Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Blue Eyed Ground Dove
ilustrasi blue eyed ground dove bertengger di ranting pohon (commons.wikimedia.org/Hector Bottai)

Intinya sih...

  • Blue eyed ground dove pernah dianggap punah selama 75 tahun, namun ditemukan kembali pada tahun 2015 oleh ahli ornitologi Rafael Bessa di Brasil.

  • Burung ini hanya dapat ditemukan di wilayah Botumirim, Minas Gerais, hidup di sabana pasir putih dan padang rumput tropis kering yang menjadi bagian dari bioma Cerrado.

  • Blue eyed ground dove memiliki penampilan menawan dengan bulu berwarna cokelat kemerahan mirip kayu manis dan mata biru cerah yang memikat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Blue eyed ground dove (Columbina cyanopis) adalah satah satu permata tersembunyi di Brasil. Burung ini termasuk salah satu yang paling langka di dunia, dengan populasi hanya sekitar 16 ekor. Dinamai demikian karena mereka memiliki mata biru cerah yang memikat, berpadu dengan bulu berwarna kayu manis. Ukurannya relatif kecil, hanya sekitar 15,5 sentimeter, sehingga tampak mungil namun menawan di habitat aslinya.

Burung merpati ini bersifat monotipe dan termasuk dalam genus Oxypelia yang kemudian digabungkan dengan Columbina. Menariknya, Oxypelia diketahui lebih dekat kekerabatannya dengan genus Paraclaravis dibadingkan dengan spesies Columbina lainnya. Selama lebih 75 tahun, keberadaan blue eyed ground dove dianggap telah punah, hingga akhirnya ditemukan kembali pada tahun 2015. Kini, spesies cantik ini menjadi salah satu burung paling terancam punah di dunia.

Nah, pada artikel ini kita akan membahas tentang blue eyed ground dove yang bangkit dari kepunahan.

1. Spesies langka yang sempat dianggap punah

Blue eyed ground dove atau merpati tanah bermata biru pernah diyakini telah punah selama 75 tahun. Namun, pada tahun 2015, burung ini berhasil ditemukan kembali di kawasan Cerrado, Brasil, oleh ahli ornitologi bernama Rafael Bessa, seperti dilansir laman A-Z Animals. Penemuan bersejarah ini menjadi titik balik penting dalam upaya pelestarian, sekaligus membuka harapan baru mencegah spesies ini benar-benar hilang dari alam.

Blue eyed ground dove menghuni area yang sangat terbatas, sehingga membuat mereka rentan terhadap berbagai ancaman. Menurut laman Curious Species, salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan populasi mereka adalah hilangnya habitat akibat aktivitas pertanian yang semakin meningkat di wilayah Cerrado. Perubahan bentang alam ini membuat merpati bermata biru kesulitan menemukan sumber daya yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Meski demikian, penyebab utama di balik kelangkaan dan dugaan kepunahan masih menjadi misteri bagi para peneliti.

2. Asal usul dan habitatnya

ilustrasi habitat blue eyed ground dove di Cerrado (commons.wikimedia.org/Fabricio Carrijo)

Blue eyed ground dove hanya dapat ditemukan di Brasil, khususnya di wilayah Botumirim, Minas Gerais. Menurut penjelasan laman iNaturalist, burung ini hidup di sabana pasir putih dan padang rumput tropis kering yang menjadi bagian dari bioma Cerrado. Cerrado sendiri dikenal sebagai salah satu ekosistem paling beragam di dunia, yang menjadi rumah bagi banyak spesies hewan dan tumbuhan endemik. Keunikan lingkungan ini menjadi faktor penting dalam menjaga keseimbangan habitat merpati tanah bermata biru.

Habitat burung ini memiliki kombinasi spesifik yang membuatnya ideal untuk keberlangsungan hidup mereka. Pasir putih yang berlimpah, air yang mengalir, serta jenis rumput tertentu seperti Lagenocarpus rigidus menjadi elemen penting yang menunjang kebutuhan hidup mereka. Pada tahun 2019, populasi baru burung ini ditemukan di Taman Nasional Botumirim, Minas Gerais.

3. Penampilan yang menawan

ilustrasi blue eyed ground dove bertengger di ranting pohon (commons.wikimedia.org/Hector Bottai)

Blue eyed ground dove memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, yakni hanya sekitar 15,5 sentimeter. Meskipun mungil, burung ini memiliki penampilan yang sangat khas dan menawan. Menurut laman A-Z Animals, merpati jantan memiliki bulu berwarna cokelat kemerahan mirip kayu manis, terutama pada bagian kepala, leher, sayap, dan ekor bagian atas. Warna ini membuat mereka tampak hangat sekaligus elegan di habitat alaminya.

Keindahan burung ini semakin menonjol dengan adanya corak bintik-bintik biru cemerlang pada sayap yang kontras dengan bulu cokelatnya. Matanya berwarna biru terang yang dikelilingi kulit abu-abu, memberi kesan eksotis yang langka. Sementara itu, bulu ekor bagian tengah berwarna merah karat dengan bagian bawah berwarna putih, menciptakan kombinasi warna yang indah. Blue eyed ground dove betina terlihat sangat mirip dengan jantan, namun bulunya lebih pucat, terutama pada bagian bawah tubuhnya.

4. Suara yang unik

Selain penampilannya yang memikat, blue eyed ground dove juga dikenal dengan suara kicauannya yang khas. Menurut laman Kern Audubon Society, burung merpati langka ini memiliki suara kicauan lembut, berulang, dan bernada agak tinggi. Mereka biasanya berkicau sambil bertengger sendirian di semak-semak rendah, membuat suaranya terdengar jelas di sekitar habitatnya. Suara ini menjadi salah satu ciri unik yang membedakannya dari spesies merpati lainnya.

Nada kicauannya digambarkan seperti bunyi “wak”, “wuk” atau “prrah” yang terdengar berirama. Dilansir laman iNaturalist, vokalisasi tersebut berlangsung dengan kecepatan sekitar 1,5 nada per detik. Keunikan suara inilah yang berperan penting dalam penemuan kembali spesies ini di alam liar, setelah lama dianggap punah. Para peneliti mengenali keberadaannya berkat kicauan khas tersebut yang menjadi “tanda hidup” burung mungil ini.

5. Upaya konservasi

Setelah ditemukan kembali, status blue eyed ground dove direvisi oleh IUCN dari “punah” menjadi “terancam punah”. Perubahan status ini menjadi titik penting bagi para peneliti dan aktivis lingkungan untuk melakukan berbagai upaya penyelamatan. Dilansir American Bird Conservancy, organisasi Save Brasil menjalankan program konservasi untuk melindungi burung ini dari ancaman kepunahan yang nyata.

Salah satu langkah besar yang dilakukan adalah menciptakan cagar alam khusus merpati tanah bermata biru seluas 1.465 hektar. Selain itu, Save Brasil juga berperan dalam mendorong pembentukan suaka di Botumirim, Minas Gerais. Upaya konservasi ini sangat penting karena spesies yang baru bangkit dari kepunahan membutuhkan perhatian penuh agar dapat bertahan hidup dan meningkatkan populasiya di alam liar.

Itulah lima fakta menarik tentang blue eyed ground dove yang harus kamu ketahui. Kisah ditemukannya kembali spesies ini setelah 75 tahun hilang menjadi pengingat betapa rapuhnya keseimbangan alam. Upaya konservasi kini dilakukan menjadi harapan besar bagi kelangsungan hidup blue eyed groud dove.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team