goliath grouper (commons.wikimedia.org/weisserstier)
Kerapu goliath atlantik dulunya melimpah di perairan pesisir, namun kini menghadapi penurunan populasi secara drastis akibat praktik penangkapan yang berlebihan. Laman Florida Museum, Ocean Conservancy, dan AZ Animals mengulas hal yang sama bahwa ukurannya yang besar, pertumbuhannya yang lambat, tingkat reproduksinya yang rendah, proses pemijahannya yang dilakukan secara massal, telah memudahkan nelayan untuk menangkap mereka dalam jumlah besar.
Mengapa ikan kerapu goliath atlantik mudah ditangkap? Laman Oceana mengulas bahwa ikan ini menggunakan lokasi yang sama dan hari yang sama pula untuk bertelur setiap tahunnya, sehingga kehadiran mereka cukup dapat diprediksi. Terlebih lagi, ikan ini tidak ada rasa takut sama sekali terhadap manusia, karena itu membuat mereka menjadi sasaran empuk bagi para nelayan.
Kendati demikian, menurut laman Florida Museum, kerapu goliath sepenuhnya dilindungi dari penangkapan dan diakui sebagai spesies yang “Sangat Terancam Punah” oleh IUCN. Lebih jauh lagi, IUCN menyatakan bahwa spesies tersebut telah diamati, diperkirakan, disimpulkan atau diduga mengalami penurunan populasi setidaknya 80 persen selama 10 tahun terakhir. Di sisi lain, menurut laman Ocean Conservancy, jumlah populasi mereka telah membaik, dan mereka tidak lagi dianggap sangat terancam punah, tetapi sekarang dianggap “Rentan” terhadap kepunahan oleh IUCN.
Spesies kerapu yang diberi nama belakang “atlantik” ini memiliki kemiripan dengan spesies lain yang masih tergabung dalam satu genus, dengan nama belakang “pasifik.” Dalam evolusinya yang terjadi sekitar satu juta tahun yang lalu, kerapu goliath diperkirakan telah mengalami pemisahan menjadi dua spesies berbeda.
Saat ini, kerapu goliath atlantik (Epinephelus itajara) memiliki ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan kerapu goliath pasifik (Epinephelus quinquefasciatus). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya perubahan lingkungan dalam proses evolusi spesies ikan tersebut.