5 Fakta Bambu Henon, Tumbuhan yang Berbunga 120 Tahun Sekali

Di tengah hutan yang rimbun, kamu menemukan sebuah tumbuhan bambu yang menjulang sangat tinggi. Sekilas, bambu tersebut tak ada bedanya dari bambu-bambu pada umumnya. Namun, setelah ditelusuri, ternyata itu adalah bambu henon yang hanya berbunga setiap 120 tahun sekali.
Percaya atau tidak, bambu henon adalah salah satu spesies tumbuhan yang misterius. Saking lamanya interval pembungaannya, yaitu lebih dari satu abad, bambu ini membuat para ilmuwan kewalahan dalam mempelajarinya. Termasuk spesies bambu yang langka, berikut fakta-fakta bambu henon yang harus kamu ketahui!
1. Pertama kali diperkenalkan pada abad ke-9

Bambu henon atau yang memiliki nama ilmiah Phyllostachys nigra pertama kali diperkenalkan oleh Tiongkok ke Jepang pada abad ke-9 (tahun 801 - 900 Masehi). Namun sayangnya, sejak abad ke-9, tidak banyak catatan ilmiah mengenai proses regenerasi bambu tersebut. Sebab, setelah mekar, bambu henon akan langsung mati dan tidak meninggalkan biji satu pun.
Dilansir Live Science, pembungaan besar-besaran bambu henon pernah terjadi pada tahun 1908. Setelah itu, koloni-koloni bambu misterius tersebut punah secara bersamaan. Bisa disimpulkan, bambu henon adalah tumbuhan yang hanya mekar sekali seumur hidupnya.
2. Habitat aslinya adalah padang rumbut dan hutan

Habitat asli bambu henon yaitu padang rumput dan hutan. Umumnya, bambu jenis ini banyak tumbuh di daerah beriklim tropis dan subtropis di seluruh dunia, khususnya di benua Asia, Afrika, dan Amerika. Itu artinya, kamu bisa menemukan bambu henon di beberapa wilayah Indonesia, terutama area hutan dan padang rumput.
3. Dapat tumbuh hingga 18 meter

Sekilah, bambu henon tak ada bedanya dengan bambu-bambu pada umumnya. Namun, jika diamati secara saksama, bambu ini memiliki kepadatan dan kekuatan yang lebih besar dibandingkan kebanyakan tumbuha kayu lainnya. Mengutip dari Bamboo Garden, bambu henon bisa tumbuh hingga 18 meter.
Daun-daun bambu misterius ini bewarna hijau tua mengkilap. Panjang daunnya bisa mencapai 10 sentimeter dengan diameter batang hingga 8,89 sentimeter. Sama seperti kebanyakan tumbuhan bambu, tubuh atau batang bambu henon dilapisi oleh bulu-bulu cokelat halus yang menyebar.
4. Hanya berbunga setiap 120 tahun sekali

Bambu adalah salah satu spesies tumbuhan dengan interval pembungaan yang relatif lama. Untuk satu kali pembungaan, bambu harus menunggu hingga 5 - 130 tahun. Bambu henon adalah salah satu contoh spesies bambu yang memiliki interval pembungaan sangat lama, yaitu 120 tahun sekali.
Peristiwa pembungaan besar-besaran bambu misterius ini terjadi pada tahun 1908. Jika dihitung dari pembungaan terakhir tersebut, generasi bambu henon berikutnya diprediksi akan mekar sempurna pada tahun 2028. Adapun pada tahun 2020, para peneliti di Universitas Hiroshima, Jepang, menemukan sebatang bambu henon yang berbunga lebih awal.
Setelah dipelajari lebih lanjut, tidak ada satu pun benih dari bambu tersebut yang tumbuh jadi tanaman baru. Sebagaimana dokumen arsip yang dicatat pada abad ke-9, bambu henon adalah tumbuhan yang hanya berbunga sekali seumur hidup. Setelah bunganya mekar, tumbuhan ini akan mati atau tidak beregenerasi.
5. Ilmuwan sulit untuk mempelajarinya

Berdasarkan interval pembungaannya yang mencapai 120 tahun, para ilmuwan jadi sulit untuk mempelajari regenerasi dari bambu henon. Adapun, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Universitas Hiroshima, Jepang, pada tahun 2020, bambu henon diketahui tidak meninggalkan satu pun benih untuk regenerasi. Diketahui, bambu misterius ini akan menghilang selama bertahun-tahun setelah bunganya mekar.
Kendati demikian, mengingat generasi bambu henon berikutnya yang diperkirakan mekar besar-besaran pada tahun 2028, ilmuwan jadi memiliki kesempatan untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam. Penelitian lebih lanjut tentang bambu henon ini sangat dibutuhkan untuk dipelajari oleh anak cucu kita di kemudian hari. Sebab, 120 tahun adalah waktu yang lama. Kita mungkin hanya memiliki satu kali kesempatan untuk melihat bunga bambu henon mekar.