Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Blue Button
Hewan Blue Button atau Porpita porpita (commons.wikimedia.org/Adityamadhav83)

Intinya sih...

  • Blue Button bukan ubur-ubur, tapi koloni individu spesialis

  • Hidup sebagai pengembara pasif yang bergantung pada arus laut

  • Punya piringan pelampung khas yang menjadi pusat segala aktivitas

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sungguh menakjubkan betapa luasnya lautan masih menyimpan berbagai makhluk dengan bentuk dan cara hidup yang tak terbayangkan. Salah satunya adalah Blue Button (Porpita porpita), hewan laut kecil yang sering membuat banyak orang terkecoh karena penampilannya mirip kancing biru yang terapung di permukaan air.

Meski tampak lembut dan indah, makhluk ini punya kisah hidup yang jauh lebih kompleks dari sekadar paras menawan. Tanpa otot untuk berenang dan tanpa arah pasti, Blue Button justru mengandalkan kekuatan alam untuk bertahan dan menjelajah samudra luas. Penasaran seperti apa keunikannya? Berikut empat fakta menarik tentang Blue Button.

1. Bukan ubur-ubur melainkan koloni individu spesialis

Hewan Blue Button atau Porpita porpita (commons.wikimedia.org/Emily Roberts)

Masyarakat awam sering menyebut Blue Button sebagai ubur-ubur, padahal secara taksonomi, ia memiliki perbedaan mendasar. Hewan ini bukanlah individu tunggal layaknya ubur-ubur (kelas Scyphozoa), melainkan sebuah superorganisme atau koloni hidroid yang terdiri dari ribuan polip kecil.

Dilansir laman National Institute of Genetics, koloni ini sangat terintegrasi, di mana setiap individu (zooid) memiliki fungsi yang terspesialisasi. Setiap zooid memiliki tugas spesifik yaitu ada yang berfungsi sebagai mulut utama (gastrozooid), ada yang bertugas untuk reproduksi (gonozooid), dan lainnya berfungsi sebagai tentakel pertahanan serta penangkap mangsa (dactylozooid). Kolaborasi yang terintegrasi ini membuat makhluk tersebut sangat rapuh saat terpisah, tetapi justru kuat ketika bersatu sebagai satu kesatuan.

2. Hidup sebagai pengembara pasif yang sepenuhnya bergantung pada arus laut

Hewan Blue Button atau Porpita porpita (commons.wikimedia.org/Tanay PrabhuDesai)

Fakta paling menonjol dari Blue Button adalah cara hidupnya. Ia adalah organisme pleustonik yaitu makhluk yang hidup tepat di antarmuka udara dan air, yang berarti ia tidak memiliki kemampuan berenang atau bergerak melawan arus laut.

Dilansir laman Texas Monthly, Blue Button dikategorikan sebagai passive drifter (pengembara pasif) yang sepenuhnya mengandalkan arus air laut dan angin untuk bergerak. Ia adalah salah satu contoh paling ekstrem dari makhluk yang sepenuhnya menyerahkan nasib pergerakannya kepada elemen alam di lautan terbuka.

Ia memiliki piringan keras di bagian tengah yang berisi gas (pneumatofor) yang berfungsi sebagai pelampung utama. Tanpa mekanisme kendali pergerakan sendiri, koloninya akan terus hanyut mengikuti arus dan angin di lapisan permukaan laut, terkadang tersangkut di pusaran arus hangat, dan pada akhirnya terdampar di pantai setelah badai besar.

3. Punya piringan pelampung khas yang menjadi pusat segala aktivitas

Hewan Blue Button atau Porpita porpita (commons.wikimedia.org/Adityamadhav83)

Piringan yang menjadi ciri khas Blue Button ini disebut sebagai pneumatofor atau organ pelampung. Struktur inilah yang secara fisik memisahkan kehidupan Blue Button dari kedalaman lautan.

Dilansir laman Wikiwand, piringan pelampung yang keras dan berwarna cokelat keemasan ini berbentuk datar dan bertanggung jawab atas pergerakan vertikal organisme. Selain itu, piringan ini juga memiliki pori-pori yang memungkinkannya berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.

Pneumatofor ini bekerja layaknya bola pelampung kecil yang menjaga seluruh koloni tetap berada di permukaan agar tentakel penangkap mangsa dapat berfungsi dengan baik. Meskipun tidak dapat berenang horizontal, kemampuan untuk melakukan pergerakan vertikal seperti naik dan turun sedikit di kolom air membantu Blue Button dalam berburu dan menghindari gangguan di permukaan.

4. Jadi santapan favorit Nudibranch alias Blue Dragon yang mencuri racunnya

Hewan Blue Button atau Porpita porpita (commons.wikimedia.org/Qinchilla)

Meskipun sengatan Blue Button tergolong ringan, ia memiliki musuh alami yang luar biasa yaitu seekor siput laut yang dikenal sebagai Blue Dragon (Glaucus atlanticus). Dilansir laman Texas Saltwater Fishing Magazine, siput laut ini secara teratur memangsa Porpita porpita dan spesies terapung beracun lainnya. Yang lebih menarik, Blue Dragon kebal terhadap sengatan Blue Button dan dapat mencerna tubuh mangsanya sambil menyimpan sel-sel penyengat (nematosista) utuh yang belum meledak.

Sel-sel penyengat yang dicuri ini kemudian terkonsentrasi di ujung jari-jari cerata (tonjolan tubuh) Blue Dragon. Dengan memakan Blue Button (dan kerabatnya yang lebih berbahaya), Blue Dragon secara efektif membangun gudang racunnya sendiri, menjadikannya senjata pertahanan yang jauh lebih mematikan bagi predator lain.

Di balik tampilannya yang cantik, Blue Button menyimpan keunikan luar biasa. Meski tak bisa bergerak bebas, hewan ini tetap bertahan dan berburu lewat kerja sama koloninya yang menakjubkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team