Mie ayam depan rumah (IDN Times/Febriyanti Revitasari)
Sudah hari kesekian Lebaran? Rendang dan opor masih tersisa banyak sampai berulang-ulang dihangatkan? Barangkali bukan aku saja yang bosan dan cari pelarian ke bakso serta mie ayam yang paling mudah serta banyak dijual selama libur Lebaran.
Kebetulan, di depan rumahku ada penjaja mie ayam. Rasanya sih tidak terlalu istimewa, ya. Hanya saja, mie ayamnya gerobakan khas daerah Jawa Tengah ala Mie Tunggal Rasa. Tahu kan maksudnya? Nah, mie ayam ini yang sering jadi sasaranku walau sambil dimarahi ibu dengan alasan "mie terus bikin gendut".
Di Jakarta, sebenarnya masih banyak penjaja mie ayam gerobakan. Tapi, cita rasanya berbeda. Dari tekstur hingga penyajiannya, mie ayam gerobakan Jakarta yang pernah kucoba cenderung mengarah ke yamie ala Bandung atau bakmi ala masakan Tionghoa. Mie tipis dengan kuah bening terpisah berikut potongan daun bawang. Plating-nya proper karena mirip penyajian di warung atau resto dengan wadah sterofoam dan sumpit plastikan sekali pakai.
Kalau mie ayam gerobakan khas daerah Jawa Tengah dan sekitarnya, masih pakai mangkok ayam jago jika tidak dibungkus. Kalau tidak ada, biasanya mangkok putih dengan logo micin, kecap, saos, atau sejenisnya. Tipikal mangkok gratis dari bonus pembelian. Makannya pakai sumpit hitam berkayu tebal dengan ujung merah yang tidak bisa dibawa pulang.
Mie ayamnya tebal (yang kadang bisa kelembekan kalau kelamaan direbus di panci). Bumbunya condong ke manis dengan kuah hitam dari kaldu dan kecap. Ayamnya juga kecokelatan karena kecap, tapi potongannya besar tak beraturan. Sawi dan daun bawangnya kadang melimpah.
Yang tidak boleh ketinggalan adalah sambal dari cabe rawit yang rasanya hanya pedas, tidak ada gurihnya, dan tergenang air di mangkoknya. Lalu, saus sambal botol beling yang gosipnya tidak pakai cabai sama sekali. Entah mereknya Bagong, Niki Sari, atau merek lokal lainnya.
Pengalaman makan mie seperti ini, walau tidak sepenuhnya sedap terus, jelas nostalgia sekali. Kalau di Jakarta bisa menemukannya, aku ragu membeli karena takut tidak bersih atau khawatir dagingnya dioplos tikus. Hmmm, efek kebanyakan nonton acara investigasi ini.
Itulah top 5 makanan Lebaran selama mudik di Purbalingga versi Vita. Jika kamu lewat atau main ke kota kecil ini saat mudik, cobalah juga! Dijamin rasanya tidak terlupakan.