12 Fakta Ghost Army, Tentara dengan Trik Ilusi untuk Menipu Musuh

The National WWII Museum menyebut mereka sebagai "Seniman Penipu Perang Dunia II". Mereka lebih dikenal sebagai Pasukan Khusus Markas Besar ke-23. Ghost Army hanya terdiri dari 82 perwira dan 1.023 orang. Mereka menggunakan taktik penipuan atau ilusi di lapangan dan berhasil meniru skala besar dari dua divisi penuh.

Selama perang, mereka menjalankan 22 misi -- seringkali di garis depan -- untuk mengelabui atau mengalihkan perhatian kekuatan poros agar mereka mengira bahwa ada lebih banyak pasukan di area tertentu daripada yang sebenarnya.

Menurut Smithsonian, tipu daya dan ilusi ini tidak pernah terbongkar. Bahkan tentara Sekutu lainnya tidak tahu bahwa mereka ada padahal kelompok ini berhasil menyelamatkan sekitar 15.000 hingga 30.000 nyawa.

Siapa saja anggotanya? Ghost Army banyak diambil dari sekolah seni di Philadelphia dan New York. Mereka terdiri dari teknisi suara dan teater, ilustrator dan seniman, serta datang dengan gaya kreatif masing-masing yang akan menyelamatkan hidup orang lain. 

Menurut Smithsonian, Ghost Army sebenarnya terdiri dari empat unit yang masing-masing menyediakan komponen berbeda untuk mengelabui musuh skala besar. Pertama, ada komponen visual yang dipasok oleh 603rd Engineer Camouflage Battalion Special.

Mereka bertugas untuk membuat, menggembungkan, dan menggerakkan tank, truk, dan Jeep yang semuanya terbuat dari karet, alias bohongan. Pasukan ini juga menggerakkan artileri karet yang bisa di tiup. Semua itu sulit dibedakan dari aslinya.

Kemudian ada Signal Company Special yang bertugas membuat suara tiruan dari siaran radio. Merekalah yang merekam dan memutar suara, seperti desingan mesin dan keriuhan 30.000 tentara. 

Ada pula 406th Engineer Combat Company Special. Mereka membantu mengatur dan membereskan, melakukan pembongkaran, serta menjaga keamanan untuk kru lainnya. Ada 168 pria di bagian Ghost Army tersebut.

Ghost Army Perang Dunia II mungkin tampak seperti fiksi. Menurut Cabinet Magazine, asal-usul Ghost Army terkesan tak nyata. Eksistensinya bermula dari Douglas Fairbanks, Jr., aktor Hollywood era itu. Penggemar bioskop klasik pasti mengenalinya, karena ia muncul di film Zorro, Robin Hood, dan The Iron Mask. 

Nah, sangat wajar jika Fairbanks Jr. adalah orang yang pertama kali mengemukakan gagasan untuk menggunakan tipuan ilusi melalui kesenian di medan perang. Akan tetapi, itu juga bukan ide orisinal, dia terinspirasi dari seorang teman lama bernama Lord Louis Mountbatten. Laki-laki itu membocorkan rahasia kepadanya tentang unit rahasia Inggris yang bereksperimen dengan menyiarkan suara pasukan di balik asap, akan tetapi gagasan itu macet.

Banyak orang di militer tidak begitu tertarik pada gagasan itu karena dianggap kurang terhormat. Namun aktor terkenal itu mendapat dukungan dari Hilton Howell Railey, orang di balik Amelia Earhart, ekspedisi Antartika, dan upaya untuk memulihkan Lusitania dan akhirnya mereka membuktikan betapa efektifnya tipuan ilusi itu. 

Ghost Army mampu membodohi beberapa orang tertinggi dari militer Poros. Smithsonian mengatakan bahwa mereka mendapat pelatihan di Fort Meade dan salah satunya mempelajari seni dasar kamuflase. Kemudian 603rd Engineer Camouflage Battalion Special ditugaskan untuk melindungi pabrik pesawat dari serangan musuh.

Hal itu menjadi trik sulap skala besar yang dilakukan dalam pertempuran. Menurut Ghost Army, militer Amerika takut jika pasukan Jerman akan menyerang daratan Amerika Serikat. Sebab di sana ada instalasi dan pabrik militer menjadi sasaran yang paling mungkin. 

Oleh sebab itu, 603rd Engineer Camouflage Battalion Special dikirim ke Middle River, Md. dan ditugaskan untuk membuat tipuan dengan menyembunyikan pabrik pesawat Glenn L. Martin. Kedengarannya mustahil, ya? Faktanya, hal ini benar-benar terjadi. Secara strategis, mereka menutupi bagian-bagian kompleks pabrik dengan jaring kamuflase dan mengecatnya, sehingga pabrik akan terlihat seperti pedesaan dari udara.

Suara adalah bagian yang sangat penting dari trik ilusi Ghost Army, dan ini bukanlah suatu yang mudah. Hal ini dimulai dengan Bell Labs, yang memungkinkan para teknisi untuk mengarahkan siaran mereka secara tepat ke tempat yang mereka inginkan.

Kemudian, suara yang sebenarnya direkam di Fort Knox, yang memiliki berbagai macam efek. Tidak hanya itu, mereka harus merekam tank di permukaan tanah, menanjak, dan menuruni bukit agar terdengar senyata mungkin. 

Menurut laman Task & Purpose, mereka merekam semua yang mereka bisa bayangkan, bahkan sampai tentara yang sedang berbicara. Ketika unit militer yang asli keluar dari medan tempur, Ghost Army akan mengambil alih posisi mereka untuk mengelabui musuh bahwa unit yang sebenarnya masih ada, di sinilah transisi harus berjalan sempurna. 

Ide tentang tank tiup itu 100 persen nyata. Menurut Ghost Army, markas ke-23 memiliki ratusan tank tiup untuk memberikan ilusi bahwa suatu daerah ditempati oleh pasukan tempur.

Tipuan itu dibuat di atas kerangka tabung tiup ringan, kemudian kulit tank direntangkan di atas kerangka.Panjangnya sekitar 5,4 meter, lebarnya lebih dari 2,4 meter, dan tingginya hampir 3 meter (yang dirangkai menjadi bagian terpisah). Hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk mengembangkan tank dari dalam tas kanvas - prosesnya dilakukan di bawah penutup yang dibuat dengan jaring kamuflase.

Anggota Ghost Army lainnya berpartisipasi dalam tipuan lain yang berkembang seiring dengan berlalunya perang. Prajurit bagian dari 406th Combat Engineers Company  menyamar sebagai tentara dan pergi ke kota untuk menyebarkan informasi salah dengan penduduk setempat. Ini adalah tipu muslihat untuk mengelabui musuh. 

Keberhasilan pertama Ghost Army adalah Operasi Bettembourg. Menurut Ghost Army Legacy Project, pada tanggal 14 September 1944, mereka dipanggil untuk berkoordinasi di sepanjang Sungai Moselle dan bergabung dengan Tentara Ketiga Jenderal George Patton, serta memperkuat garis depan Sekutu sepanjang 25 mil.

Ghost Army ditugaskan dengan dua tujuan. Pertama, 500 orang yang ditempatkan di sana akan memberikan kesan bahwa sebenarnya ada dua unit dari 8.000 yang memegang sektor tersebut. Kedua, mereka akan menarik sebanyak mungkin unit Jerman dari Metz. 

Antara jam 10 malam dan tengah malam pada tanggal 15 September, kru teknik suara memutar rekaman. Tank tiup juga dinaikkan di saat yang sama. Pada malam berikutnya, siaran radio palsu diputar oleh operator Ghost Army dan unit terdekat. Sementara itu, tanda lapis baja ke-6 dicat pada tank.

Patroli Jerman bergerak hanya beberapa mil dari Ghost Army, dan baru pada tanggal 22 September Infanteri ke-83 tiba untuk mengambil posisi mereka. Mereka memutar suara tank dan aksi ini tidak pernah diketahui. 

Pada bulan Agustus 1944, Ghost Army menuju ke Brest, kota pelabuhan yang dikuasai Jerman dan berada di bawah pengepungan Sekutu. Secara strategis, lokasi itu sangat penting. Pelabuhan itu digunakan untuk membawa pasokan bagi pasukan yang masuk melalui Normandia.

Ada tiga divisi Amerika yang ditempatkan di sana ditambah dengan Ghost Army. Laman Ghost Army Legacy Project mengatakan bahwa mereka masuk ke zona pertempuran untuk meniru dua batalion tank Divisi Lapis Baja ke-6 dengan inflatables, yang benar-benar mundur dari daerah itu dan dipindahkan ke tempat lain.

Ghost Army dibagi menjadi tiga "satuan tugas". X terdiri dari 200 orang yang bertugas mengelabui para komandan Jerman. Satgas Z - hanya terdiri dari 160 orang - juga meniru seluruh batalion tank, pindah ke posisi dekat Milizac. Dan Satgas Y memiliki pekerjaan yang paling menakutkan dari semuanya - malakukan tembakan artileri. Mereka menggunakan tabung flask yang digerakkan dengan suara api dan itu berhasil.

Selain Ghost Army, Douglas Fairbanks, Jr. memiliki unit lain yang sedang dikembangkan. Mereka adalah para Beach Jumpers (pelompat pantai), hanya saja tipuan ilusi ini mereka lalukan di laut. Menurut HistoryNet, Beach Jumpers ditugaskan dalam unit-unit kecil dalam kapal Air-Sea Rescue (ASR).

Di atas kapal tersebut ada peralatan yang memungkinkan mereka untuk memutar suara yang ditiru dari armada invasi. Lengkap pula dengan lilin Romawi (untuk mensimulasikan tembakan senjata) dan generator asap.

BJU-1 dikerahkan selama Operasi Husky, yakni ketika Sekutu mencoba untuk menyerang dan merebut Sisilia. Cuaca buruk menunda misi pertama mereka, tetapi pada perjalanan kedua, mereka berhasil meyakinkan pasukan Jerman untuk terlibat dengan armada penyerang yang tidak ada di sana. Keberhasilan mereka terus diperhitungkan dalam invasi di sepanjang pantai Italia. 

Hanya sedikit orang yang tahu tentang keberadaan Ghost Army, yang memang secara resmi dirahasiakan hingga tahun 1996. Namun beberapa cerita bocor. Dimulai dengan kisah Sebastian Messina. Dia adalah anggota dari Signal Company Special yang sempat diwawancarai oleh sebuah surat kabar lokal saat dia cuti pada musim panas 1945.

Sementara itu, ada Fred Fox yang menjadi pekerja lepas untuk The New York Times, dia menulis laporan langsung tentang Pertempuran Bulge, di mana dia menjadi salah satu unit Ghost Army. Artikel lain muncul di majalah Smithsonian pada tahun 1985, tetapi perlu waktu lama sebelum anggota Ghost Army bisa membuat kisah mereka dikenal luas. 

Saat perang berakhir, ada sejumlah anggota Ghost Army yang melanjutkan kariernya di dunia seni dan mode. Banyak yang membuat beberapa karya seni luar biasa yang menggambarkan pemandangan mereka saat berada di garis depan di Eropa.

Salah satunya Ellsworth Kelly, The Art Story menyebutnya sebagai salah satu seniman paling berpengaruh di era pascaperang. Ada juga Bill Blass yang menjadi perancang busana dan pakaiannya dikenakan oleh kelas atas pascaperang, seperti yang dilansir dari CFDA. Lalu karya Arthur Singer, salah satu pelukis burung paling produktif dan populer di Amerika.

Kemudian ada Gilbert Seltzer. NPR mengatakan bahwa dia mendaftar ketika dia berusia 26 tahun, ia pun diangkat sebagai kepala peleton di Ghost Army. Pada 2019, veteran berusia 104 tahun itu mengungkapkan dalam sebuah wawancara saat ia bertugas menjadi Ghost Army.

Orang Amerika dan unit rahasianya bukan satu-satunya yang menggunakan beberapa metode tipuan untuk mencoba menyelamatkan nyawa prajuritnya. Sebenarnya, Inggris menggunakan trik ini pada operasi D-Day. 

Pada 5-6 Juni 1944, beberapa ratus boneka yang mengenakan seragam penerjun payung dijatuhkan bersama segelintir tentara yang nyata dari Layanan Udara Khusus Inggris. Boneka-boneka yang dinamai Rupert itu dirancang akan hancur sendiri saat mendarat, untuk memastikan penipuan itu tidak ketahuan sampai invasi yang sebenarnya sedang berlangsung. 

Selain dalam pembuatan film, teknik atau tipuan ilusi ini ternyata juga dimanfaatkan dalam pertempuran. Ide yang cukup brilian, ya!