Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Dampak Negatif Kehadiran Spesies Invasif, Bisa Memutus Ekonomi

ilustrasi spesies invasif
ilustrasi spesies invasif (commons.wikimedia.org/Gaia Leo)
Intinya sih...
  • Kepunahan spesies lokal
    • 27 spesies hewan asli Australia punah akibat kucing feral
    • 261 spesies hewan dan 39 spesies tanaman punah karena spesies invasif
    • Penyebaran penyakit berbahaya
      • Spesies invasif menyebarkan penyakit zoonosis ke manusia
      • Berbagai hewan invasif mampu menyebarkan parasit, virus, dan bakteri ke spesies lokal
      • Kerusakan ekosistem yang masif
        • Spesies invasif merusak rantai makanan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Secara singkat, penyebutan spesies invasif merujuk pada spesies pendatang yang merusak ekosistem lokal di suatu daerah. Seperti namanya, ia menginvasi atau menjajah suatu ekosistem dan hal tersebut memberikan dampak yang besar. Lebih lanjut, kehadiran spesies invasif didororong oleh beberapa hal, seperti perdagangan, perubahan iklim, hingga penjelajahan manusia.

Di banyak kesempatan, spesies invasif mampu memusnahkan populasi satwa lokal. Tak hanya itu, keseimbangan ekosistem dan rantai makanan juga bisa terganggu akibat kehadiran spesies invasif. Manusia juga bisa merasakan efek negatif dari kehadiran spesies invasif, seperti penyebaran penyakit yang masif dan gagal panen. Lebih lanjut, mari kita ulik semua dampak negatif tersebut.

1. Kepunahan spesies lokal

ilustrasi spesies invasif
ilustrasi spesies invasif (commons.wikimedia.org/Riley Stanton)

Setiap tahunnya, ada banyak spesies yang punah dan menghilang dari muka bumi. Nah, salah satu faktor penyebabnya adalah kehadiran spesies invasif. Contohnya, laman Invasive Species Council menjelaskan kalau ada 27 spesies hewan asli Australia yang punah akibat kehadiran kucing feral yang merupakan spesies invasif. Beberapa diantaranya adalah marl, capricorn rabbit-rat, dan long-eared mouse.

Tak hanya di Australia, daerah lain juga mengalami hal yang sama. Lebih lanjut, kepunahan spesies asli yang diakibatkan oleh spesies invasif sudah berlangsung sejak lama, tepatnya sejak tahun 1500an. Tercatat, sudah ada 261 spesies hewan dan 39 spesies tanaman yang punah akibat spesies invasif. Jika tak ditangani dengan baik, maka jumlahnya bisa terus bertambah.

2. Penyebaran penyakit berbahaya

ilustrasi spesies invasif
ilustrasi spesies invasif (commons.wikimedia.org/Rohitjahnavi)

Laman Island Conservation menjelaskan kalau spesies invasif mampu menyebarkan penyakit berbahaya, entah itu ke hewan, tanaman, atau manusia. Tergantung spesiesnya, penyakit yang disebarkan juga sangat beragam. Contohnya, berbagai hewan invasif mampu menyebarkan penyakit zoonosis ke manusia. Kemudian, spesies invasif juga bisa menyebarkan parasit, virus, dan bakteri ke spesies lokal. Tak cuma itu, beberapa hewan invasif yang hidup di area pemukiman seperti tikus juga bisa menyebarkan penyakit salmonellosis, leptospirosis, hingga rat bite fever (RBF) yang bisa menghilangkan nyawa manusia.

3. Kerusakan ekosistem yang masif

ilustrasi spesies invasif
ilustrasi spesies invasif (commons.wikimedia.org/Thermos)

Dikutip SPREP, spesies invasif merupakan salah satu ancaman terbesar bagi ekosistem lokal. Jika spesies invasif muncul di suatu daerah, maka ia mampu merusak rantai makanan, memengaruhi siklus pertumbuhan tanaman, membuat alam semakin kotor, hingga memengaruhi siklus pembusukan di hutan. Alhasil, semua hal tersebut sangat mengancam kehidupan flora dan fauna asli.

Dalam jangka pendek, efek kerusakan ekosistem memang tak akan terasa. Namun, setelah belasan hingga puluhan tahun efeknya akan sangat masif, entah bagi hewan, tanaman, atau manusia itu sendiri. Secara spesifik, populasi hewan akan menurun, tanaman sulit tumbuh, krisis air bersih bisa terjadi, tanah menjadi kering, bahkan spesies invasif bisa menggantikan spesies asli.

4. Mengganggu kehidupan manusia

ilustrasi spesies invasif
ilustrasi spesies invasif (commons.wikimedia.org/Riley Stanton)

Tak hanya berefek pada alam dan ekosistem, ternyata kehidupan manusia juga terganggu akibat kehadiran spesies invasif. Mau itu orang yang hidup di desa, pinggir kota, hingga tengah kota semuanya akan merasa terganggu dan terusik dengan kehadiran spesies invasif. Sebagai contoh, laman BBC menerangkan kalau tikus yang merupakan spesies invasif terus merusak kota dan bisa memotong kabel.

Kemudian, kotoran tikus juga menjadi masalah karena sangat bau, kotor, dan bisa menyebarkan penyakit. Tanaman invasif juga bisa menjadi gulma yang mengganggu. Pasalnya, ia bisa tumbuh di depan rumah, merusak estetika rumah, bahkan bisa mengganggu kehidupan tanaman hias atau pohon yang ada di sekitar. Terakhir, spesies invasif juga kerap masuk ke dalam rumah dan menimbulkan kekacauan.

5. Menghancurkan ekomomi

ilustrasi spesies invasif
ilustrasi spesies invasif (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Setelah merusak alam dan mengganggu manusia, serangan spesies invasif terus berlanjut ke sektor ekonomi. Dilansir Environment, industri kehutanan, pertanian, dan perikanan menjadi tiga industri yang paling terdampak. Sebab, kehadiran spesies invasif bisa membunuh tanaman yang ditanam oleh petani, mengakibatkan gagal panen, dan membuat produksi ikan merosot.

Spesies invasif yang bisa melakukan hal tersebut juga ada banyak, mulai dari serangga seperti belalang, ulat, ikan predator, reptil, tanaman gulma, hingga tanaman kecil yang populasinya membludak. Tak tanggung-tanggung, kehadiran spesies invasif mampu memberikan kerugian hingga miliaran dollar tiap tahunnya. Jika tidak ditangani dengan serius, kegiatan ekonomi secara global bisa lumpuh.

Ternyata, masalah soal spesies invasif bukanlah masalah yang sepele. Justru, spesies invasif mampu memberikan dampak negatif yang sangat besar di berbagai sektor. Maka dari itu, upaya pencegahan dan pemusnahan spesies harus dilakukan dengan serius. Tak cuma dari satu pihak, semua pihak juga harus membantu dan mendukung semua upaya tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

[QUIZ] Apakah Kamu Sudah Memberikan yang Terbaik untuk Kucingmu? Cek di Sini

13 Des 2025, 13:05 WIBScience