Ilustrasi tian shan argali yang diburu dan terancam punah sejak lima tahun terakhir (inaturalist.org/vladimirblinov)
Ironi besar bagi tian shan argali adalah status mereka sebagai hewan yang diidamkan pemburu internasional. Tanduk besar dan tubuh megah membuat mereka masuk daftar hewan incaran dalam trofi berburu eksklusif di Kazakhstan dan Kirgistan. Beberapa izin legal memang dikeluarkan pemerintah dengan sistem kuota, tapi praktik perburuan ilegal masih terjadi di luar pantauan.
Menurut data IUCN Red List, tian shan argali dikategorikan sebagai “Near Threatened” sejak tahun 2020. Ancaman utama mereka bukan hanya perburuan, tapi juga hilangnya habitat akibat perubahan iklim, tambang, dan tekanan ekonomi terhadap warga lokal yang bergantung pada wilayah pegunungan.
Konservasi spesies ini membutuhkan pendekatan holistik: perlindungan hukum yang lebih ketat, pendidikan lingkungan bagi warga lokal, dan kerja sama internasional untuk mengurangi permintaan trofi dari kalangan elite global.
Tian shan argali adalah makhluk langka yang menyatukan keindahan, kekuatan, dan kerentanan. Mereka hidup di antara langit dan batu, tapi eksistensinya makin tergeser oleh manusia yang terlalu sibuk mengagumi tanduk tanpa memikirkan pemiliknya. Kita sering melupakan bahwa keindahan sejati bukan untuk diburu, tapi untuk dijaga bersama.
Kini saatnya kita berhenti hanya terpesona pada tampilan luar. Di balik spiral megah tanduk Argali, ada kisah tentang adaptasi, ketahanan, dan upaya bertahan hidup. Jika tak segera dilindungi, mungkin suatu hari nanti, tian shan argali hanya akan tinggal sebagai gambar di ensiklopedia atau hiasan dinding vila.