12 Kebakaran Hutan Terburuk dalam Sejarah

Kebakaran Peshtigo merupakan salah satu yang terburuk dalam sejarah Amerika. The Washington Post menulis kalau kebakaran Peshtigo menghancurkan satu-satunya jalur di daerah itu, dan para pemadam kebakaran gak memiliki akses untuk mencapai tempat kebakaran tersebut.

Kebakaran melanda timur laut Wisconsin pada 8 Oktober 1871, dan National Weather Service mengatakan kalau kebakaran itu terjadi karena para pekerja kereta api yang sedang membuat lintasan kereta api. Yang akhirnya membakar 1,2 juta hektar, menghancurkan 16 kota, dan mengakibatkan korban jiwa. Jumlah korban tewas antara 1.200 dan 2.500 orang.

Seorang pastor paroki Peshtigo, Pdt. Peter Pernin, menceritakan betapa mengerikannya kebakaran itu. Pernin mencoba menyelamatkan diri bersama sekelompok orang dan berlindung di sungai terdekat sambil menyaksikan kobaran api yang merembet dari satu tepi sungai ke yang lainnya, melalap semua yang ada.

Mereka yang selamat menemukan tumpukan mayat yang berkerumun di kobaran api. Parahnya lagi, mereka justru menemukan seorang pria yang menggorok lehernya sendiri dan anak-anaknya di samping tubuh istrinya yang terbakar. Pria itu memilih untuk bunuh diri dan membunuh anak-anaknya daripada tewas terbakar.

Minnesota yang terkenal sebagai Land of 10,000 Lakes dan memiliki musim dingin yang panjang dan bersalju, namun ia juga memiliki musim kemarau dan musim gugur di tahun 1918 yang menyebabkan kekeringan. Dilansir dari National Weather Service, musim kemarau kering yang disertai angin kencang itulah yang mengubah percikan api dari kereta api menjadi kebakaran yang mematikan di luar Cloquet, Minnesota, selama beberapa hari di bulan Oktober.

Ketika angin bertiup dengan kekuatan 65 mph, api berubah menjadi kobaran dan menyambar sekitarnya. Kebakaran menyebar sangat cepat, dan lebih dari 250.000 hektar daratan terbakar dan sekitar 1.000 orang tewas.

Seluruh kota dilahap si jago merah. Cloquet menjadi lautan api bersama dengan bagian wilayah Duluth, tetapi salah satu yang paling parah adalah Danau Moose. Menurut sejarawan, Dan Reed, yang dikutip dari MPR, 453 penduduk Danau Moose tewas dalam kebakaran, beberapa orang bertahan di ruang bawah tanah rumah mereka, dan sebagian lagi berusaha melarikan diri.

Lebih dari lusinan orang tewas di sepanjang jalan yang sekarang disebut dengan Dead Man's Curve, dan banyak keluarga yang tewas. Kesaksian orang yang selamat mengatakan kalau api seperti jatuh dari langit dan menganggap kalau diri mereka berada di akhir dunia.

Dilansir dari city historians, Hinckley, Minnesota, dan lima tetangga dari wilayah itu hancur total karena badai api yang terjadi pada pukul 2 siang, dan pada jam 4 sore di hari Sabtu, 1 September 1894.

Memang, selama bertahun-tahun penebangan kayu yang terjadi di daerah itu mengakibatkan hutan menjadi tunggul dan kering. Kebakaran kecil dimulai pada bulan September, namun diperparah dengan hembusan angin yang akhirnya membuat api cepat menyebar. Kebakaran itu menewaskan 418 orang di Hinckley dan lebih dari 100 komunitas. Menurut Hinckley Fire Museum, penduduk asli Amerika menghilang saat kebakaran terjadi.

Seorang nenek bernama Donn Larson selamat dari kobaran api, dilansir dari Lake Superior Magazine, ia menceritakan kebakaran yang mencapai 4,5 mil ke langit dan dapat dilihat dari jarak 200 mil.

Mann Gulch merupakan hamparan hutan belantara di Hutan Nasional Helena, Montana, namun kebakaran yang terjadi pada 5 Agustus 1949, telah membahayakan dan merusak hutan di negara tersebut. Menurut Forest History Society, divisi Dinas Kehutanan menerjunkan pemadam smokejumpers. Lima belas smokejumpers diterjunkan ke Mann Gulch, namun hanya dua yang selamat.

Tragedi terjadi gak lama setelah mereka mendarat (sekitar setengah mil dari api), tiba-tiba angin berhembus dengan sangat kencang. Penyebaran api diperkirakan memakan sekitar 3.000 hektar hanya dalam 10 menit, dan smokejumpers terpaksa harus menyelamatkan diri daripada melawan si jago merah. Dari lima belas orang smokejumpers, hanya dua yang berhasil selamat dari lahapan si api.

Kebakaran itu menjadi inspirasi bagi buku yang ditulis Norman Maclean, Young Men and Fire (karyanya yang lain adalah A River Runs Through It). Tragedi ini membuat Dinas Kehutanan mengembangkan teknik-teknik pemadam kebakaran dan menerapkan langkah-langkah keselamatan baru ke dalam program mereka.

Kebakaran Mendocino pada akhir Juli 2018 sepertinya menjadi kebakaran terbesar dalam sejarah California, dan pada tanggal 20 September CNN melaporkan bahwa ada satu petugas pemadam kebakaran yang tewas, dan hampir 459.000 hektar ludes dilahap si jago merah. Dan faktanya, wilayah yang terkena dampak kebakaran luasnya melebihi Los Angeles, lho.

Popular Science menyebutkan bahwa kebakaran ini menjadi kebakaran terbesar di negara bagian untuk saat ini. Karena memiliki suhu yang panas dan kering, ditambah lagi angin yang berhembus kencang menyebabkan kobaran api cepat menyebar. Kebakaran Mendocino hanyalah satu dari 19 kebakaran hutan yang terbakar pada waktu yang sama. Sebanyak 14.000 petugas pemadam kebakaran berupaya mengatasi kebakaran.

Pada musim panas 1881, terjadi kebakaran hebat yang menghanguskan Michigan. Gak turun hujan selama berbulan-bulan mengakibatkan sumur dan aliran sungai menjadi kering, rawa-rawa pun berubah menjadi tanah kering, dan seluruh daerah itu terjadi kebakaran. Menurut sebuah survei yang dirilis oleh U.S. Army Signal Corps, kebakaran pada tahun 1881 merupakan tragedi yang terburuk.

Pada tanggal 8 Oktober 1871, serangkaian kebakaran kecil yang muncul di seluruh negara bagian Huron, Sanilac, dan Tuscola Michigan berubah menjadi badai api yang menghancurkan rumah, harta benda, dan mata pencaharian warga lebih dari 5.000 orang. Masalahnya sudah jelas, yakni adanya praktik penebangan di kawasan itu.

Lalu, kebakaran kedua terjadi dan merenggut lebih dari 300 nyawa, 14.000 orang yang selamat akhirnya meminta sumbangan masyarakat untuk membantu membangun kembali kehidupan mereka.

Di tahun 1910, tepatnya pada bulan Agustus, terjadi ratusan kebakaran sepanjang Pegunungan Rock, khususnya di Montana dan Idaho. Seorang rimbawan, Edward Stahl, menggambarkan apa yang dilihatnya melalui National Forest Foundation, ia mengatakan kalau angin tornado berputar dasyat membawa kobaran api. Menurut USDA, itu adalah salah satu kebakaran hutan terbesar dalam sejarah.

Dalam beberapa hari, 3 juta hektar terbakar dan setidaknya ada 85 orang yang tewas. Kebijakan baru diberlakukan oleh Dinas Kehutanan, yakni aturan 10 pagi dimana setiap kebakaran yang terlihat harus dikendalikan pukul 10 pagi pada pagi berikutnya. Tetapi kebijakan itu justru makin memperburuk keadaan, api justru membakar pohon-pohon kering di luar kendali.

Menurut Sudbury, kebakaran ini menewaskan 224 orang dan terjadi selama berhari-hari dari tanggal 29 Juli 1916, yang disebabkan oleh para pekerja yang menggunakan dinamit untuk membersihkan lahan jalur kereta api. Tapi ada yang beranggapan kalau kebakaran terjadi karena orang yang sedang menebangi pohon dan membakar sisa-sisa kayu. Tapi bagaimana pun, Kanada dibuat bingung untuk menangani kebakaran hutan berskala besar itu, dan korps pemadam kebakaran provinsi akhirnya dibentuk untuk menangani kebakaran.

Dilansir dari BBC, setelah terjadinya insiden kebakaran, korban yang selamat harus merasakan pilu yang mendalam ketika melihat sisa-sisa dari kebakaran.

Kebakaran hutan ini dimulai pada 8 November 2018 di kaki Pegunungan Sierra Nevada, dan pada 13 November, CNN melaporkan bahwa kebakaran itu menjadi kebakaran paling mematikan dalam sejarah California. Berlangsung selama dua minggu lebih, jumlah korban tewas diperkirakan setidaknya ada 85 orang.

Laporan yang diterima bahwa ada 13.972 rumah yang hancur terbakar, 528 perusahaan terbakar, 4.293 bangunan hangus, dan 153.000 hektar lahan ditelan oleh si jago merah. Sebagian besar kerusakan terjadi di sekitar kota Paradise. Ratusan ribu orang dievakuasi karena kehilangan tempat tinggal mereka.

Pada Juli 2015, Indonesia juga mengalami kebakaran hutan tropis. Kebakaran terjadi selama berbulan-bulan, melahap hutan hujan Indonesia dan habitat hewan yang sudah terancam punah seperti orangutan. The Guardian mengatakan, ada 19 korban tewas dalam kebakaran ini, lebih dari setengah juta orang didiagnosis dengan infeksi saluran pernapasan akibat kebakaran.

Meskipun sebagian besar kebakaran terjadi di daerah berpenduduk jarang, angin dari El Nino membawa asapnya ke Singapura, Kuala Lumpur, dan Palembang di Sumatra.

Menurut Guardian, kebakaran ini diakibatkan karena adanya kebijakan tebang-dan-bakar yang digunakan oleh perusahaan yang ingin membuka hutan dan lahan gambut dengan menebangi hutan dalam jumlah besar, sebagian besar untuk perkebunan kelapa sawit, karet, dan kayu pulp.

Tujuh eksekutif perusahaan tingkat tinggi ditangkap, tetapi para profesor di Institut Pertanian Bogor juga menyalahkan petani yang memiliki tanah kecil yang juga menyebabkan terjadinya kebakaran tersebut.

13 Januari 1939, Australia mengalami musim panas yang panjang dan kering. Menurut Forest Fire Management Victoria, selama bertahun-tahun negara itu diselingi oleh kekeringan, yang mengakibatkan sungai mengalami kekeringan dan memaksa untuk membatasi penggunaan air. Pencetusnya oleh pemilik tanah, penambang, pekerja hutan, dan perkemahaan yang akhirnya menciptakan api di luar kendali.

Jutaan hektar terbakar, setidaknya ada 71 orang yang tewas, beserta dengan ribuan kuda, sapi, dan domba yang juga terbunuh, lebih dari 1.000 rumah hilang, dan lima kota ditelan oleh api. Masyarakat lainnya terkena dampak, berhektar-hektar hutan hangus, asap beserta abunya sampai ke Selandia Baru.

Tujuh puluh tahun kemudian, tragedi itu terjadi lagi, dan disebut dengan Black Saturday. Menewaskan 173 orang dan lebih dari satu juta hewan mati. National Museum of Australia mengatakan kebakaran itu kembali terjadi di musim terpanas di Australia, angin yang berhembus hampir 65 mph, menyebabkan api menyebar luas.

Hutan Indonesia terbakar pada bulan Oktober dan November di tahun 1997, dan asapnya menutupi matahari hingga ke Australia, Sri Lanka, dan Filipina. Dilansir dari Mongabay, jutaan hektar hutan hancur dan ekonomi menjadi gak seimbang. Ratusan ribu orang dirawat di rumah sakit, dan Indeks Polusi Udara berada di luar grafik. Yang berarti, banyak orang yang terpapar pada tingkat indeks 200 hingga 300 itu sama seperti merokok sebanyak 20 batang sehari. Tingkat indeks polusi ini bahkan mencapai 800.

Lebih dari 70 juta orang gak hanya saja terdampak polusi, tetapi juga mengalami konsekuensi lain dari kebakaran.

Asap dari kebakaran menyebabkan terjadinya kecelakaan, termasuk jatuhnya penerbangan komersial. 234 penumpang tewas. Dan menurut Australian Broadcasting Corporation, sebuah studi tentang dampak jangka panjang dari kebakaran pada kesehatan manusia yakni menunjukkan bahwa lebih dari 100.000 kematian disebabkan oleh komplikasi dari kebakaran.

World Wildlife Fund menyebut kebakaran sebagai "planetary disaster," karena gak hanya saja menghancurkan beberapa hutan dengan habitat yang beragam secara biologis di dunia, tetapi juga menghalangi matahari, mendorong penyebaran bakteri dan virus, dan juga dampak serius pada kesehatan karena asap dan abu yang ditimbulkannya.

Populasi serangga pun anjlok dan memiliki efek domino pada satwa liar lainnya. Hilangnya hutan akibat kebakaran juga akan menimbulkan masalah baru seperti erosi, dan konsekuensi yang akan terlihat selama beberapa dekade ke depan.