5 Fakta Garangan Ekor Lebat, Gak Bisa Pecahkan Cangkang Telur

- Garangan ekor lebat lebih jinak dan suka hidup dekat sungai
- Makanannya didominasi serangga, aktif mencari makan saat malam hari
- Komunikasi kimiawi dilakukan dengan meninggalkan jejak menggunakan kelenjar aromanya
Spesies garangan terkenal dengan keberaniannya untuk menghadapi dan memangsa ular. Tapi, garangan ekor lebat agak berbeda. Mereka sebenarnya lebih jinak dan menu makannya didominasi oleh serangga. Mereka berada dalam famili Herpestidae dan memiliki nama ilmiah Bdeogale crassicauda. Panjang tubuhnya diperkirakan sekitar 40--50 sentimeter dan beratnya 900--2000 gram.
Garangan ini punya bulu berwarna abu-abu hingg cokelat kekuningan. Mereka punya lapisan bulu bagian bawah yang tebal, sementara lapisan pelindungnya sepanjang 5--45 mm. Telinganya pendek tapi bulunya halus, sedangkan moncongnya berbulu lebat. Saatnya kenalan dengan mereka melalui fakta di bawah ini.
1. Wilayah penyebarannya tidak diketahui dengan pasti

Faktanya, persebaran dari garangan ekor lebat tidak diketahui dengan pasti. Penampakan mereka kebanyakan tertangkap kamera berada di kawasan konservasi. Misalnya di bagian utara Tanzania, tepatnya di Ngorongoro Conservation Area, Biharamulo-Burigi-Kimisi Game Reserve dan Mahale Mountains National Park ada lebih dari 31 spesies garangan ini terlihat dari kamera jebakan.
Animalia menginformasikan bahwa garangan ekor lebat lebih suka hidup di dekat sungai. Sementara di kawasan konservasi tadi, mereka sebagian besar tersebar di hutan akasia dan tepian sungai. Memilih semak-semak sebagai tempat berlindungnya.
2. Tidak bisa memecahkan telur

Menu makan garangan ekor lebat didominasi oleh serangga dan lebih aktif mencari makan saat malam hari. Tapi terkadang juga memburu ular. Mereka memanfaatkan cakar tajamnya untuk menggali larva dan serangga di permukaan tanah. Sementara itu, saat di penangkaran, makanannya lebih diperhatikan dan kebanyakan diberi telur.
Melansir Animal Diversity, walaupun punya cakar, garangan ekor lebat ternyata tidak bisa memecahkan telur, lho. Mereka hanya bisa memakan isi telur yang sudah dipecahkan sebelumnya. Bahkan ketika mencoba memburu tikus hidup, hewan ini cukup kesulitan untuk menangkap dan membunuhnya.
3. Lebih suka hidup menyendiri
Saat siang hari, garangan ekor lebat lebih memilih tidur nyenyak di lubang atau celah. Walaupun begitu, kamu mungkin bisa melihatnya berkeliaran saat siang hari, tapi mereka memang lebih suka aktif jika malam tiba. Spesies ini hidup menyendiri, mungkin terlihat berpasangan ketika memasuki musim kawin.
Menariknya, saat terjebak atau tertangkap, garangan ekor lebat tidak mengonggong atau mencoba melarikan diri, lho. Mereka cenderung lebih jinak dari spesies garangan lainnya yang terkenal sangat agresif.
4. Memanfaatkan kelenjar aromanya untuk berkomunikasi

Karena hidup menyendiri, informasi mengenai cara komunikasinya sangat terbatas. Sebagian besar mereka berbagi informasi dengan meninggalkan jejak dengan memanfaatkan kelenjar aromanya. Letaknya berada di dekat anusnya. Komunikasi kimiawi itu biasanya dilakukan untuk meninggalkan pasan yang bisa diendus oleh garangan lainnya.
5. Sistem perkawinan garangan ekor lebat

Hewan satu ini memang misterius, sistem perkawinannya juga tidak begitu detail. Beberapa sumber merujuk ada herpestid lainnya di mana musim kawinnya terjadi saat musim hujan, biasanya dari bulan Maret hingga Mei dan Oktober hingga Desember. Masa kehamilan betina berlangsung selama 41--105 hari.
Mereka bisa melahirkan 1--4 anak. Biasanya mencapai dewasa reproduktif pada usia 9--10 bulan, itu perkiraan waktu paling cepat. Sedangkan waktu paling lambat yaitu berusia 2 tahun.
Sejauh ini, kamu harus puas dengan informasi-informasi tersebut. Penelitian lanjutan mengenai gaya hidup garangan ekor lebat di alam liat memang masih diperlukan. Saat ini, mereka diklasifikasikan sebagai least concern oleh IUCN karena wilayah penyebarannya luas dan bisa menghuni berbagai jenis habitat. Walaupun begitu, mereka terkena dampak dari penggunaan lahan untuk penggembalaan ternak dan degradasi habitat.