Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi rumah mewah (unsplash.com/Hugo Richard)

Intinya sih...

  • Liechtenstein berdiri karena ambisi keluarga bangsawan kaya pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18.

  • Monako didirikan oleh keluarga bangsawan Grimaldi setelah merebut wilayah tersebut dari penguasa Genoa pada tahun 1297.

  • Arab Saudi terbentuk melalui aliansi politik dan agama yang dipelopori oleh keluarga Saud sejak tahun 1744.

Sejarah mencatat bahwa lahirnya sebuah negara tidak selalu berawal dari revolusi rakyat atau perebutan wilayah oleh kekuatan militer. Dalam beberapa kasus, berdirinya suatu negara justru berasal dari ambisi pribadi keluarga-keluarga kaya yang punya kekuatan politik dan finansial luar biasa. Mereka mampu menggerakkan aliansi, memengaruhi keputusan besar, bahkan mengubah peta dunia demi kepentingan dinasti mereka sendiri.

Beberapa entitas politik yang kini diakui secara internasional sebenarnya dibentuk atas dasar strategi licik, perhitungan cermat, dan kekuasaan turun-temurun satu keluarga elite. Dengan koneksi yang kuat dan pengaruh lintas generasi, keluarga-keluarga ini berhasil menjadikan kepentingan pribadi sebagai fondasi berdirinya sebuah negara. Siapa saja mereka? Yuk, simak daftarnya!

1. Liechtenstein

Keluarga penguasa Liechtenstein setelah menetap sejak 1938 (commons.wikimedia.org)

Liechtenstein adalah salah satu negara terkecil di Eropa yang berdiri sebagai hasil dari ambisi dan strategi sebuah keluarga bangsawan kaya. Dilansir dari laman Forbes, keluarga Liechtenstein, yang merupakan salah satu keluarga bangsawan tertua di Austria, berhasil mengukir wilayah kekuasaan mereka dengan membeli dua daerah kecil, Schellenberg dan Vaduz, pada akhir abad ke-17 dan awal abad ke-18.

Pada 23 Januari 1719, Kaisar Charles VI secara resmi menggabungkan kedua wilayah tersebut dan mendirikan Negara Kepangeranan Liechtenstein sebagai penghormatan bagi Anton Florian dari Liechtenstein, anggota keluarga yang setia kepada kekaisaran.

Meski begitu, keluarga Liechtenstein tidak langsung menetap di tanah yang kini menjadi negara mereka. Selama lebih dari tiga abad, mereka tetap tinggal di Vienna dan mengelola wilayah tersebut dari jauh, menjadikan Liechtenstein lebih sebagai aset politik dan simbol status ketimbang tempat tinggal utama.

Baru pada tahun 1938, setelah runtuhnya Kekaisaran Austria-Hongaria, keluarga ini mulai menetap di negaranya sendiri. Liechtenstein pun berkembang menjadi negara berdaulat, di mana kekuasaan politik masih sangat terpusat pada keluarga penguasa, yang memadukan tradisi kerajaan dengan sistem pemerintahan modern.

2. Monako

Ilustrasi anggota Dinasti Grimaldi pada masa kekuasaan abad ke-18 (commons.wikimedia.org)

Monako adalah negara kecil yang keberadaannya erat kaitannya dengan strategi cerdik keluarga bangsawan Grimaldi asal Genoa, Italia. Dilansir dari laman Monaco Life, pada 8 Januari 1297, François Grimaldi mengenakan jubah biarawan Fransiskan dan menyelundupkan senjata di balik pakaiannya. Ia berhasil masuk ke benteng utama Monako pada malam hari, membunuh para penjaga, dan merebut wilayah tersebut dari penguasa Genoa saat itu.

Aksi ini menjadi langkah awal berdirinya Dinasti Grimaldi yang masih memerintah Monako hingga kini.

Keberhasilan François Grimaldi dalam merebut benteng dengan penyamaran tersebut membuatnya dijuluki "Malizia" atau "Si Licik". Kisah ini kemudian menjadi bagian penting dalam sejarah Monako dan tercermin dalam lambang negara yang menampilkan sosok biarawan bersenjata.

Monako pun berkembang sebagai kerajaan keluarga yang sukses, di mana kekuasaan dan pengaruh keluarga Grimaldi bertahan selama berabad-abad dan menjadikan negara ini sebagai simbol kekuatan elite di Eropa.

3. Arab Saudi

Raja Abdulaziz bin Saud bersama Pangeran Faisal dan Saud (commons.wikimedia.org)

Arab Saudi adalah contoh nyata negara yang lahir dari perpaduan kekuatan politik dan agama yang dipelopori oleh satu keluarga kaya, yakni Dinasti Saud. Dilansir dari Britannica, cikal bakal kerajaan ini bermula pada tahun 1744 ketika Muhammad bin Saud, seorang penguasa lokal di Diriyah, menjalin aliansi dengan ulama Muhammad bin Abdul Wahhab yang mengusung pemurnian ajaran Islam.

Aliansi ini menjadi fondasi bagi ekspansi militer dan politik yang kemudian memperluas kekuasaan keluarga Saud di Semenanjung Arab.

Perjalanan panjang pembentukan Arab Saudi modern dimulai ketika Abdul Aziz bin Saud, cucu Muhammad bin Saud, berhasil merebut kembali Riyadh pada tahun 1902 dan menyatukan berbagai wilayah seperti Hijaz, Najd, dan Al-Ahsa menjadi satu kerajaan pada 23 September 1932.

Sejak saat itu, Arab Saudi berdiri sebagai monarki absolut yang menggabungkan kekuasaan politik dan agama dalam satu tangan keluarga Saud. Negara ini tidak hanya menjadi pusat spiritual Islam dengan dua kota suci, Mekkah dan Madinah, tetapi juga berkembang menjadi kekuatan ekonomi global berkat cadangan minyaknya yang melimpah.

4. Kadipaten dan kepangeranan kecil di Kekaisaran Romawi Suci (Jerman/Italia Lama)

Ilustrasi prosesi kekaisaran di Frankfurt pada 1764, menggambarkan kemegahan Kekaisaran Romawi Suci (commons.wikimedia.org)

Kadipaten dan kepangeranan kecil di wilayah Kekaisaran Romawi Suci, terutama di kawasan Jerman dan Italia lama, menunjukkan bagaimana keluarga bangsawan kaya mampu membentuk entitas politik sendiri di tengah kekuasaan kekaisaran yang luas. Dilansir dari laman Britannica, Kekaisaran Romawi Suci yang berdiri sejak tahun 800 Masehi terdiri dari berbagai kerajaan dan praja kecil yang secara formal berada di bawah kekuasaan Kaisar Romawi Suci, namun secara de facto memiliki otonomi tinggi.

Kadipaten (Duchies) dan kepangeranan (Principalities) ini sering kali diperintah oleh keluarga-keluarga bangsawan yang memanfaatkan pengaruh politik dan hubungan keluarga untuk mempertahankan wilayah dan kekuasaan mereka selama berabad-abad.

Meski berada dalam satu kekaisaran, banyak dari kadipaten dan kepangeranan ini berfungsi hampir seperti negara-negara kecil yang berdiri sendiri, dengan pemerintahan, hukum, dan militer tersendiri. Wilayah-wilayah seperti ini tersebar di Jerman dan Italia Utara, di mana keluarga bangsawan lokal mengukir batas wilayah mereka sendiri dan menjalankan pemerintahan yang terpisah dari pusat kekaisaran.

Kekuasaan dan ambisi keluarga bangsawan kaya telah membentuk takdir suatu wilayah hingga menjadi negara. Di balik berdirinya entitas politik ini tersimpan kisah strategi cerdik, pengaruh diplomatis, dan keinginan mempertahankan kekuasaan. Negara-negara yang lahir dari kuasa elite ini menunjukkan bahwa sejarah bisa sangat fleksibel demi kepentingan segelintir pihak, dengan dampak yang bertahan hingga berabad-abad.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team