Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Amfibi Unik
kodok barat (commons.wikimedia.org/USFWS - Pacific Region)

Intinya sih...

  • Kodok barat hidup di wilayah Amerika bagian barat, termasuk Alaska. Mereka bisa hidup di daerah dengan ketinggian hingga 3,600 meter dan merupakan predator utama hewan kecil.

  • Kodok pohon pasifik adalah hewan sosial yang berkomunikasi dengan suara keras. Mereka sering terlihat di pepohonan dan memiliki kemampuan berkamuflase yang baik.

  • Salamander berjari panjang memiliki tubuh mencolok dengan warna cokelat dan corak kuning cerah. Mereka juga bisa mengeluarkan zat beracun dari kulit saat merasa terancam.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Alaska merupakan negara bagian dari Amerika Serikat yang berlokasi di bagian utara bumi. Karena hal tersebut, Alaska berdekatan dengan daerah Arktik dan memiliki suhu dingin yang cukup ekstrem. Uniknya, di balik suhu ekstremnya tersebut Alaska juga dihuni oleh berbagai spesies amfibi, lho. Nah, amfibi-amfibi tersebut punya ciri fisik yang unik, kemampaun yang luas biasa, bahkan perilakunya juga menarik.

Contohnya, Alaska dihuni oleh beberapa spesies kodok yang berwarna mencolok dan pandai memanjat. Kemudian, di danau dan perarian juga ada amfibi bernama newt yang berenang bebas. Gak cuma itu, salamander juga bisa kamu temukan di daerah tersebut. Nah, apa kamu penasaran amfibi apa saja yang ada di Alaska? Jika penasaran, maka simak artikel berikut!

1. Kodok barat

kodok barat (commons.wikimedia.org/Walter Siegmund)

Sesuai namanya, Anaxyrus boreas atau katak barat hanya bisa ditemukan di wilayah Amerika bagian barat. Spesifiknya, penyebaran hewan ini mencakup daerah California, Nevada, Baja California, Wyoming, Utah, Oregon, hingga Alaska. Dilansir California Herps, hewan dengan panjang maksimal 12 centimeter ini sering ditemukan di padang rumput, kolam, danau, dan sungai.

Gak cuma itu, bahkan kodok ini bisa hidup di daerah yang ketinggiannya mencapai 3,600 meter di atas permukaan laut. Di alam liar, kodok barat merupakan predator utama dari hewan kecil seperti kupu-kupu, belalang, semut, kumbang, dan laba-laba. Andalkan kemampuan kamuflase yang sempurna, hewan ini bisa mengendap dan menyergap mangsa tanpa diketahui.

2. Kodok pohon pasifik

kodok pohon pasifik (commons.wikimedia.org/jbartlett79)

Dilansir Animal Diversity Web, Pseudacris regilla atau kodok pohon pahon pasifik merupakan hewan sosial, khususnya pada musim kawin. Dalam hal ini, ia bisa berkomunikasi dengan sesamanya menggunakan suara yang keras. Nah, suara tersebut digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis, mengusir predator, dan mengusir kodok lain. Gak cuma itu, ia juga sering berkelompok di satu tempat saat musim kawin.

Seperti namanya, hewan sepanjang 2.5 - 4.8 centimeter ini sering terlihat di pepohonan. Lompatannya tinggi, gerakannya lincah, dan ia sangat cepat. Di pepohonan, kodok pohon pasifik bisa berkamuflase dengan baik berkat tubuhnya yang berwarna hijau. Nah, kemampuan kamuflase tersebut ia gunakan untuk mengelabuhi predator dan mangsa. Ia juga tidak berbahaya, justru kodok ini takut dengan manusia.

3. Salamander berjari panjang

salamander berjari panjang (commons.wikimedia.org/andrewnydam)

Ambystoma macrodactylum atau salamander berjari panjang merupakan hewan kecil yang sangat mencolok. Pertama, laman Washington Departement of Fish & Widlife menjelaskan kalau panjang hewan ini bisa mencapai 8 centimeter. Kemudian, badannya berlendir, halus, dan jarinya panjang. Tak cuma itu, ia juga punya tubuh berwarna cokelat serta corak tutul atau garis kuning yang sangat cerah.

Nah, warna kuning itulah yang menjadi ciri khas hewan ini dan membuatnya mudah dikenali. Selain di Alaska, salamander berjari panjang juga bisa dijumpai di California, Santa Cruz, Montana, Alberta, hingga Pegunungan Rocky. Selain itu, salamander ini juga bisa mengeluarkan zat beracun dari kulit saat merasa terancam. Terakhir, ia bisa hidup di daratan tinggi dan daerah bersuhu dingin.

4. Newt berkulit kasar

newt berkulit kasar (commons.wikimedia.org/Bureau of Land Management Oregon and Washington)

Dilansir Animalia, Taricha granulosa atau newt berkulit kasar mampu mengeluarkan racun dari kulitnya. Nah, racun tersebut bertipe tetrodotoksin, mirip seperti racun yang dimiliki ikan buntal. Tak cuma berbahaya bagi predator, racunnya juga berbahaya bagi manusia. Jika terkena kulit, racun tersebut bisa menyebabkan dermatitis. Kemudian, jika tertelan atau masuk ke tubuh racunnya bisa membunuh manusia.

Untungnya, hewan sepanjang 11 - 18 centimeter ini sama sekali tidak agresif. Ia tidak bisa menggigit dan tak akan mengejar manusia. Sebaliknya, hewan berkulit kasar ini lebih sering bersembunyi, khususnya di area lembap, semak-semak, bebatuan, atau di bawah dedaunan kering. Walau beracun, namun beberapa predator seperti ular garter sudah kebal terhadap racun tersebut.

5. Kodok tutul kolumbia

kodok tutul kolombia (commons.wikimedia.org/GlacierNPS)

Kodok ini memiliki corak tutul berwarna hitam, karenanya ia dinamai kodok tutul kolombia. Dilansir iNaturalist, hewan dengan nama ilmiah Rana luteiventris ini mampu tumbuh hingga sepanjang 9 centimeter. Badannya tidak terlalu gemuk, kulitnya kasar, dan ia sering terlihat di kolam, danau, dan area lembap lain. Nah, corak tutul tersebut membantu hewan ini dalam berkamuflase.

Penyebaran amfibi ini terpusat di beberapa daerah, yaitu Alaska, British Columbia, Washington, Idaho, Wyoming, Nevada, dan Utah. Sebenarnya, populasi kodok tutul kolombia masih melimpah. Sayangnya, polusi, kerusakan habitat, dan limbah manusia mulai mengacam eksistensinya. Tak cuma itu, vegetasi alami di habitatnya juga mulai menghilang dan membuat kodok ini sulit bereproduksi.

Ternyata, wilayah Alaska yang dingin tetap bisa dihuni oleh berbagai spesies amfibi. Tak cuma itu, tiap spesies juga menarik dan memiliki kemampuan yang luar biasa. Nah, semua kemampuan tersebut merupakan bentuk adaptasi agar mereka bisa hidup dengan tenang, nyaman, dan tanpa gangguan. Pasalnya, alam liar merupakan tempat yang keras dan penuh rintangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team