Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Kisah Sejarah Shio, Kenapa Dilambangkan dengan Hewan?

ilustrasi shio Ular (pixabay.com/Stanleyquah)

Dalam kalender China, kamu pasti sudah tidak asing dengan istilah “shio”, bukan? Shio atau juga dikenal dengan zodiak Tiongkok biasa diwakilkan dengan simbol binatang. Ada 12 binatang yang mewakili, yaitu tikus, kerbau, harimau, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi. 

Setiap tahun diwakili dengan shio yang berbeda-beda. Misalnya tahun 2023 diwakili shio Kelinci. Sementara itu, tahun 2024 ini jatuh pada tahun Naga, tepatnya Naga Kayu.

Masyarakat China biasanya juga menggunakan shio sebagai astrologi untuk memprediksi nasib, karier, kepribadian, hingga keberuntungan. Nah, bicara tentang shio, tahu gak sih shio memiliki cerita sejarah yang menarik, terlebih tentang hewan-hewan yang menandakannya. Bagaimana kisah sejarah shio? Simak lebih lanjut di bawah ini.

1. Shio diperkirakan mulai digunakan pada masa Dinasti Han

ilustrasi shio (commons.wikimedia.org/RootOfAllLight)

Menurut keterangan dari laman The Chinese Zodiac, zodiak China atau shio pertama kali muncul pada periode Zhan Guo, yaitu abad ke-5 SM (Sebelum Masehi). Namun, tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan pertama kali zodiak ini mulai diciptakan.

Shio kemudian diidentifikasi secara resmi pada masa pemerintahan Dinasti Han. Ini terjadi sekitar tahun 206 SM hingga 9 M atau lebih dari 2000 tahun yang lalu.

Pada masa Dinasti Han Timur (9–220 M), tatanan shio dengan 12 hewan penandanya sudah mapan. Zodiak ini kemudian dipasangkan dengan 10 elemen kalender lainnya yang membentuk siklus berputar 60 tahunan. Ini kemudian digunakan di Tiongkok untuk menghitung tahun hingga abad ke-20.

Pada masa Dinasti Zhou Utara (557–581 M), shio sudah sangat populer digunakan untuk menentukan tahun lahir seseorang. Selain itu, shio juga digunakan untuk menghitung hari, bulan, dan jam dalam kalender.

Masing-masing dari 12 binatang tersebut melambangkan 1 tahun dalam siklus 12 tahun, 1 hari dalam siklus 12 hari, dan setiap 2 jam dalam 24 jam sehari. Sistem kalender ini juga diadopsi oleh banyak negara Asia Timur dan Asia Tenggara lainnya.

2. Shio sebagai astrologi Tiongkok

ilustrasi shio Naga (pixabay.com/Ben_Kerckx)

Seiring waktu, shio semakin terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari. Binatang dan temperamennya mulai dikaitkan dengan ilmu astrologi. Shio kemudian populer digunakan untuk meramal kehidupan, seperti kepribadian, jodoh, karier, keuangan, keberuntungan, bahkan mengendalikan masa panen dalam setahun.

Pada masa lalu, shio juga digunakan oleh para Kaisar untuk pengambilan keputusan yang akurat dalam kepemimpinannya. Ini disebut sebagai cara yang baik dan bergengsi yang bisa menyelamatkan kepemimpinanya. Inilah yang membuat shio masih mengakar dalam budaya Tionghoa sampai saat ini.

3. Legenda binatang pada shio dan pengurutannya

ilustrasi shio kuda (pixabay.com/mhdhassouna)

Dikisahkan, 12 hewan yang digunakan sebagai simbol shio berasal dari legenda tentang Buddha atau Kaisar Langit, istilah ini digunakan secara bergantian pada berbagai literatur. Buddha mengundang semua hewan untuk datang menemuinya.

Beberapa sumber menyebutkan, Buddha mengundang semua hewan untuk menjadi penjaga istana pada Hari Tahun Baru. Beberapa lainnya menyebut bahwa Buddha mengundang hewan-hewan tersebut pada hari ia akan meninggalkan bumi. Dalam undangan tersebut, hanya 12 binatang yang hadir.

Sebagai imbalannya, Buddha akan menyebutkan tahun pada masing-masing hewan yang datang sesuai urutan kedatangannya. Di mana masing -masing hewan tersebut saling berebut untuk menjadi yang pertama.

Tikus, yang menjadi urutan pertama dalam zodiak Tiongkok, datang paling awal sebab ia menunggangi punggung kerbau untuk menyeberangi sungai. Dengan kelincahannya, ia melompat dan berlari lebih dulu meninggalkan kerbau. Kemudian di posisi kedua, disusul oleh kerbau.

Pada urutan ketiga, datang harimau yang cukup baik melewati sungai. Kemudian disusul oleh kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi. Kehadiran hewan-hewan tersebut di istana menjadikannya diabadaikan sebagai simbol shio dan digunakan dalam pengurutan kalender lunar.

Kebanyakan, orang Tionghoa menggunakan Tahun Baru Imlek sebagai awal tahun zodiak, yang dimulai pada bulan Januari atau Februari. Di mana setiap tahunnya, diwakili oleh seekor binatang menurut shio. Berikut urutan zodiak dan tahun dalam kalender Tiongkok:

  • Tikus: 1984, 1996, 2008, …(tambahkan 12 tahun untuk setiap tahun berikutnya).
  • Sapi atau kerbau: 1985, 1997, 2009, … (tambahkan 12 tahun untuk setiap tahun berikutnya).
  • Harimau: 1986, 1998, 2010, … (tambahkan 12 tahun untuk setiap tahun berikutnya).
  • Kelinci: 1987, 1999, 2011, … (tambahkan 12 tahun untuk setiap tahun berikutnya).
  • Naga: 1976, 1988, 2000, … (tambahkan 12 tahun untuk setiap tahun berikutnya).
  • Ular: 1977, 1889, 2001, …(tambahkan 12 tahun untuk setiap tahun berikutnya).
  • Kuda: 1978, 1990, 2002, … (tambahkan 12 tahun untuk setiap tahun berikutnya).
  • Kambing: 1979, 1991, 2003, … (tambahkan 12 tahun untuk setiap tahun berikutnya).
  • Monyet: 1980, 1992, 2004, … (tambahkan 12 tahun untuk setiap tahun berikutnya).
  • Ayam: 1981, 1993, 2005, … (tambahkan 12 tahun untuk setiap tahun berikutnya).
  • Anjing: 1982, 1994, 2006, … (tambahkan 12 tahun untuk setiap tahun berikutnya).
  • Babi: 1983, 1995, 2007, … (tambahkan 12 tahun untuk setiap tahun berikutnya).

Nah, dari urutan di atas kamu  dapat mengetahui shio kamu berdasarkan tahun lahirmu. Misalnya, kamu lahir pada bulan Januari atau Februari tahun 2000, maka kamu memiliki shio Naga, dan seterusnya.

Sama halnya zodiak, shio masih sangat populer digunakan hingga saat ini. Kisah sejarah shio memang tidak banyak diketahui, tetapi banyak mitos yang beredar yang menjadikan kisahnya semakin menarik. Nah, apakah tahun 2024 ini adalah tahunmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi wahyu intani
EditorDwi wahyu intani
Follow Us