12 Kisah dan Fakta Menarik di Balik Istana Versailles yang Megah

Saat ini, istana menjadi simbol kemewahan dan kekayaan. Tetapi seperti semua bangunan besar lainnya, Istana Versailles memiliki kisah awal yang sederhana. Dahulu, daerah di sekitar Versailles digunakan sebagai tempat berburu oleh raja-raja Prancis jauh sebelum situs itu dibangun. Bahkan, Raja Henry IV pernah berburu di sana bersama putranya, Raja Louis XIII dan mereka tinggal di penginapan setempat.

Setelah naik tahta pada 1610, Louis XIII memiliki pondok berburu yang dibangun di sana pada 1623. Bahkan, salah satu abdi dalem raja, François de Bassompierre, menggambarkan pondok itu sebagai tempat yang sangat sederhana untuk seorang raja.

Pada 1631, Louis memutuskan untuk membangun kembali, memperluas struktur menjadi chateau dua lantai yang jauh lebih elegan, dan memiliki taman di sekitarnya.

Menariknya, dinding luar chateau ini masih menjadi bagian dari istana modern - Marble Court yang terkenal di sana, dibingkai oleh dinding eksterior chateau, memperjelas betapa kecil dan biasanya struktur ini jika dibandingkan dengan apa yang akhirnya dibangun di atas situs tersebut. 

Putra dan penerus Louis XIII, Louis XIV, awalnya tinggal di Louvre di Paris seperti raja-raja sebelumnya. Menurut Live Science, Louis XIV memutuskan untuk memindahkan pemerintah ke luar kota demi keamanannya sendiri dan untuk memaksa para bangsawan di istananya untuk mendatanginya di daerah yang lebih terpencil, sehingga ia bisa memiliki kendali atas mereka.

Dia jelas tidak menyukai rumah dua lantai sederhana di pedesaan yang pernah dibangun ayahnya, jadi dia menghabiskan 5 dekade untuk memperluas chateau yang dulu menjadi tempat berburu ayahnya. Setelah pembangunan selesai, bangsawan Prancis sering menghadiri banyak acara seremonial di Versailles.

Menurut dokumenter David Grubin melalui pbs.org, beberapa sejarawan memperkirakan total biaya untuk membangun Istana Versailles yakni sekitar 300 miliar US dolar. Dan itu bukan nilai yang sedikit. Bandingkan saja dengan Istana Buckingham yang dianggap sebagai rumah paling mahal di dunia dan nilainya berada di antara 2-5 miliar US dollar.

Lalu, ada mega-mansion terkenal David Siegel di Florida yang meniru Versailles. Dibangun sejak 2004, mansion itu hanya menghabiskan 30 juta US dolar. Itulah mengapa Grubin memperkirakan bahwa pembangunan Istana Versailles dianggap merugikan pemerintah Prancis karena mencaplok sekitar 25 persen dari seluruh pendapatan tahunannya.

Salah satu alasan mengapa Istana Versailles begitu spektakuler yakni berkaitan dengan taman yang mengelilinginya. Pembuatan taman itu memperkerjakan arsitek Andre le Norte selama 40 tahun untuk mendesain dan membangunnya.

Mengapa memakan waktu begitu lama? Karena tanah itu merupakan rawa yang basah, sehingga seluruh area harus dikeringkan dan diratakan. Lalu, pohon dan tanaman juga harus dibudidayakan dan diangkut dari berbagai daerah di Perancis.

Sebealas air mancur juga dirancang dan dibuat oleh pematung dan pengrajin. Lamanya waktu itu juga tidak termasuk dengan mendesain dan membangun Grand Canal, dua parterre, beberapa kolam besar, dan hampir 20 elemen air lainnya.

Bahkan taman di Versailles tidak pernah benar-benar selesai, lho. Taman-taman itu membutuhkan pemeliharaan yang konsisten dan setiap abadnya, taman-taman tersebut membutuhkan penanaman ulang untuk menjaga semuanya dalam kondisi terbaik. 

Cermin sangat mudah didapatkan saat ini. Tetapi pada abad ke-17 dan awal ke-18, cermin adalah barang yang sulit dibuat dan sangat mahal. Itu berarti, Hall of Mirrors yang terkenal di Istana Versailles adalah salah satu ruangan termahal yang pernah dibangun, karena dipenuhi 357 cermin besar, disusun dalam 17 lengkungan yang menghadap ke 17 jendela ke arah taman untuk memantulkan cahaya.

Ruang ini awalnya merupakan teras terbuka yang menghubungkan tempat raja dan ratu, tetapi musim di Prancis tidak bersahabat dengan teras terbuka dan Louis XIV memutuskan untuk mengubahnya.

Salah satu tantangan besar adalah permintaan bahwa semua bahan harus berasal dari Prancis. Bahkan saat Prancis tidak memiliki pengrajin yang mampu membuat cermin, mereka harus mendatangkan pengrajin dari Venesia untuk tinggal di Prancis agar memenuhi persyaratan.

Menurut Time Travel Turtle, rumor mengatakan bahwa pejabat Venesia mencari para pengrajin di Prancis dan membunuh mereka untuk melindungi monopolinya. 

Raja Louis XIV juga membangun sub-istana yang lebih kecil untuk memberikan privasi tambahan bagi dirinya. Menurut Live Science, Grand Trianon adalah sebuah mini-palace (istana kecil)  yang terletak sekitar satu mil dari istana utama.

Raja Louis XIV membangunnya untuk menghindari keramaian di Istana Versailles. 

Untuk sebuah bangunan yang menjadi pusat pemerintahan Prancis selama beberapa dekade, Istana Versailles nyatanya tidak dirancang dengan efisien. Menurut penulis Suzanne von Drachenfels, makanan raja tidak pernah dihidangkan dalam kondisi hangat, atau makanannya sudah dingin. Itu karena jarak antara dapur dan ruang makan relatif jauh. 

Dan karena istana pada awalnya dibangun di daerah pedesaan sebelum zaman sanitasi modern, jadi tidak mengejutkan bahwa tidak ada toilet di tempat itu.

Menurut sejarawan Tony Spawforth, toilet flush akhirnya dipasang di kamar raja di tahun 1730-an. Spawforth juga mencatat bahwa setiap pengunjung harus menggunakan toilet portabel. Atau terkadang, mereka harus buang air di sudut-sudut taman.

Karena raja dan pemerintah terletak jauh dari Paris, pengadilannya cukup terisolasi dari rakyatnya. Selain itu, biaya seperti perang global (salah satunya membantu gerakan revolusioner kecil di Amerika Utara) hampir membuat negara itu bangkrut. Ketika populasinya tenggelam dalam kemiskinan, gaya hidup di istana itu tetap mewah dan menurut History, pada 1780-an, istana menjadi simbol ketamakan dan dekadensi.

Rakyat bergejolak dengan adanya Revolusi Prancis. Nah, pada tanggal 5 Oktober 1789, massa datang ke Istana Versailles, menghancurkan gerbang emas dan menuntut raja untuk menampakkan diri.

Raja Louis XVI memang muncul, menjanjikan makanan kepada rakyatnya, dan setuju untuk melakukan perjalanan ke Paris. Setelah itu, pemerintah baru akhirnya menjual sebagian besar perabotan dan barang berharga lainnya di Istana. 

Menurut arsitek, pelukis, dan fotografer David Pendery, "Mesin Marly" disebut-sebut sebagai keajaiban teknik sipil yang menggunakan 14 roda dayung di Sungai Seine untuk memompa air ke Versailles - sebuah pencapaian luar biasa pada saat itu. Dan kehidupan sehari-hari di istana ternyata menginspirasi banyak kemajuan ilmiah.

Sebagai contoh, pemeliharaan kebun menciptakan kemajuan dalam ilmu botani. Dengan kata lain, Versailles memperkenalkan teknologi cerdas di Prancis. 

Istana Versailles adalah titik fokus dari banyak sejarah Eropa. Pertama dan terpenting, merupakan puncak kekuasaan bagi monarki Prancis, karena Raja Louis XVI adalah raja yang paling kuat dan paling berkuasa dalam sejarah Prancis. Di sinilah monarki jatuh.

Ketika Louis XVI keluar dari Versailles pada tahun 1789, ia mengira akan kembali. Tetapi 4 tahun kemudian, ia digulingkan dan monarki dihapuskan.

Seperti yang dicatat oleh Live Science, Benjamin Franklin mendapatkan dukungan Prancis untuk masa depan Amerika Serikat di Versailles, dan Perjanjian Paris yang mengakhiri perang dan memberi koloni Amerika kebebasan ditandatangani di sana pada tahun 1783.

Setelah Perang Prancis-Rusia (yang merupakan malapetaka bagi Perancis), Perjanjian Versailles tahun 1871 menciptakan Kekaisaran Jerman ketika ditandatangani di Hall of Mirrors. Dan kerajaan yang kemudian dihancurkan oleh Perjanjian 1919 dari Versailles, juga ditandatangani di Hall of Mirrors.

Pada dasarnya setiap peristiwa besar dalam sejarah Eropa selama abad ke-19 dan ke-20 terjadi di istana. 

Setelah Revolusi Prancis, Prancis belum dapat memutuskan jenis pemerintahan yang diinginkannya. Seperti yang dicatat oleh majalah Smithsonian, Prancis saat ini dijalankan oleh Republik Kelima, karena setelah Revolusi Prancis, negara itu bolak-balik menerapkan antara demokrasi, monarki, kediktatoran militer, dan kembali lagi. Dan ketika Raja Louise Philippe terpilih sebagai raja pada tahun 1830 setelah revolusi yang lain, ia dikenal sebagai 'Raja Warga Negara' yang cukup terkenal. 

Louise Philippe menavigasi politik yang kacau dengan kecerdasannya dan dia tahu bahwa orang-orang Prancis tidak akan menolerir raja mana pun yang mengingatkan mereka tentang masa lalu. Dan karena Istana Versailles adalah simbol besar masa lalu, tidak ada yang ingin kembali ke sana.

Sebaliknya, Louise Philippe memerintahkan istana untuk direnovasi secara permanen dan berubah menjadi museum. Dia mengerjakan proyek ini sampai dia digulingkan pada tahun 1848.

Seperti yang dilaporkan Fortune pada tahun 2015, Istana Versailles adalah situs yang cukup mahal dan pemerintah Prancis mengajukan permintaan untuk tawaran merenovasi beberapa istana dan membuat hotel. Dan juga rencana untuk menjadi tuan rumah sebuah hotel bintang lima di situs tersebut yang akhirnya membuahkan hasil.

Airelles Château de Versailles, hotel Le Grand Contrôle, yang akan dibuka pada musim semi 2020. Hotel akan menjadi satu-satunya penginapan yang ada di dalam istana tempat Marie Antoinette pernah tinggal.

Perusahaan Airelles sedang merenovasi beberapa bangunan tua untuk membuat 14 kamar mewah dan ruang tersebut akan memiliki ruang makan, spa, dan kolam renang yang megah dalam ruangan.

Sangat mengagumkan ya fakta dan kisah di balik Istana Versailles. Kira-kira apakah kamu memiliki rencana untuk mengunjunginya?