Cerita Ramadan: Paling Semangat Bukber, padahal Gak Puasa

Nunggu undangan bukber nih saya

Jakarta, IDN Times - Seluruh umat muslim kini sedang menjalankan ibadah puasa, tak terkecuali Indonesia, negara dengan jumlah populasi muslim terbanyak di dunia.

Tapi jangan salah, saya sebagai minoritas yang beragama Kristen juga senang kalau bulan Ramadan datang. Soalnya bisa ikutan berburu takjil bersama teman-teman.

Bulan Ramadan yang sangat terasa untuk saya malah ketika saya mulai bekerja di Jakarta pada 2015. Mulai pukul 16.00 WIB, saya sudah sibuk mengajak teman-teman kantor yang beragama Islam untuk membeli takjil.

Agaknya tertukar dengan antusiasme para teman-teman yang berpuasa, sedangkan saya tidak berpuasa.

Bulan puasa berarti saya juga harus ‘puasa’. Sebagai umat Kristiani, saya cukup tahu diri untuk tidak minum atau makan di depan teman-teman saya yang sedang berpuasa. Walaupun kadang mereka biasa saja.

Terkadang saya sempat ucapkan ‘maaf ya’ ketika memang sedang haus-hausnya dan harus minum. Tak jarang saya kadang ngumpet untuk minum atau makan cemilan ketika sedang di lapangan.

Tapi makin ke sini, makin banyak teman-teman saya yang biasa saja ketika saya harus minum di depan mereka. Bahkan mereka malah memarahi saya, “Kenapa sih? Biasa aja kali, minum ya minum aja!”

Sebagai minoritas, hal yang paling menyenangkan bagi saya saat bulan Ramadan adalah menerima undangan buka bersama dari narasumber. Karena saya meliput isu-isu internasional, maka undangan yang saya terima antara lain dari Kementerian Luar Negeri RI maupun dari kedutaan besar negara-negara sahabat yang ada di Jakarta.

Kadang, dalam satu pekan bisa penuh dengan undangan buka bersama. Momen ini saya manfaatkan untuk menggali lebih dalam bagaimana suasana Ramadan di negara terkait, terutama negara-negara yang penduduknya bukan muslim.

Pengalaman lain saya rasakan ketika menerima undangan buka bersama dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, beberapa tahun yang lalu. Ketika selesai acara, mereka memberikan satu kardus besar berisi kurma. Sempat bingung, gimana bawanya ya? Tapi akhirnya saya bisa-bisa saja bawa satu kardus isi kurma ke kos, dari Menteng ke Kedoya. Memang gak mau rugi.

Wah, bagi saya yang suka kurma sih ini rejeki nomplok namanya. Tapi akhirnya saya bagi-bagi juga si kurma Arab Saudi ini dengan beberapa teman di kos.

Sebagai jurnalis yang hampir 10 tahun selalu mendapat undangan buka bersama ketika Ramadan dari negara-negara asing, tahun ini saya juga sudah menantikan undangan-undangan serupa, walaupun tidak berpuasa.

Baca Juga: Cerita Ramadan: Jadi, Udah Azan Subuh Apa Belum, sih?

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya