-rata kunjungan per bulannya sebanyak 86,1 juta. Sementara platform Bukalapak dan Lazada, masing-masing memiliki rata-rata kunjungan per bulan sebanyak 35,4 juta dan 22 juta di tahun 2020.
Baca Juga: Lewat Y20, Millennial-Gen Z Indonesia Sumbang Aspirasi buat G20
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.