Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi dua orang sedang mengamati fenomena langit. (unsplash.com/Mark de Jong)

Bulan Februari dikenal sebagai bulan kasih sayang karena terdapat Hari Valentine di dalamnya. Hari Valentine menjadi momen spesial untuk mengungkapkan kasih sayang kepada orang terkasih. Jadi, tak heran apabila banyak yang menanti-nantikan datangnya hari kasih sayang ini.

Selain para insan muda yang dimabuk cinta, alam juga turut serta menyambut Hari Valentine, lho. Jelang Hari Valentine 2025, alam akan menyuguhkan fenomena-fenomena langit yang spektakuler. Kira-kira, fenomena langit apa sajakah itu? Yuk, simak daftarnya di bawah ini!

1. Bulan salju (snow moon)

ilustrasi snow moon (pixabay.com/Kanenori)

Bulan adalah objek langit yang paling mudah diamati dengan mata telanjang. Setiap bulannya, satelit alami Bumi itu akan mengalami sejumlah fase, salah satunya yaitu fase purnama. Menariknya, setiap memasuki fase purnama, Bulan memiliki julukan-julukan yang unik.

Snow moon atau bulan salju adalah julukan untuk bulan purnama di bulan Februari. Pada tahun ini, snow moon terjadi di tanggal 12 Februari 2025. Mengutip dari Time and Date, waktu terbaik untuk mengamati bulan salju yakni pada pukul 20.53 WIB.

Bulan salju akan menghiasi langit sepanjang malam hingga waktu Subuh di tanggal 13 Februari 2025. Istilah snow moon sendiri berasal dari Almanak Petani Tua yang dipopulerkan oleh penduduk asli Amerika Serikat selama beberapa dekade terakhir. Penamaan tersebut merujuk pada bulan dan musim di mana bulan purnama jatuh.

Bulan purnama di bulan Februari disebut snow moon karena berkaitan dengan musim dingin (musim salju) di Amerika Serikat. Jadi, catat ya, snow moon hanyalah sekadar julukan. Bulan akan tampak seperti bulan purnama pada umumnya dan tidak akan berubah menjadi salju atau berselimut salju.

2. Konjungsi Bulan dan Regulus

ilustrasi konjungsi Bulan dan Regulus (stellarium-web.org)

Ketika memasuki fase purnama atau snow moon, Bulan ditemani oleh bintang paling terang di konstelasi Leo, yaitu Regulus. Fenomena ini disebut sebagai konjungsi, yakni fenomena pertemuan semu antar objek di langit. Artinya, saat memasuki fase konjungsi, objek-objek tersebut akan terlihat saling berdekatan apabila diamati dari Bumi.

Situasi tersebut berlaku pada Bulan dan Regulus pada 12 Februari 2025. Ketika diamati dari Bumi, Bulan dan Regulus bakal tampak saling berdekatan. Padahal, jarak antara Bulan dan Regulus yang sebenarnya sangatlah jauh, yaitu sekitar 77 tahun cahaya. Dilansir NASA, 1 tahun cahaya setara dengan 9,5 triliun kilometer.

3. Oposisi asteroid 29 Amphitrite

ilustrasi asteroid 29 Amphitrite (pixabay.com/Frantisek_Krejci)

Asteroid 29 Amphitrite adalah asteroid besar yang berasal dari sabuk asteroid utama (main asteroid belt). Asteroid ini memiliki diameter sekitar 189,6 kilometer, yang mana membuatnya lebih besar dari 99 persen asteroid lainnya. Untuk satu kali mengelilingi Matahari, asteroid 29 Amphitrite membutuhkan waktu sekitar 4 tahun.

Asteroid yang ditemukan pada tahun 1854 ini memiliki jarak yang sangat jauh dari Bumi, yaitu 1,38 AU (sekitar 150 juta kilometer). Nah, kabar baiknya, pada 13 Februari 2025, asteroid 29 Amphitrite akan mencapai titik oposisi terhadap Matahari. Di waktu tersebut, asteroid ini berada pada posisi yang mudah diamati dari Bumi.

Mengutip dari In-the-Sky, asteroid 29 Amphitrite bisa diamati mulai pukul 19.55—04.29 WIB. Akan tetapi, karena cahayanya yang redup, batu luar angkasa satu ini sulit dijangkau dengan mata telanjang. Untuk mengamatinya, kamu harus menggunakan teleskop atau teropong bintang.

Banyak hal yang yang bisa kamu lakukan di Hari Valentine 2025, salah satunya mengamati Iangit yang menyajikan peristiwa spektakuler. Beberapa fenomena langit di atas membuktikan bahwa alam selalu punya cara tersendiri untuk merayakan momen-momen spesial di Bumi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team