Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Perbedaan Astronomi dan Astrologi, Jangan Disamakan!

potret bintang (pixabay.com/Outaki)
Intinya sih...
  • Astronomi adalah ilmu, astrologi adalah kepercayaan
  • Astronomi mempelajari benda langit berdasarkan data dan perhitungan matematika.
  • Astrologi mengaitkan posisi benda langit dengan sifat dan nasib manusia tanpa metode ilmiah.
  • Astronomi berdasarkan bukti, astrologi berdasarkan tafsir
  • Astronomi menggunakan teleskop dan alat ukur canggih untuk mengamati langit dan mengumpulkan data.
  • Astrologi bergantung pada sudut pandang pribadi, bukan pada data objektif atau standar ilmiah.
  • Astronomi berkembang, astrologi tetap kuno
  • Ilmu

Masih banyak orang yang mengira astronomi dan astrologi adalah hal yang sama, padahal keduanya sangat berbeda. Meskipun sama-sama membahas benda langit seperti bintang dan planet, astronomi adalah ilmu sains yang mempelajari alam semesta berdasarkan pengamatan, data, dan perhitungan. Di sisi lain, astrologi lebih berkaitan dengan kepercayaan yang menghubungkan posisi benda langit dengan nasib atau kepribadian seseorang.

Karena topiknya terdengar mirip, tidak sedikit yang salah kaprah. Misalnya, seseorang yang tertarik pada gerak planet sering disangka membaca zodiak, padahal ia bisa saja sedang melakukan riset ilmiah. Untuk menghindari kebingungan, mari kita bahas empat perbedaan utama antara astronomi dan astrologi yang penting untuk dipahami. Lanjut scroll ke bawah!

1. Astronomi adalah ilmu, astrologi adalah kepercayaan

perbintangan ramalan (pixabay.com/MiraCosic)

Astronomi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit, seperti bintang, planet, galaksi, dan fenomena luar angkasa lainnya. Ilmu ini menggunakan metode ilmiah, seperti observasi, eksperimen, dan perhitungan matematika untuk menjelaskan bagaimana alam semesta bekerja. Tujuannya bukan untuk meramal, melainkan untuk memahami hukum alam yang mengatur ruang angkasa.

Sementara itu, astrologi bukanlah ilmu pengetahuan, melainkan bentuk kepercayaan yang mengaitkan posisi benda langit dengan sifat, peruntungan, dan nasib manusia. Dalam astrologi, misalnya, posisi planet saat seseorang lahir dianggap bisa memengaruhi kepribadian dan kehidupannya. Namun, kepercayaan ini tidak didasarkan pada metode ilmiah, sehingga tidak bisa diuji atau dibuktikan secara objektif.

2. Astronomi berdasarkan bukti, astrologi berdasarkan tafsir

James Webb Space Telescope. (cen.acs.org)
James Webb Space Telescope. (cen.acs.org)

Astronomi berjalan dengan dasar bukti yang kuat. Para astronom menggunakan teleskop, satelit, dan alat ukur canggih untuk mengamati langit dan mengumpulkan data. Hasil observasi tersebut lalu dianalisis dan diuji berulang kali agar kesimpulan yang diambil benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Berbeda dengan itu, astrologi tidak berdasarkan bukti nyata, melainkan pada tafsir atau interpretasi. Seorang astrolog akan membaca posisi planet dan bintang untuk meramalkan sesuatu, tetapi hasilnya sangat bergantung pada sudut pandang pribadi, bukan pada data objektif. Dua astrolog bisa memberikan ramalan yang berbeda meskipun melihat hal yang sama, karena tidak ada standar ilmiah yang digunakan.

3. Astronomi berkembang, astrologi tetap kuno

simbol zodiak di astrologi (samruddhivastu.com)

Astronomi terus berkembang seiring waktu. Penemuan baru tentang planet, lubang hitam, atau gelombang gravitasi menunjukkan bahwa ilmu ini selalu bergerak maju. Teknologi dan pemahaman manusia tentang alam semesta semakin canggih dari masa ke masa, mengikuti perkembangan riset dan temuan ilmiah terbaru.

Sebaliknya, astrologi cenderung tetap dan tidak banyak berubah sejak ribuan tahun lalu. Sistem zodiak yang digunakan sekarang masih merujuk pada pembagian langit zaman kuno, meskipun posisi bintang-bintang sudah bergeser karena fenomena presesi. Hal ini menunjukkan bahwa astrologi tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan modern.

4. Astronomi diakui akademik, astrologi tidak

ilustrasi pertemuan atau brainstorming (pixabay.com/StartupStockPhotos))
ilustrasi pertemuan atau brainstorming (pixabay.com/StartupStockPhotos))

Astronomi diakui sebagai ilmu resmi dan diajarkan di berbagai perguruan tinggi di seluruh dunia. Banyak universitas memiliki program studi astronomi atau astrofisika, dan para penelitinya terlibat dalam proyek-proyek besar seperti teleskop luar angkasa Hubble atau observatorium internasional. Hasil penelitian mereka dipublikasikan di jurnal ilmiah dan menjadi bagian penting dari kemajuan ilmu pengetahuan.

Astrologi, sebaliknya, tidak diakui secara akademik sebagai disiplin ilmu. Ia tidak diajarkan dalam kurikulum sains dan tidak memiliki metode penelitian yang dapat diuji secara sistematis. Meskipun masih populer di kalangan masyarakat, astrologi dianggap sebagai pseudoscience atau ilmu semu karena tidak memenuhi standar keilmuan.

Meski terdengar mirip dan sama-sama membahas benda langit, astronomi dan astrologi jelas memiliki dasar yang berbeda. Astronomi adalah ilmu pengertahuan yang didasarkan pada bukti dan logika, sementara astrologi lebih merupakan kepercayaan yang bersifat pribadi dan subjektif. Memahami perbedaan keduanya sangat penting agar kita tidak terjebak dalam kesalahpahaman yang sering terjadi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us