Lebaran Tahun Ini Aku Tak Bagi-bagi THR Lagi, Boleh ya?

Bagi-bagi uang THR di momen Idul Fitri, sudah jadi tradisi yang mendarah daging bagi banyak keluarga muslim. Mereka yang sudah dewasa dan berpenghasilan, rutin menyiapkan sejumlah uang untuk dibagikan kepada anggota keluarga yang masih belia. Lebih afdol lagi kalau itu uang baru.
Sejak bekerja, aku juga mulai ikut serta dalam tradisi ini. Mengikuti jejak ibuku yang murah hati berbagi. Tapi tahun ini, tidak dulu. Boleh kah?
1. Memberi THR hanya bagi yang mampu, memberi pun tak harus dalam bentuk uang melulu

Tahun ini aku dan keluarga intiku memutuskan untuk tidak membagikan THR dulu. Bukan tanpa alasan, keluargaku baru saja terkena cobaan. Ibuku harus dirawat di rumah sakit dan mengeluarkan biaya tak sedikit. Karena ibu tak bisa berpuasa di Ramadan ini, kami pun harus membayar fidyah untuk menggantikan ibadah beliau.
Kewajiban pokok seperti zakat fitrah, Insya Allah terus ditunaikan. Namun, untuk tetap melaksanakan tradisi bagi-bagi uang, tahun ini terasa berat. Apalagi kerabat yang masih anak-anak jumlahnya mencapai puluhan.
Belum lagi, kondisi ekonomi negara kita sedang tidak baik-baik saja. Dengan penghasilan yang relatif tak berubah banyak, harga-harga kebutuhan justru meroket cepat. Pengeluaran pokok masa kini semakin mencekik finansial banyak masyarakat Indonesia, termasuk aku dan keluarga intiku.
2. Sempat terpikir apa kata orang, namun yang paling penting adalah amal ibadah di mata Allah SWT

Bohong kalau aku tidak merasa khawatir karena tahun ini tidak bisa membagikan uang THR buat bocil-bocil di keluarga besar. Sudah bukan rahasia umum bahwa keluarga besar adalah sumber kritik terpedas. Aku sempat was-was akan dicibir, mungkin ada yang kecewa tahun ini aku keluarga intiku tak bisa bagi-bagi.
Suudzon ada orang tua bocil yang membicarakan di belakang, 'kerja di kota tapi kikir sama saudara di desa'. Semua sempat terlintas di benakku. Meski begitu, akhirnya aku berserah kepada Allah SWT, Yang Maha Tahu. Kita tidak bisa mengontrol orang lain, tapi bisa mengontrol respons kita sendiri.
Kita juga yang paling tahu pergulatan dan kondisi diri. Kita pun punya kewajiban untuk melindungi dan merawat diri. Semua itu adalah bagian dari ibadah.
3. Tak berbagi hampers dan sibuk bikin ucapan, tetapi Lebaran tahun ini justru terasa lebih berkesan

Selain bagi-bagi THR, tahun ini aku juga memutuskan untuk stop dulu berkirim hampers. Beberapa tahun terakhir, tren bertukar bingkisan ini memang lagi marak-maraknya. Tidak melakukannya terkesan tidak cool. Namun, lagi-lagi aku harus membuat prioritas.
Aku juga tidak terlalu sibuk memikirkan ucapan lebaran, ribet mencari kata-kata menyentuh, dan enggan membuat editan foto-video yang kece demi memukau orang lain. Apa adanya saja, seperlunya saja, namun penuh ketulusan semua.
Setiap interaksi selalu kulakukan sepenuh hati, tidak berlebihan, dan tidak dibuat-buat. Satu lagi yang berubah, tekadku untuk memperbaiki ibadah. Sedikit demi sedikit. Akhirnya, entah bagaimana, Lebaran tahun ini aku merasa lebih damai, lebih memaknai Idul Fitri, lebih puas walau hidup sedang diuji.
Dan tidak merasa FOMO walau aku tidak merekam video soal 'daun-daun diam di hari kemenangan.'