ilustrasi model pengeboran Mohole oleh Brown and Root (commons.wikimedia.org/Collection of Scripps Institution of Oceanography Photographs Date/Mohole Project)
Mengutip penjelasan Vox, Project Mohole adalah proyek Amerika yang dimulai pada 1960-an untuk mencapai Diskontinuitas Mohorovičić (batas antara kerak Bumi dan mantel Bumi). Dari 1961 hingga 1966, pemerintah Amerika menggali lubang di Samudra Pasifik. Lokasi tepatnya di lepas pantai Pulau Guadalupe, Meksiko, yang dikenal sebagai Tahap I.
Meski seharusnya ada Tahap II dan III, pada 1966 proyek tersebut harus ditinggalkan. Namun, selama Tahap I, Project Mohole sudah menggali lubang yang mencapai lebih dari 182 meter di bawah dasar laut. Meski begitu, penggalian ini sangat jauh dari Diskontinuitas Mohorovičić, yang dianggap berada sekitar 12 kilometer di bawah kerak samudra. Sebelum proyek tersebut ditutup, Project Mohole menghasilkan sejumlah penemuan menarik, di antaranya usia sebagian kerak Bumi dan sampel yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Walaupun gagal, Project Mohole menyediakan alat untuk penelitian dan eksplorasi kelautan lebih lanjut. Tanpa Project Mohole, bidang-bidang seperti paleoceanografi mungkin tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Itulah sebabnya, banyak ilmuwan menganggap bahwa Project Mohole sangat berharga meskipun proyek tersebut berhenti sebelum waktunya.
Tidak peduli apakah lubang terdalam yang ada di dunia itu terbentuk secara alami atau buatan, beberapa penjelajah dan peneliti pasti tertarik untuk mengetahui apa yang ada di dasarnya. Dahulu, sangat sulit mengeksplorasi lubang terdalam karena terkendala teknologi. Namun, seiring kemajuan teknologi, ada semakin banyak dan semakin dalam lubang yang dibuat. Meskipun manusia belum mencapai Diskontinuitas Mohorovičić, bukan berarti manusia tidak bisa melakukannya. Mungkin hanya tunggu waktu?