12 Tokoh Dunia yang Selamat dari Pandemik Flu Tahun 1918 

Novel-novel John Steinbeck, terutama yang paling terkenal seperti Of Mice and Men dan The Grapes of Wrath, menjadi bacaan favorit pecinta buku. Di balik karyanya yang luar biasa, Steinbeck hidup di masa-masa pandemik. Di tahun 1918 pada usia 16 tahun, Steinbeck terserang flu Spanyol dan hampir meninggal karenanya.

Seperti yang dikutip laman The New Statesman, paru-parunya yang terinfeksi virus ini dipenuhi cairan, bahkan dokter harus mengangkat tulang rusuknya untuk mengambil cairan tersebut. The Independent menambahkan bahwa pada tahun berikutnya, usus buntunya juga diangkat. Steinbeck selamat, tetapi tulang rusuknya yang hilang membuatnya sedih selama sisa hidupnya.

Dilansir laman Mouseplanet, Walt Disney pernah bergabung dengan Korps Ambulans Palang Merah Amerika, dan bertugas ke Camp Scott dekat Chicago. Dia ada di sana ketika flu Spanyol melanda fasilitas itu.

Disney pun terserang flu Spanyol hingga sakit parah pada saat itu, perawat membawanya pulang ketimbang menyarankannya untuk dirawat di rumah sakit. Sebab jumlah kematian di rumah sakit tinggi, dan sudah kewalahan menangani banyaknya pasien.

Beberapa teman Disney bahkan meninggal dalam perawatan di rumah sakit. Ibu Disney yang merawatnya hingga sembuh juga tertular flu Spanyol ini namun berhasil pulih, begitu pula saudara perempuannya, Ruth. 

Pada saat flu Spanyol menyebar ke seluruh dunia, Women Film Pioneers Project mengatakan bahwa Mary Pickford dan Lillian Gish adalah dua bintang film terbesar di dunia yang saat itu terserang flu Spanyol. Bintang populer lain, Harold Lockwood, meninggal dalam beberapa hari setelah terserang flu Spanyol. 

Sejarawan film William Mann mengatakan melalui Deadline bahwa pada saat itu, tempat-tempat seperti bioskop ditutup. Akibatnya, Hollywood dan industri perfilman sangat terpukul oleh konsekuensi ini.

Seperti yang dikutip laman BBC, flu Spanyol menyebar ke India melalui kapal transportasi militer yang berlabuh di Mumbai pada Juni 1918. Mahatma Gandhi pun terserang flu Spanyol di Ashram, India barat. Pada bulan Agustus, dia menulis dua surat bahwa dia sangat lemah, bahkan untuk sekadar bangun atau berjalan.

Gandhi menganggap bahwa flu Spanyol adalah penebusan dosa melalui Tuhan yang marah pada dunia karena telah tersesat jauh dan berpaling dari-Nya. Rachel Carson Center mengatakan bahwa Ghandi mengira flu itu adalah kutukan Tuhan terhadap kolonialisme. Tetapi, tidak semua orang setuju dengannya. 

Dikutip The Times of India, Ghandi tidak mematuhi perintah dokternya, seperti memintanya untuk meminum susu, yang justru jadi pantangannya. Meskipun begitu, Ghandi berhasil pulih. Sayangnya, menantu dan cucunya harus meninggal karena penyakit ini.

Leo Szilard adalah fisikawan yang lahir di Budapest, dan pada saat Perang Dunia I bergulir, dia direkrut menjadi Angkatan Darat Austro-Hungaria. Seperti yang dijelaskan Atomic Heritage Foundation, hal tersebut gagal karena dia terserang flu Spanyol yang membuatnya keluar dari pencalonan tugas tersebut. 

Setelah berhasil selamat dan perang usai, dia pergi ke Berlin untuk menyelesaikan studinya. Dari sana, Jewish Virtual Library mengatakan bahwa dia bekerja sama dengan Albert Einstein dalam beberapa proyek, seperti sistem pendingin yang menjadi dasar untuk reaktor atom. Pada tahun 1933, setelah pindah ke Inggris, Szilard menemukan ide untuk reaksi berantai nuklir.

Amelia Earhart adalah pilot perempuan terkenal di dunia yang menghilang secara misterius. Seperti yang dilansir Sky History, Earhart pernah menjadi perawat bersama saudara perempuannya, Grace dengan menjadi sukarelawan untuk Palang Merah. Dia memasak dan membagikan makanan serta obat-obatan kepada tentara yang terluka. 

Di tahun 1918, Earhart terjangkit flu Spanyol dan menghabiskan waktu dua bulan di rumah sakit. History Collection mengatakan bahwa dia juga menderita pneumonia parah, yang mengharuskannya menjalani operasi sinus. Akibatnya, Amelia Earhart pun harus berjuang dengan sinusitis kronis, yang terkadang mengharuskannya menggunakan chest drain. 

Buku The Waste Land karya T.S. Eliot diterbitkan empat tahun setelah flu Spanyol muncul di panggung dunia. Baik Eliot maupun istrinya terserang flu Spanyol, dan Richmond School of Arts and Sciences mengatakan bahwa penyakit itu telah mempengaruhi sarafnya. The Waste Land pun menjadi literatur yang sangat relevan setelah pandemik flu Spanyol. 

Novel Pale Horse, Pale Rider, menceritakan kisah Amerika era tahun 1918 tentang penderitaan akibat perang yang dibungkus dengan kerugian akibat pandemik. Novel ini dikisahkan dengan sangat surealis. Nah, penulisnya Katherine Anne Porter, ternyata tertular flu Spanyol.

Perpustakaan Universitas Maryland menyatakan bahwa Porter jatuh sakit pada bulan Oktober 1918, hanya tiga tahun setelah didiagnosis menderita TBC. Setelah dirawat di rumah sakit selama beberapa waktu, dia pindah ke Denver, Colorado untuk memulihkan dirinya, tetapi di Colorado dia justru terserang flu Spanyol. Jumlah kasus flu Spanyol di kota Denver sendiri memang terbilang tinggi.

Kesehatan Porter memburuk, dua petugas medis yang baru magang memberinya suntikan berupa minyak kamper atau strychnine, hal ini pun dianggapnya telah menyelamatkan nyawanya. Porter harus menjalani masa pemulihan yang cukup lama, dia juga mengalami patah tulang dan kebotakan. 

Woodrow Wilson menjadi presiden Amerika ketika flu Spanyol menyerang populasi dunia yang sudah terhuyung-huyung akibat konflik global. Sayangnya, Wilson terserang flu Spanyol saat ia berada di Paris. Ia juga berhalusinasi bahwa ia sedang diikuti oleh mata-mata, dan perabotan di kamarnya bergerak. Sementara itu, para dokter menduga bahwa ada upaya pembunuhan untuk meracuni Wilson. 

Seperti yang dilansir Smithsonian, serangan flu Spanyol yang diderita Wilson memiliki konsekuensi pada negaranya — alih-alih berpartisipasi secara aktif dalam perjanjian damai, dia justru menyetujui Perjanjian Versailles untuk Jerman, dan menyulut Perang Dunia II. 

Arsip Nasional mengatakan bahwa calon presiden dan saat itu menjadi Asisten Sekretaris Angkatan Laut, Franklin Delano Roosevelt, terkena kasus flu Spanyol. Selain melawan flu, ia juga berjuang melawan pneumonia ganda, yang dilansir Healthline, merupakan pneumonia yang menginfeksi kedua paru-paru. 

Sebelumnya, Franklin Roosevelt pergi ke Eropa untuk memeriksa pasukan AS, dan saat kembali pada akhir tahun 1918 di USS Leviathan, dia dan orang yang pergi bersamanya jatuh sakit. Meskipun begitu, FDR pulih tapi terjangkit polio tiga tahun kemudian.

Beberapa komposer paling terkenal di era itu terkena flu Spanyol tetapi berhasil selamat. Igor Stravinsky harus menjalani karantina setelah tur konsernya dibatalkan. Saat itu pada Oktober 1918, putranya mengungkapkan bahwa ayahnya tidak dapat beraktivitas seperti biasanya, dan hanya berbaring di tempat tidur. Ia dirawat oleh istrinya sampai dia sembuh.

Lalu, ada Arnold Schoenberg, yang sebelumnya sudah menderita asma cukup parah hingga membuatnya dipecat dari tugas aktif di militer. Dia pun terserang flu Spanyol. Selain itu, ia harus kehilangan ayahnya karena flu Spanyol juga pada tahun 1890.

Arnold Schoenberg harus menderita flu Spanyol beberapa kali dalam setahun selama lebih dari satu dekade, seperti yang dikutip laman The Irish Times. DW mencatat bahwa dalam masa-masa sakit inilah ia menciptakan sistem musik baru yang didasarkan pada 12 nada. Musik menjadi kegiatannya sehari-hari ketika ia harus menjalani karantina. 

Pandemik memang tidak bisa memilih siapa saja orang yang terjangkiti, termasuk orang terkenal sekalipun. Itu sebabnya, pandemik sangat mempengaruhi sejarah.