10 Spesies Hewan Keluarga Kucing yang Jarang Diketahui, Tahu Kodkod?

Banyak orang tahu jaguar, tapi bagaimana dengan jaguarundi? Jaguarundi (Herpailurus yagouaroundi) adalah kucing liar yang hidup di Amerika Selatan dan Tengah. Mereka berukuran dua kali lebih besar daripada kucing rumah dan memiliki tubuh yang ramping.

Laman Mongabay menyebut bahwa jaguarundi sangat unik karena memiliki kaki yang relatif pendek, kepala kecil, dan ekor panjang sehingga miring musang. Tak heran jika jaguarundi disebut juga kucing musang. Mereka umumnya dianggap terancam punah, tapi tidak diketahui apakah populasinya stabil atau berkurang.

Kucing liar yang satu ini juga hidup di Amerika Selatan, tapi mereka memiliki persebaran paling sempit dibanding spesies kucing lain di wilayah tersebut. Kodkod (Leopardus guigna) adalah kucing liar terkecil di Amerika, bahkan salah satu spesies terkecil di dunia.

Ukuran kucing ini hanya mencapai 75 cm hingga ke ekor dan berat maksimal 3 kg. Kodkod adalah pemanjat yang hebat dan mereka biasa menghindari bahaya dengan cara memanjat pohon. Namun, mereka berburu di tanah dan hewan yang biasa jadi buruannya adalah kelinci, hewan pengerat, kadal, bahkan burung.

Oncilla (Leopardus tigrinus) adalah kucing liar yang juga tergabung dalam genus Leopardus alias masih berkerabat dekat dengan kodkod. Ukuran mereka pun kecil, tak jauh berbeda dengan kodkod. Oncilla tersebar di Amerika Tengah hingga Brasil.

Oncilla adalah hewan nokturnal alias aktif pada malam hari, tapi kadang mereka juga berburu pada siang hari. Mereka adalah pemanjat yang baik dan jago berenang. Oncilla berburu mamalia kecil, tapi mereka juga mampu memangsa hewan yang berukuran lebih besar dari dirinya.

Ocelot (Leopardus pardalis) juga masih tergabung dalam genus Leopardus. Mereka memiliki persebaran yang hampir sama dengan oncilla. Laman San Diego Zoo menyebut bahwa ocelot punya perilaku yang unik, yaitu suka mencabuti bulu mangsanya sebelum memakannya. Seperti oncilla, ocelot adalah pemanjat serta perenang yang baik.

Berikutnya ada margay (Leopardus wiedii) yang juga hidup di Amerika. Mereka sangat mirip dengan ocelot, tapi punya perbedaan dalam tingkah laku. Margay adalah hewan arboreal alias menghabiskan hampir seluruh hidupnya di atas pohon. Mereka bahkan bisa memutar kaki belakangnya 180 derajat saat memanjat, seperti tupai.

Karena hidup di pohon, mangsa margay sebagian besar adalah hewan arboreal pula. National Geographic menyebut bahwa margay punya cara unik dalam berburu. Mereka bisa meniru suara bayi monyet untuk memancing induknya datang, lalu menangkapnya. Selain monyet, margay juga memangsa tupai, tikus pohon, kungkang, dan burung.

Kucing pampa (Leopardus colocola) juga termasuk genus Leopardus, tapi penampilan mereka jauh berbeda dibanding anggota genus Leopardus lainnya. Kucing pampa bertubuh lebih gempal dan berbulu lebat. Mereka juga tidak hidup di hutan, tapi di area terbuka seperti padang rumput, sabana, bahkan pegunungan.

Sebagian besar mangsa kucing pampa adalah hewan pengerat, seperti tikus tanah, guinea pig, dan viscacha. Namun laman Wild Cat Conservation menyebut bahwa mereka pernah membunuh kambing dewasa. Mereka memiliki reputasi yang agresif dan sangat sulit untuk dijinakkan.

Beralih ke Asia, ada kucing batu (Pardofelis marmorata) yang tersebar dari wilayah Himalaya hingga ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, mereka bisa ditemukan di Sumatra dan Kalimantan. Ukuran kucing batu mencapai lebih dari 1 meter, sementara beratnya hingga 5 kg.

Tidak banyak yang diketahui soal kucing ini karena mereka sangat pemalu dan misterius. Populasi mereka juga tak bisa dipastikan, tapi diperkirakan terus menurun karena kehilangan habitat. Selain itu, mereka juga kerap diburu untuk diambil bulunya yang cantik.

Ada pula kucing pemancing (Prionailurus viverrinus) yang jarang diketahui tapi sangat unik. Sesuai namanya, kucing ini adalah pemakan ikan. Mereka jago berenang dan bahkan bisa berenang jarak jauh. Kucing ini memiliki bentuk adaptasi berupa kaki yang berselaput dan bulu yang tidak mudah menyerap air.

Selain ikan, kucing pemancing juga kerap memangsa hewan pengerat, serangga, dan burung. Kucing ini terdistribusi di Asia Selatan. Mereka juga ada di Asia Tenggara, termasuk Vietnam dan Indonesia, tapi kini dipercaya sudah punah di kedua negara tersebut.

Kucing kepala datar (Prionailurus planiceps) masih berkerabat dekat dengan kucing pemancing. Mereka juga memiliki cara hidup yang mirip, yakni jago berenang dan suka memangsa ikan. Namun, mereka memiliki penampilan yang lebih unik, yaitu telinganya yang terpisah jauh dan matanya yang berdekatan sehingga kepalanya terlihat datar.

Kucing kepala datar ada di Indonesia, tepatnya di Pulau Sumatra dan Kalimantan. Namun, mereka jarang terlihat. Tak hanya karena pemalu, tapi juga dipercaya mereka cukup langka. Selain deforestasi, kucing ini juga terdampak negatif oleh polusi air karena mereka mencari makan di air.

Sementara, kucing merah (Catopuma badia) merupakan kucing endemik Pulau Kalimantan. Mereka berukuran sekitar 1 meter dan berat hingga 4 kg. Namun, menurut Wild Cat Conservation, kucing ini sangat misterius dan sangat sedikit informasi yang diketahui soal mereka.

Kucing ini baru bisa diamati ilmuwan untuk pertama kalinya pada 1992. Mereka sangat pemalu dan dipercaya sangat langka karena habitat yang semakin sedikit serta perburuan. Kulit mereka jadi daya tarik karena mereka memiliki bulu berwarna merah yang unik dibanding spesies kucing lain.

Itulah sepuluh spesies hewan keluarga kucing yang jarang diketahui orang. Cat lovers pasti senang bisa mengetahui beberapa informasi tentang mereka. Semoga semakin banyak orang mengetahui keberadaan mereka sehingga bisa turut tergerak untuk melestarikannya.