sisi utara Gunung K2 dengan punggungan gunungnya (commons.wikimedia.org/Kuno Lechner)
K2 yang berhasil dipuncaki pertama kalinya pada tahun 1954 oleh tim pendaki asal Italia termasuk dalam salah satu gunung di kelompok "eight thousanders" yang paling mematikan. Dilansir Mountainiq, K2 termasuk dalam tiga besar gunung paling mematikan dengan tingkat fatality rate sekitar 22,8%. Dari statistik tersebut, setidaknya hingga tahun 2019 dari sekitar 367 pendakian yang sukses mencapai puncak terdapat sekitar 84 kematian. Hal tersebut sangat kontras bila dibandingkan dengan Gunung Everest sebagai gunung tertinggi di dunia yang hingga tahun 2019 memiliki fatality rate "hanya" 3,29%.
Dalam statistik tersebut Gunung Annapurna (8.091 mdpl) di Nepal menduduki peringkat pertama dalam hal fatality rate sebesar 27,2% , namun banyak pendaki meyakini K2 lebih berbahaya dari Annapurna. Peringkat ketiga ditempati Gunung Nanga Parbat (8.126 mdpl) di Pakistan dengan fatality rate sekitar 20,75%.
Dilansir Theguardian, pada tahun 2008 terjadi kecelakaan fatal di K2 yang menyebabkan 11 pendaki tewas dan tercatat sebagai salah satu kecelakaan terburuk dalam sejarah pendakian Himalaya. Pada peristiwa tersebut longsoran salju dan es besar (avalanche) menyapu sejumlah pendaki dan tali temali yang dibutuhkan para pendaki turun akibatnya sejumlah pendaki yang masih survive dari longsoran terjatuh ketika menuruni gunung tanpa tali temali yang kuat ditambah lemahnya fisik akibat rendahnya oksigen dan temperatur di ketinggian.