5 Fakta Menarik Pergam Tarut, si Misterius yang Nampak Elegan!

Penyebaran pergam tarut berada di pulau-pulau kecil di Wallace dan lepas pantai Papua Nugini. Mereka juga ditemukan di Kepulauan Talaud, Sangihe, pulau-pulau di lepas pantai bagian selatan Sulawesi, bagian selatan Maluku dan Sunda Kecil, dari Romang hingga Tanimbar dan Kepulauan Aru. Ada juga populasi kecil yang berada di Buru dan Darwin di Australia.

Animalia menginformasikan bahwa pergam tarut menghuni hutan primer, hutan sekunder, tapian hutan dan pepohonan di kawasan budidaya. Mereka kebanyakan berada di dataran rendah tapi terkadang ditemui di ketinggian hingga 850 meter.

Berdasarkan informasi dari iNaturalist, pergam tarut memakan buah-buahan. Ada catatan bahwa mereka juga mengonsumsi kelapa muda, buah ara, spesies canarium dan buah keluak. Mereka juga memakan buah dari berbagai pohon kayu seperti Albizia molucca, kayu besi kalimantan, mahoni indonesia, waru dan pohon palem lainnya. Pergam tarut mencari makan dalam kawanan besar yang terdiri hingga 40 burung.

Spesies ini dipercaya melakukan perjalanan jarak jauh atau bermigrasi antar pulau untuk mendapatkan sumber makanan dan tempat tinggal yang lebih baik. Melansir Birda, ada burung 'gelandangan' berada di Australia dan tiba bersama torresian imperial pigeons. Kondisi burung tersebut mungkin terpisah dari kawanannya saat bermigrasi lalu tersesat.

Tidak banyak informasi mengenai cara berkomunikasi pergam tarut. Akan tetapi, salah satu vokalisasinya terdengar seperti gonggongan 'urrauw' yang keras dan serak. Itu disuarakannya secara berkala. Panggilannya tadi sering diikuti dengan geraman bernada rendah, keras dan tidak jelas, khususnya setelah merpati lain menggonggong.

Sama seperti cara berkomunikasinya, informasi mengenai sistem perkawinannya juga tidak banyak tersedia. Tapi di Damar, pergam tarut terlihat mulai membangun sarangnya pada bulan Agustus. Ada dua sarang yang ditemukan di ketinggian 25--30 meter di hutan primer evergreen (hutan selalu hijau. Sayangnya, rentang waktu masa bersarangnya tidak diketahui.

Pergam tarut ternyata tersebar luas di Indonesia dan Australia, karenanya mudah bagimu jika memang ingin melihatnya secara langsung. Mereka juga bermigrasi dan dalam beberapa kasus akan menjadi gelandangan karena terpisah dari kawanannya. Saat ini, mereka diklasifikasikan sebagai Least Concern oleh IUCN.

Artinya, tidak ada ancaman utama yang sejauh ini membuatnya diklasifikasikan dalam posisi terancam. Akan tetapi, tren populasinya mengalami penurunan. Jadi, keberadannya mungkin bisa lebih diperhatikan sebab penangkapan hewan liar untuk dijual sebagai hewan peliharaan sedang marak terjadi.