5 Fakta Hiu Enam Insang Hidung Tumpul, Mirip seperti Hiu Purba!

Berbeda dengan mayoritas hiu yang hanya memiliki lima garis insang pada masing-masing sisi tubuh mereka, hiu yang masuk dalam famili Hexanchidae—sering disebut hiu sapi—justru memiliki enam garis insang. Total ada 10 genera berbeda dalam famili hiu ini dan sosok terbesar ada pada genus Hexanchus. Nama hiu tersebut adalah hiu enam insang hidung tumpul (Hexanchus griseus).
Bayangkan saja, panjang tubuh yang bisa dicapai hiu ini antara 3,5—4,8 meter dengan individu terbesar diperkirakan bisa tumbuh sekitar 6,1 meter. Sementara itu, bobot hiu enam insang hidung tumpul berkisar antara 480—720 kg. Hiu betina spesies ini tumbuh lebih besar ketimbang jantan.
Adapun, karakteristik dari hiu ini, selain enam garis insang di sisi tubuh mereka, terlihat pada tubuh kekar berwarna abu-abu kehitaman atau cokelat pada bagian punggung dan abu-abu keputihan pada bagian perut. Moncong mereka terlihat persek atau tumpul yang jadi asal nama hiu ini serta memiliki mata besar berwarna hijau. Uniknya, sirip punggung hiu ini berada agak ke belakang, tepatnya dekat dengan bagian ekor mereka yang cukup panjang.
Pada kesempatan kali ini, kita tidak hanya berbicara soal fisik dari hiu enam insang hidung tumpul. Mereka ternyata memiliki beberapa fakta menarik yang siap mengejutkan kita. Penasaran apa saja itu? Yuk, kenalan dengan spesies hiu yang satu ini!
1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

Hiu enam insang hidung tumpul ternyata jadi salah satu spesies hiu dengan peta persebaran paling luas di dunia. Dilansir Animalia, hiu ini berada di antara lautan tropis hingga temperate di seluruh dunia atau pada garis lintang 65 derajat utara dan 46 derajat selatan. Secara spesifik, samudera yang jadi rumah hiu enam insang hidung tumpul adalah Samudera Pasifik, Atlantik, dan Hindia.
Hiu yang satu ini merupakan spesialis penghuni laut dalam. Mereka dapat ditemukan di dasar laut dengan kedalaman 100—2.500 meter di bawah permukaan laut. Namun, uniknya, terkadang hidu enam insang hidung tumpul muda naik ke dekat permukaan saat malam hari. Di dasar laut, hiu ini tinggal di dekat area karang berbatu, sedimen halus, atau terkadang bangkai kapal yang tenggelam.
Untuk urusan makanan, hiu enam insang hidung tumpul jadi predator puncak di dasar laut. Mereka mengonsumsi berbagai jenis ikan, krustasea, mamalia laut, moluska, spesies hiu lain, bangkai, dan hewan apapun yang dapat masuk ke mulut mereka. Berbicara soal mulut, rahang milik hiu enam insang hidung tumpul sangat spesial karena mampu dijulurkan cukup jauh guna menangkap mangsa dengan cepat. Selain itu, gigi mereka sangat adaptif yang ditandai dengan berbagai macam gerakan, mulai dari menggigit, merobek, dan mengiris makanan, tergantung dengan jenis mangsa yang mereka tangkap.
2. Memiliki struktur tulang yang sama seperti hiu purba

Salah satu hal paling menarik dari hiu enam insang hidung tumpul terletak pada struktur tulang mereka. Siapa sangka kalau ternyata mereka dapat dikatakan menjadi representasi spesies hiu purba. Florida Museum melansir kalau bentuk tulang dari hiu yang satu ini sangat mirip dengan struktur fosil dari hiu purba yang hidup pada periode Trias atau sekitar 200 juta tahun yang lalu.
Secara taksonomi, hiu ini memang masuk dalam ordo Hexanchiformes yang masuk dalam golongan hiu paling tua di dunia saat ini. Dengan demikian, hiu yang satu ini dapat dikatakan sebagai keturunan langsung dari hiu-hiu purba yang tidak banyak berubah selama ratusan juta tahun. Oh iya, usia yang dapat dicapai hiu enam insang hidung tumpul cukup panjang di alam liar, yaitu 80 tahun.
3. Rutin melakukan "migrasi"

Di lautan kita memang mengenal banyak spesies hiu yang melakan migrasi atau perjalanan panjang dari satu tempat ke tempat lain, semisal hiu putih raksasa (Carcharodon carcharias) dan hiu paus (Rhincodon typus). Nah, hiu enam insang hidung tumpul turut melakukan hal yang sama. Akan tetapi, cara migrasi hiu yang satu ini berbeda ketimbang saudara lain yang berenang secara horizontal. Percaya atau tidak, hiu enam insang hidung tumpul ternyata melakukan migrasi vertikal!
Ingat soal kebiasaan hiu enam insang hidung tumpul muda yang naik ke perairan dangkal pada waktu tertentu? Kebiasaan itu ternyata tetap mereka lakukan sebelum mencapai usia dewasa selama bulan Mei—November. Dilansir Animal Diversity, "migrasi" dari dasar laut menuju perairan dangkal ini disebabkan oleh ledakan populasi alga saat musim panas di laut.
Hiu yang satu ini sangat peka dan sensitif tehadap cahaya sehingga mereka sangat tidak suka tempat-tempat yang terang. Nah, ledakan populasi alga di sekitar permukaan laut itu membuat sinar Matahari menjadi terhalang yang membuat hiu enam insang hidung-tumpul dapat hidup dengan nyaman di sekitar perairan dangkal.
Tujuan dari migrasi vertikal yang dilakukan hiu yang satu ini setidaknya ada dua. Pertama, pasangan hiu enam insang hidung tumpul akan bertemu di perairan dangkal dan kawin di sana. Jika migrasi dilakukan bukan untuk kawin, tujuan utama mereka naik menuju permukaan adalah demi mencari makanan yang lebih berlimpah di area permukaan laut.
4. Sistem reproduksi

Musim kawin hiu enam insang hidung tumpul dimulai bersamaan dengan waktu mereka bermigrasi menuju perairan dangkal atau sekitar Mei—November. Tidak diketahui secara pasti soal ritual perkawinan spesies ini, tetapi ada hipotesis menarik terkait cara jantan menarik perhatian betina. Anatomi rahang hiu jantan membuat rahang tersebut bisa dilontarkan lebih panjang ketimbang betina. Nah, beberapa betina yang pernah diobservasi memiliki semacam luka bekas gigitan di area insang mereka. Luka itu diduga merupakan bekas "kecupan" jantan yang ingin menarik perhatian betina agar mau kawin.
Setelah perkawinan selesai, hiu enam insang hidung tumpul akan mengandung anak mereka. Ya, hiu yang satu ini tergolong sebagai hewan ovovivipar, dimana betina akan bertelur, tetapi menyimpan telur tersebut di dalam tubuh hingga menetas dan siap dilahirkan. Marine Bio melansir kalau betina dapat melahirkan sekitar 22—108 ekor anak dalam satu musim kawin setelah mengandung selama kurang lebih 2 tahun. Saat baru lahir, anak-anak hiu enam insang hidung tumpul sudah berukuran relatif besar, yaitu sekitar 60—75 cm.
5. Status konservasi

Dalam catatan IUCN Red List, saat ini hiu enam insang hidung tumpul masuk dalam kategori hewan hampir terancam (Near Threatened). Selain itu, tren populasi hiu yang satu ini cenderung menurun tiap tahunnya. Hal tersebut jelas menimbulkan kekhawatiran terhadap keberadaan hiu yang satu ini di masa yang akan datang.
Ada sejumlah alasan mengapa populasi mereka di alam liar cenderung menurun, kendati memiliki peta persebaran yang sangat luas. Dilansir Animalia, hiu ini ditargetkan manusia untuk diburu, baik secara sengaja ataupun tak sengaja. Eksploitasi hiu enam insang hidung tumpul secara sengaja dilakukan demi memperoleh daging dan sirip mereka. Selain itu, pemancing untuk olahraga turut menargetkan hiu ini karena ukuran dan kekuatan tarikan mereka.
Padahal hiu berukuran besar ini cenderung memiliki temperamen yang kalem kepada manusia. Hiu enam insang hidung tumpul tak pernah menyerang manusia, kecuali diprovokasi. Mereka lebih memilih menjauh jika mendeteksi keberadaan manusia. Kita pun seharusnya juga menghormati keberadaan hiu yang satu ini dengan cara tidak menangkap secara berlebihan. Sebab, di lautan dalam, mereka punya peran penting untuk menjaga keseimbangan populasi makhluk-makhluk yang ada di sana.