Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Ilmiah Kumis Ikan Lele, Bukan Sekadar Hiasan Biasa!

Ikan lele terkenal dengan kumis panjang di sekitar mulutnya (pixabay.com/garten-gg)
Intinya sih...
  • Kumis lele berjumlah delapan yang tumbuh di sekitar mulutnya, dibagi menjadi beberapa jenis
  • Kumis lele tersusun dari jaringan saraf dan otot, berfungsi sebagai alat peraba utama di lingkungan yang keruh dan gelap
  • Kumis membantu lele dalam mencari makanan dan berperan dalam navigasi serta komunikasi antar ikan lele

Kalau kamu pernah memperhatikan ikan lele, pasti langsung menyadari satu ciri khas yang paling mencolok, yaitu kumis panjang yang menjuntai di sekitar mulutnya! Juluran unik ini tidak hanya membuat ikan lele terlihat ikonik, tapi juga jadi alasan kenapa ikan ini disebut catfish dalam bahasa inggris karena mirip banget sama kumis kucing!

Tapi, jangan anggap kumis ini cuma pajangan, ya! Dalam sains, kumis ikan lele disebut barbel, dan ternyata organ ini memiliki fungsi penting yang luar biasa. Penasaran nggak sih dengan fakta ilmiah kumis lele? Yuk, simak lima fakta ilmiah mengenai kumis lele di artikel berikut ini!

1. Kumis lele berjumlah delapan yang tumbuh di sekitar mulutnya

Kumis lele tumbuh di sekitar mulutnya (pixabay.com/TitusStaunton)

Salah satu ciri khas utama ikan lele adalah kumis panjang yang menjuntai di sekitar mulutnya. Tapi tahukah kamu kalau jumlahnya ternyata ada empat pasang atau delapan kumis? Dilansir International Journal of Biological Macromolecules, kumis-kumis ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu kumis nasal (dekat hidung), maksilar (rahang atas), mandibular atas, dan mandibular dalam.

Kumis-kumis ini tumbuh di posisi strategis, baik di atas maupun di bawah mulut. Panjang dan fleksibilitasnya memungkinkan lele menyentuh area yang cukup luas di sekitarnya. Inilah alasan kenapa bentuk kepala lele tampak unik dan mudah dikenali dibandingkan jenis ikan air tawar lainnya.

2. Kumis lele tersusun dari jaringan saraf dan otot, bukan cuma juluran biasa

Kumis lele tersusun atas jaringan saraf dan otot yang kompleks (pixabay.com/pixabay)

Kumis ikan lele bukan hanya juluran semacam benang biasa yang menempel di wajah. Faktanya, kumis lele tersusun atas jaringan saraf dan otot yang kompleks. Hal ini menjadikannya sangat sensitif terhadap rangsangan mekanik maupun kimia.

Keberadaan jaringan otot membuat kumis lele bisa bergerak aktif dan fleksibel. Kumis lele bisa mendeteksi getaran, suhu, tekanan air, bahkan zat kimia tertentu. Jadi, fungsinya mirip seperti sensor biologis super canggih yang memandu lele saat menjelajahi perairan.

3. Jadi alat peraba utama di lingkungan yang keruh dan gelap

Kumis lele menjadi alat peraba utama di kondisi air yang keruh dan gelap (www.inaturalist.org/Ryan van Huyssteen)

Ikan lele dikenal sebagai penghuni air yang keruh, berlumpur, dan minim cahaya, seperti di sungai, rawa, atau kolam. Nah, kondisi ini membuat kemampuan penglihatan mereka menjadi terbatas. Tapi tenang, lele punya solusi alaminya sendiri, yaitu kumis sebagai alat peraba utama yang menggantikan fungsi matanya.

Dilansir BBC Earth, kumis lele memiliki kemampuan luar biasa untuk mendeteksi sentuhan dan perubahan di sekitarnya, bahkan di kondisi lingkungan yang gelap total. Kumis ini membantu lele tetap bisa menjelajahi lingkungannya dan mengenali objek-objek di sekitarnya tanpa harus melihat langsung.

4. Kumis membantu lele dalam mencari makanan

Kumis membantu lele dalam mencari makanan (www.inaturalist.org/Светлана Царахова)

Tidak hanya menjadi andalan untuk alat peraba, kumis lele juga berfungsi sebagai alat pencari makanan yang sangat efektif. Kumis ini dipenuhi oleh reseptor saraf dan pengecap yang bisa mengenali getaran dan zat kimia yang ada di air. Dilansir Wonderopolis, kumis lele membantu mereka mencari makanan lewat sentuhan dan rasa karena di dalam kumis ini terdapat banyak sekali kuncup pengecap (taste buds).

Ketika lele berenang di dasar sungai atau kolam, kumisnya akan terus ‘menyapu’ area di sekitarnya. Ketika ada sinyal dari cacing, serangga kecil, atau sisa bahan organik, kumis ini akan langsung mendeteksi dan membantu lele menemukan lokasi makanan tersebut. Jadi meskipun tidak bisa melihat dengan jelas, lele tetap jago berburu makanan, lho!

5. Kumis membantu navigasi dan komunikasi ikan lele

Kumis lele berperan dalam navigasi dan bahkan komunikasi antar ikan lele (pixabay.com/DEZALB)

Selain fungsi utamanya untuk meraba dan mencari makan, kumis lele juga berperan dalam navigasi dan bahkan komunikasi antar ikan lele. Di perairan keruh, kumis membantu lele menghindari tabrakan, mengenali jalur, dan menilai jarak terhadap objek sekitar.

Lebih dari itu, kumis lele juga dapat mendeteksi getaran dari pergerakan ikan lain, dan digunakan untuk berinteraksi lewat sentuhan halus. Jadi, tanpa suara atau cahaya, lele bisa tetap berkomunikasi dengan sesamanya lewat sensor di kumis mereka.

Siapa sangka, kumis ikan lele ternyata bukan hanya sekedar hiasan biasa. Kumis ini adalah bagian tubuh yang berperan dalam membantu lele bertahan hidup di lingkungan yang gelap dan penuh tantangan. Mulai dari fungsi sebagai alat peraba, pencari makan, hingga alat navigasi dan komunikasi, kumis ini adalah ‘alat serba bisa’ bagi si lele. Jadi, lain kali kalau kamu lihat ikan lele di kolam atau pasar, coba perhatikan kumisnya baik-baik. Di balik tampilan sederhana itu, tersimpan mekanisme biologis yang keren banget!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us