TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Untuk Presiden, Ini Lho 4 Fasilitas yang Kami Perlukan Agar Berkembang

#DearFutureIndonesia Semoga diwujudin ya pak Presiden!

Pexels.com/Tim Gouw

Generasi millennial diyakini punya kreativitas tanpa batas. Walau terkesan pragmatis, tapi mampu mendobrak kebiasaan lawas yang hanya bisa memperlambat gerak. Pola pikir yang juga tak bisa ditebak. Dan berbagai hal lainnya yang tak dimiliki oleh generasi pendahulunya.

Tapi, semua itu tak berarti bila tak mendapat dukungan dari pemerintah. Karena generasi muda kita tak akan bisa berkembang dan membawa negeri ini menjadi yang terdepan jika pemerintah tak menyediakan fasilitas pendukung. Fasilitas yang berguna untuk mengembangkan diri para generasi muda.

Tentu menyediakan fasilitas untuk generasi muda sangatlah penting bagi sebuah negara. Karena dengan begitu, kualitas SDM yang di punya akan sangat maju. Dan bukan tak mungkin di masa depan Indonesia akan memegang peranan penting di dunia berkat kualitas generasi millennial yang dimiliki.

Karena itu, lewat tulisan ini, kami berharap pemerintah sudi memberikan fasilitas yang diperlukan untuk menunjang kreativitas generasi millennial. Apa saja?

1. Perbanyak co-working space

Pexels.com/Tim Gouw

Di beberapa kota besar seperti Jakarta, kehadiran co-working space mungkin sudah ada, tapi tak banyak. Padahal, saat ini co-working space cukup dibutuhkan oleh generasi millennial. Karena co-working space bisa menjadi tempat yang tepat bagi generasi millennial untuk bekerja, berkreasi, dan berbagi.

Di sana, generasi millennial tak perlu menyewa tempat mahal-mahal untuk bekerja. Suasana kerja yang tidak kaku dan bebas sangat cocok bagi generasi muda kita. Tapi, fungsi co-working space tidak akan terlalu tampak bila jumlahnya masih terbatas.

Wajar memang mengingat saat ini kebanyakan co-working space dimiliki oleh pihak swasta. Karena itu, pemerintah perlu turun tangan untuk membangun co-working space.

Baca Juga: 4 Harapan dari Pejalan Kaki untuk Pemerintah Baru

2. Buka berbagai inkubator di daerah-daerah

Unsplash.com/Franck V.

Walaupun generasi millennial dikenal kreatif, tapi tentunya kreativitas tak bisa muncul begitu saja. Generasi muda masih perlu bimbingan, saran, bahkan inspirasi untuk bisa membuka wawasan lebih luas, sebelum kemudian melahirkan inovasi. Karena itu diperlukan fasilitas bernama inkubator dan akselerator.

Di Indonesia sebetulnya sudah banyak bermunculan inkubator dan akselerator yang membantu startup untuk berkembang, bahkan bisa menembus investor. Beberapa di antaranya yang paling ternama yaitu Plug and Play Indonesia, Indigo Incubator, Binus Startup Incubator, Google Launchpad Accelerator, dan banyak lagi.

Tapi, lagi-lagi, kebanyakan inkubator dan akselerator tersebut masih disediakan oleh swasta. Andaikan pemerintah bergerak untuk membuka fasilitas inkubator dan akselerator, tentu akan lebih banyak generasi muda yang punya kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Bahkan, sudah semestinya pemerintah mendirikan inkubator dan akselerator di seluruh kota agar seluruh generasi muda di Indonesia betul-betul dapat kesempatan yang sama.

3. Akses pendanaan yang tak mementingkan aset

Pexels.com/Rawpixel

Kemunculan financial technology (Fintech) yang marak di Indonesia saat ini memang cukup membantu memberi kesempatan bagi generasi muda untuk mendapatkan pendanaan dengan mudah. Pasalnya, selama ini Perbankan masih agak ‘pelit’ untuk bisa memberi pinjaman kepada generasi millennial.

Umumnya, banyak yang tak mendapat akses pendanaan karena generasi muda kita tak memiliki aset yang bisa menjadi jaminan. Padahal, namanya baru memulai bisnis pasti tidak akan memiliki aset.

Di sinilah diperlukan peran pemerintah untuk menyediakan lembaga pendanaan yang lebih fleksibel, ringan, dan terutama tak mementingkan aset.

Baca Juga: Tuangkan Harapanmu untuk Indonesia dan Menangkan Macbook Air!

Verified Writer

Rahardian Shandy

Rutin menulis sejak 2011. Beberapa cerpennya telah dibukukan dan dimuat di media online. Ia juga sudah menulis 4 buah buku non-fiksi bertema bisnis. Sementara buku fiksi pertamanya terbit pada 2016 lalu berjudul Mariana (Indie Book Corner).

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya