Peperangan selalu dipenuhi kisah para pria yang perkasa. Faktanya, di dalamnya pun terlibat perempuan-perempuan hebat yang sebenarnya tak kalah jago dengan mereka.
Namun sejarah hanya mencatat sedikit perjuangan mereka. Setidaknya inilah beberapa pejuang perempuan yang berhasil tercatat dalam sejarah.
Dinamakan dari dewa pemburu Artemis, Artemisia berhasil memperdaya prajurit Yunani di Perang Salamis
Joan adalah salah satu pahlawan perempuan bernasib naas. Walau banyak membantu pasukan militer Prancis pada abad ke-15, dia berakhir mati dengan cara dibakar hidup-hidup. Baru setelah 460 tahun lamanya, Joan dinobatkan sebagai salah satu santa.
Disebut juga Joan of Arc-nya Vietnam, Triệu Thị Trinh berhasil melawan prajurit Tiongkok semasa invasi ke negaranya.
Salah satu dari onna-bugeisha atau samurai perempuan terkenal, Nakano memimpin prajurit perempuan di Peperangan Aizu pada 1868. Dia tertembak di dada dan agar tubuhnya tidak menjadi piala lawan, Nakano meminta ke saudaranya untuk memotong-motong tubuhnya serta menyembunyikan bagian-bagian itu.
Juga onna-bugeisha ternama. Tomoe dideskripsikan sebagai pemanah dan pemain pedang yang hebat. Namanya tercatat dalam Perang Genpei hingga Peperangan Awazu.
Ratu bangsa Celtic ini mendapat perlakuan keji dari Roma. Namun setelah itu, dia berhasil mengumpulkan berbagai suku untuk berjuang bersama melawan dan memukul mundur pasukan Roma.
Dia dikenal sebagai bajak laut perempuan dari Irlandia. Satu cerita terkenal darinya adalah saat dia melahirkan anaknya di atas kapal, dia masih sempat memarahi krunya. Perseteruan paling hebatnya adalah ketika melawan Ratu Elizabeth 1.
Lozen adalah pejuang Apache, penduduk asli Amerika yang mencoba melawan penindasan orang-orang pendatang pada abad 19. Lozen ikut berperang bersama Geronimo dan legenda mengatakan dia bisa merasakan lokasi musuh serta jumlahnya.
Zenobia merupakan pemimpin Syria yang hidup pada abad ketiga. Dia memimpin pasukannya dalam memerangi Roma hingga berhasil meluaskan kekuasaannya sampai ke Mesir dan Anatolia. Zenobia tertangkap pada 274, tetapi tidak ada yang tahu nasib pastinya.
Tidak lengkap jika tidak menyebut pejuang perempuan asal Indonesia ini. Sebagai istri dari Teuku Umar, Cut Nyak Dhien mengikuti jejak suaminya dalam memerangi penjajahan Belanda. Walaupun Teuku Umar sudah gugur, Cut Nyak Dhien dengan gagah berani tetap melanjutkan perlawanannya tersebut.
Kata siapa perempuan lebih lemah daripada pria? Para pejuang ini telah membuktikan sebaliknya. Mungkin jika kamu berhadapan langsung dengan mereka pula, pasti tak berkutik pula.