Pangeran Karl dari Hohenzollern-Sigmaringen (commons.wikimedia.org)
Kemenangan Rumania dalam Perang Rusia-Turki (1877–1878) melawan Kekaisaran Ottoman membuka jalan bagi negara ini untuk meraih kemerdekaan dan menegaskan eksistensinya sebagai negara merdeka. Dilansir dari laman Office of the Historian, Rumania yang sebelumnya merupakan gabungan dari dua kepangeranan, Moldavia dan Wallachia, berperan aktif mendukung Rusia dalam perang tersebut.
Pada tahun 1878, melalui Perjanjian Berlin, kemerdekaan Rumania secara resmi diakui oleh kekuatan besar Eropa, sekaligus menandai berdirinya negara Rumania modern.
Setelah kemerdekaan, Rumania mengundang seorang raja asing untuk memimpin negara yang baru berdiri ini. Pada 1866, Pangeran Karl dari Hohenzollern-Sigmaringen diangkat sebagai Domnitor (Penguasa) dan kemudian menjadi Raja Carol I pada saat Rumania naik status menjadi kerajaan pada 1881.
Pilihan terhadap raja asing ini dianggap strategis karena Karl memiliki hubungan keluarga dengan berbagai dinasti Eropa, yang membantu memperkuat posisi Rumania di panggung internasional serta membawa stabilitas politik di tengah tantangan pembangunan negara baru.
Fenomena ini menunjukkan bahwa dalam situasi genting, beberapa negara rela mengambil langkah tak biasa demi stabilitas. Merekrut raja asing dari negara lain memang terdengar aneh hari ini, tapi dulu dianggap sebagai solusi terbaik untuk menjaga persatuan dan kekuasaan tetap berjalan.