5 Fakta Ilmiah dari Cangkang Kepiting, Punya Sifat Unik!

- Cangkang kepiting terbuat dari kitin, polisakarida alami yang kuat dan fleksibel, diperkuat dengan kalsium karbonat untuk kekuatan tambahan
- Molting adalah proses pergantian cangkang kepiting saat tumbuh besar, rentan terhadap predator, tapi kitinnya memiliki sifat antibakteri alami
- Kitin pada cangkang kepiting dapat dimanfaatkan sebagai bioplastik ramah lingkungan, penyaring logam berat di air, dan bahan kesehatan dalam dunia medis
Seperti yang diketahui bahwa kepiting merupakan salah satu hewan yang memiliki cangkang. Namun, keberadaan cangkang tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh, namun juga memiliki berbagai keunikan ilmiah yang dirancang secara khusus untuk kepiting agar bisa bertahan hidup.
Cangkang kepiting terbuat dari bahan alami yang ternyata sangat kuat, serta memiliki fungsi tang sangat vital untuk kehidupannya, seperti memproteksi dari predator, menjaga kelembapan, hingga membantu proses regenerasi. Oleh sebab itu, simaklah deretan fakta ilmiah berikut ini mengenai cangkang kepiting yang wajib kamu ketahui.
1. Terbuat dari kitin, sehingga kuat dan fleksibel

Mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa ternyata cangkang pada kepiting terbuat dari kitin, yaitu sejenis polisakarida alami yang juga bsia ditemukan pada serangga dan beberapa jenis jamur. Kiting tersebut memiliki struktur yang cukup kuat, namun juga dianggap fleksibel karena memungkinkan kepiting untuk terus bergerak dengan leluasa, meski cangkangnya keras.
Lapisan kitin pada cangkang kepiting telah diperkuat dengan adanya kalsium karbonat yang dapat memberikan efek kekerasan tambahan pada cangkang kepiting. Kombinasi dari kedua bahan yang ada justru membuat cangkang pada kepiting jadi dirasa cukup kuat menahan tekanan, namun juga terada tingan dan tidak menghambat pergerakannya.
2. Bisa mengalami proses molting

Molting atau pergantian cangkang ternyata menjadi proses yang akan dialami oleh kepiting secara berkala pada saat tumbuh menjadi lebih besar. Pada saat cangkangnya sudah tidak muat, maka kepiting akan melepaskan cangkang lamanya dan secara otomatis membentuk cangkang baru yang ukurannya lebih besar.
Perlu diingat bahwa selama proses molting berlangsung ternyata kepiting menjadi sangat rentan dengan serangan predator, sebab tubuh lunaknya yang belum dilengkapi cangkang yang mengeras. Biasanya untui mempercepat proses pengerasan pada cangkang, maka kepiting akan berusaha menyerap kalsium di air dan memakan kembali cangkang lamanya yang memiliki kandungan mineral tambahan.
3. Memiliki kandungan antibakteri

Kitin yang terdapat pada cangkang kepiting ternyata memiliki sifat antibakteri alami yang cukup efektif untuk melindungi hewan tersebut dari risiko infeksi. Kandungan tersebut ternyata dimanfaatkan dalam dunia medis, khususnya pada saat pembuatan perban untuk luka dan juga bahan jahitan operasi, sebab bisa membantu mempercepat penyembuhan luka.
Turunan dari kitin, yaitu kitosan ternyata juga digunakan dalam berbagai tujuan kesehatan, seperti bahan untuk pembuatan suplemen dan pembalut luka untuk mempercepat proses regenerasinya. Kitosan tersebut digunakan dalam industri farmasi sebagai bahan pembungkus obat, sebab memang aman dan dapat terurai secara alami pada tubuh.
4. Bisa digunakan sebagai bahan bioplastik yang ramah lingkungan

Cangkang pada kepiting ternyata bisa terurai dengan alami, sehingga kitin yang terdapat pada cangkangnya dinilai bisa dimanfaatjan sebagai alternatif plastik yang ramah lingkungan. Adanya bioplastik berbasis kitin ternyata membuatnya jadi lebih cepat terurai dibandingkan plastik yang berbahan minyak Bumi, sehingga memang lebih aman untuk lingkungan.
Ada penelitian yang menunjukkan bahwa bioplastik dari cangkang kepitig memiliki ketahanan yang baik dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti pembungkus biodegradable hingga kemasan makanan. Tidak heran apabila pemanfaatan cangkang kepiting sebagai bahan baku bioplastik menjadi solusi yang cukup inovatif dan berkelanjutan.
5. Bisa menyerap logam berat

Mungkin tak banyak yang tahu bahwa cangkang kepiting ternyata bisa menyerap adanya logam berat, seperti merkuri atau timbal di dalam air. Kitosan pada cangkang kepiting bisa membantu mengikat adanya logam yang beracun, sehingga efektif digunakan sebagai penyaringan air untuk meminimalisir risiko pencermaran.
Metode tersebut sudah cukup umum digunakan dalam pengolahan limbah industri, sehingga bisa meminimalisir adanya kandungan logam berat yang berbahaya dan bisa mencemari lingkungan. Selain itu, ada pula penelitian yang menunjukkan abhwa kepiting bisa dimanfaatkan dalam proses teknologi pembersihan limbah radioaktif.
Cangkang kepiting ternyata bukan hanya sekadar bagian tubuh untuk melindungi dari serangan predator, namun juga memiliki peran dan manfaat yang luar biasa. Melalui berbagai pemanfaatan yang semakin berkembang, cangkang kepiting pun dinilai memiliki peran penting untuk ekosistem air. Mana fakta ilmiah mengenai cangkang kepiting yang baru kamu ketahui?