Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Fire-breasted Flowerpecker (wikimedia.org/Dibyendu Ash)

Intinya sih...

  • Scarlet-backed flowerpecker: Burung kecil dengan warna merah dan biru, memiliki risiko kepunahan rendah.

  • Scarlet-headed flowerpecker: Burung dengan mahkota merah yang mencuri perhatian, statusnya aman berkat adaptasi makanan.

  • Fire-breasted flowerpecker: Burung mungil dengan bulu dada merah menyala, tergolong spesies yang tangguh dan tidak mengkhawatirkan menurut IUCN.

Indonesia mempunyai kekayaan avifauna yang luar biasa, termasuk keberadaan burung cabai yang berperan penting sebagai penyerbuk alami. Burung cabai atau flowerpecker bird merupakan salah satu dari 44 spesies burung penyerbuk kecil yang tersebar di berbagai belahan dunia, gak terkecuali di Indonesia. Kehadiran mereka sangat vital bagi ekosistem karena aktivitas terbang ke sana kemari sambil berkicau di pohon dan semak, mencari buah-buahan kecil dan nektar bunga yang menjadi makanan utama mereka.

Burung cabai termasuk ke dalam genus Dicaeum. Keunikan burung dari genus ini gak hanya terletak pada perannya sebagai penyerbuk, tetapi juga pada kemampuan membuat sarang yang unik. Mereka membangun sarang berbentuk kantong yang tergantung di dahan pohon tinggi dengan pintu masuk di samping, seperti yang umum ditemukan pada burung penyerbuk lainnya. Nah, kamu bisa menyimak beberapa fakta menarik lainnya untuk mengenal lebih dalam kelima burung cabai yang hidup di Indonesia. Keep scrolling!

1. Scarlet-backed flowerpecker

Scarlet-backed Flowerpecker (wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

First of all, scarlet-backed flowerpecker (Dicaeum cruentatum), atau biasa dikenal sebagai burung cabai garis merah, merupakan salah satu spesies kecil berukuran 9 cm dengan bobot 7--8 gram. Burung jantan tampil mencolok dengan kombinasi biru tua di wajah, sayap, dan ekor, dipadukan dengan warna merah menyala dari mahkota hingga bulu ekor atas. Sementara itu, burung betina lebih didominasi hijau zaitun dengan ekor hitam dan aksen merah terang di bagian atas ekor. Anakan atau burung muda juga memiliki pola warna serupa betina, membuatnya mudah berbaur di alam liar. 

Kendatipun habitat alamnya di Asia Tenggara terus menghadapi tekanan, burung cabai garis merah masih dinilai memiliki risiko kepunahan yang rendah (least concern) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Populasinya yang stabil dan jangkauan wilayah yang luas menjadi faktor utama klasifikasi ini. Walaupun demikian, keberadaan spesies ini tetap menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem, terutama bagi satwa kecil yang sering terabaikan.

2. Scarlet-headed flowerpecker

Scarlet-headed Flowerpecker (wikimedia.org/JJ Harrison)

Selanjutnya, scarlet-headed flowerpecker alias burung cabai jawa (Dicaeum trochileum). Dengan panjang hanya 9 cm seukuran jari tengah manusia dan berat sekitar 7 gram, burung ini tetap mencuri perhatian berkat warna bulunya yang kontras. Burung jantan tampil mencolok dengan mahkota merah menyala yang menutupi kepala, punggung dipadukan sayap hitam berkilau biru dan paruh abu-abu. Sementara itu, burung betina lebih kalem dengan dominasi warna abu-abu muda hingga cokelat dan anakan burung pun mengikuti pola warna sang induk betina.

Burung cabai jawa pun termasuk oportunis dalam hal makanan. Saat musim bunga atau persediaan nektar menipis, mereka beralih ke serangga kecil dan buah ceri. Adaptasi ini membuatnya tetap bertahan di alam liar. Spesies ini dinilai aman oleh IUCN dengan status least concern (lc), berkat populasi yang stabil dan penyebarannya yang luas. Namun, status ini bukan jaminan abadi keberlangsungan burung ini tetap bergantung pada upaya pelestarian habitat, terutama di tengah ancaman perubahan iklim dan deforestasi yang terus mengintai.

3. Fire-breasted flowerpecker

Fire-breasted Flowerpecker (wikimedia.org/Dibyendu Ash)

Fire-breasted flowerpecker (Dicaeum ignipectus) atau burung cabai dada merah adalah salah satu anggota keluarga burung cabai paling mungil. Dengan panjang kurang dari 7 cm dan bobot hanya 7–9 gram. Burung jantan tampil memikat dengan bulu atas biru-hitam mengilap, dada berwarna krem yang dihiasi bercak merah menyala, serta garis hitam pendek di bagian tengah perut. Sementara itu, burung betina cenderung lebih polos dengan dominasi warna zaitun gelap di bagian atas dan krem di bagian bawah.

Kendatipun berukuran kecil, burung cabai dada merah tergolong spesies yang tangguh. Menurut (IUCN) mengklasifikasikan burung cabai dada merah sebagai ‘tak mengkhawatirkan’. Mengingat populasinya yang relatif stabil dan penyebarannya yang luas di kawasan Asia. Meskipun demikian, keberadaan burung ini tetap mengingatkan kita akan pentingnya melindungi ekosistem hutan rumah bagi ribuan spesies kecil yang sering terabaikan, tetapi berperan vital bagi keseimbangan alam.

4.Black-sided flowerpecker

Black-sided Flowerpecker Dicaeum (inaturalist.org)

Berikutnya, burung cabai sisi hitam alias black-sided flowerpecker (Dicaeum monticolum). Burung jantan mempunyai warna tubuh bagian atas biru-hitam mengilap, kepala hingga leher bagian atas berwarna hitam, serta dagu putih. Yang membedakannya dari kerabat dekatnya, seperti burung cabai dada merah ialah adanya tenggorokan dan dada merah tua yang dikelilingi batas hitam keabu-abuan. Disamping itu, burung betina tampil lebih soft dengan dominasi hijau zaitun di bagian atas, bulu bawah keabu-abuan, dan aksen kekuningan di sisi tubuh serta pantat.

International Union for Conservation of Nature (IUCN) masih mengategorikan burung cabai sisi hitam sebagai spesies tingkat kekhawatiran rendah (least concern). Populasinya memang dilaporkan menurun, tetapi laju penurunan dianggap tidak signifikan, dan distribusinya yang luas di kawasan Asia membuatnya relatif aman untuk saat ini. Walaupun begitu, spesies ini tetap menjadi pengingat bahwa satwa kecil pun perlu perlindungan, ya.

5. Ashy flowerpecker

Ashy Flowerpecker (inaturalist.org)

Terakhir, ashy flowerpecker (Dicaeum vulneratum) atau cabai panggul kelabu pun burung mungil berukuran 8–-8,5 cm yang menarik dengan warna bulu sederhana tetapi khas. Baik jantan maupun betina memiliki tubuh bagian atas cokelat dan bagian bawah abu-abu, dengan paruh dan kaki hitam. Akan tetapi, jantan mudah dibedakan berkat bercak merah mencolok di dadanya, sementara betina memiliki tenggorokan dan dada putih yang kontras.

Ashy flowerpecker membangun sarang bulat dari anyaman serat dan daun, menciptakan rumah alami yang kokoh di antara dedaunan. Meski jangkauan hidupnya terbatas, spesies ini tergolong umum di habitatnya dan tidak masuk dalam kategori terancam oleh IUCN. Status tingkat kekhawatiran rendah ini didukung oleh populasinya yang stabil, kendatipun perlahan menghadapi tekanan perubahan lingkungan.

 

Nah, kelima burung cabai yang hidup di Indonesia mulai dari scarlet-backed hingga ashy flowerpecker menunjukkan keindahan dan peran ekologis yang tak tergantikan, ya. Selain menjadi penyerbuk alami yang menjaga keberlangsungan tanaman hutan, mereka juga memperkaya keanekaragaman hayati Indonesia dengan keunikan bentuk, warna, dan perilaku, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team