Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi globe (pexels.com/Porapak Apichodilok)
ilustrasi globe (pexels.com/Porapak Apichodilok)

Intinya sih...

  • Lokasi adalah konsep utama dalam kacamata geografi, terbagi menjadi lokasi absolut dan relatif.

  • Jarak memiliki jarak mutlak dan relatif, digambarkan dalam satuan seperti biaya atau waktu tempuh.

  • Keterjangkauan mengacu pada bisa atau tidak dan mudah atau susah jangkauan lokasi satu dengan yang lain, dipengaruhi oleh medan jalan dan infrastruktur transportasi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Geografi merupakan mata pelajaran yang berfokus pada sistem yang terjadi bumi beserta isinya. Ilmu ini mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan air, iklim, flora dan fauna beserta fenomena yang kerap terjadi. Harapannya, ilmu geografi bisa memberikan pemahaman bagaimana manusia dan lingkungan saling bergantung satu dengan yang lain.

Untuk mempermudah pemahaman muncul konsep geografi. Tujuan utama konsep ini adalah sebagai kacamata dalam melihat hubungan manusia dan lingkungan. Konsep geografi ini dibagi menjadi 10 hal, berikut ini adalah konsep-konsep geografi yang perlu dipahami.

1. Lokasi

ilustrasi Jakarta (pexels.com/Noel Snpr)

Lokasi atau letak adalah konsep utama dalam kacamata geografi. Lokasi menjadi hal yang penting untuk menjelaskan suatu tempat dalam peta. Agar mudah menemukan lokasi, ada lokasi absolut dan relatif.

Lokasi absolut, lokasi yang sifatnya tetap dengan patokan garis lintang dan bujur yang merupakan garis astronomis. Sedangkan lokasi relatif adalah lokasi yang dinamis. Sebagai contoh lokasi absolut DKI Jakarta 60 8’ LS dan 106  0 48’ BT. Sedangkan untuk lokasi relatifnya, Jakarta merupakan daerah yang terletak di selatan laut Jawa.

2. Jarak

ilustrasi pesawat (pexels.com/Brett Sayles)

Tak hanya lokasi saja. Jarak juga ada jarak mutlak dan relatif. Definisi jarak sendiri adalah lokasi antara satu objek dengan yang lain. Jarak digunakan untuk menunjukkan ruang yang menghubungan antara dua objek.

Jarak mutlak merupakan jarak sebenarnya yang diukur dalam satuan tertentu, umumnya kilometer atau km. Sedangkan jarak relatif itu, digambarkan dalam satuan lain seperti biaya atau waktu tempuh.

Sebagai contoh, jarak mutlak Jakarta ke Bandung sekitar 150 km. Sedangkan jarak relatif dalam waktu tempuh antara Jakarta ke Bandung sekitar tiga jam, dengan mobil kalau tidak macet.

3. Keterjangkauan

ilustrasi stasiun kereta api (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kalau jarak mengacu pada seberapa jauh, keterjangkauan mengacu pada bisa atau tidak dan mudah atau susah jangkauan lokasi satu dengan yang lain. Pertimbangan keterjangkauan ada beberapa hal. Mulai dari medan jalan yang dilewati antara dua lokasi seperti kondisi geografis. Serta infrastruktur transportasi, waktu hingga biaya untuk menjangkau lokasi yang dituju.

Sebagai contoh, keterjangkauan Jakarta ke Kepulauan Seribu berbeda dengan ke Bandung. Untuk keterjangkauan Jakarta ke Kepulauan Seribu bisa menggunakan kapal. Sedangkan keterjangkauan Jakarta ke Bandung dengan mobil atau kereta.

4. Pola

ilustrasi sungai (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Seperti telah disebutkan sebelumnya, geografi adalah ilmu untuk mengetahui interaksi manusia dan lingkungan. Salah satu konsepnya adalah pola yang dapat digunakan untuk mempermudah analisa interaksi tersebut. Pola ini bisa berupa pola aliran sungai, pola pemukiman penduduk, pola jalan dan lain sebagainya.

Contoh sederhana adalah dengan mengetahui pola sungai, manusia bisa tahu daerah yang rawan banjir. Kalau masih dihubungkan dengan Jakarta contohnya pola pemukiman. Pola pemukiman di kawasan Bintaro berjejer rapi sehingga lebih mudah merencanakan tata kotanya.

5. Morfologi

ilustrasi Gunung Merbabu (unsplash.com/Yub 12)

Konsep morfologi berhubungan dengan bentuk permukaan bumi. Hal ini berkaitan dengan endogen dan eksogen atau proses geologi dari dalam dan luar bumi. Dengan mengetahui morfologi bumi, manusia bisa memahami terkait penggunaan lahan, ketersediaan air dan lain sebagainya.

Misalnya saja Jakarta yang berada di morfologi dataran rendah memiliki kecenderungan rawan banjir. Bandung dengan kawasan pegunungan, bisa dimanfaatkan untuk membuat perkebunan teh.

6. Aglomerasi

ilustrasi pasar (pexels.com/Rizky Rianto)

Aglomerasi berhubungan dengan aktivitas manusia yang dilakukan dalam suatu kelompok. Tujuan utama aglomerasi adalah terciptanya interaksi sehingga muncul kolaborasi antar satu manusia dengan manusia lain. Aglomerasi ini bisa terbentuk secara alami atau buatan.

Contoh sederhana aglomerasi adalah pasar, tempat berkumpul penjual dan pembeli yang menghasilkan kegiatan saling menguntungkan. Sedangkan di Jakarta sendiri, sudah tercipta aglomerasi perkantoran di kawasan Sudirman—Thamrin.

7. Interaksi dan interdependensi

ilustrasi nelayan (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Interaksi dan interdependensi memiliki makna saling timbal balik dan ketergantungan. Konsep ini menunjukkan bahwa setiap manusia atau daerah tidak bisa berdiri sendiri. Dari dua konsep ini, dapat diketahui peran satu daerah dalam nilai ekonomi negara.

Contohnya adalah daerah pertanian seperti Karawang membutuhkan Muara Angke untuk pasokan ikan. Begitu juga sebaliknya, Muara Angke yang merupakan daerah nelayan membutuhkan Karawang untuk pasokan beras. Kedua daerah ini saling timbal balik dan bergantung satu dengan yang lain terkait pasokan makanan.

8. Nilai kegunaan

ilustrasi taman (pexels.com/Summer Stock)

Nilai kegunaan merupakan nilai yang didapatkan dalam interaksi antara manusia dan lingkungan. Fungsi atau nilai guna setiap daerah bisa berbeda-beda. Misalnya fungsi fisis sebagai tempat resapan air atau fungsi sosial untuk rekreasi dan wisata.

Nilai kegunaan ruang terbuka hijau (RTH) misalnya. Bagi manusia, RTH digunakan untuk resapan air agar tidak banjir. Sedangkan nilai guna bagi fauna dan flora sebagai tempat untuk tumbuh dan berkembangbiak. Untuk nilai estetika, RTH merupakan tempat indah dalam perkotaan. Dalam satu tempat bisa memiliki nilai guna yang berbeda-beda.

9. Diferensiasi Area

ilustrasi ritual di Bali (pixabay.com/Diz_Daily)

Secara sederhana, diferensiasi area merupakan keunikan suatu daerah yang dimiliki oleh masing-masing daerah itu sendiri. Mulai dari flora, fauna hingga sumber daya alam di daerah tersebut.

Dengan mengetahui diferensiasi area, pemerintah dan masyarakat daerah bisa lebih mengetahui nilai guna daerah tersebut. Tak sekedar tahu, diferensiasi area juga bisa dikonversikan menjadi nilai ekonomi. Semakin tahu diferensiasi daerahnya maka semakin tinggi nilai ekonomi yang didapatkan.

Misalnya Bali yang memiliki diferensiasi yang unik. Perpaduan budaya dan alam yang indah menjadi kekuatan bagi Bali. Dengan pengelolaan pemerintah yang baik, Bali memiliki nilai ekonomi tinggi berupa pariwisata tingkat internasional.

10. Keterkaitan ruang

Candi Borobudur (unsplash.com/Maneesh Shahani)

Keterkaitan ruang  berhubungan dengan hubungan antara wilayah satu dengan yang lain. Contoh paling mudah adalah sungai. Walaupun penggundulan terjadi di hulu dan mengakibatkan tanah longsor, bagian hilir yang terlewati sungai mengalami dampaknya berupa banjir.

Selain sungai, Candi Borobudur bisa jadi contoh positif keterkaitan ruang. Candi Borobudur berada di Magelang, Jawa tengah. Efek positif wisatawan tak hanya dirasakan di Magelang saja, tapi sampai D.I Yogyakarta.

Itu adalah 10 konsep geografi yang menghubungkan antara manusia dan lingkungan. Konsep ini bisa dirasakan langsung karena sejatinya manusia dan daerah tidak bisa berdiri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team