Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi rhododendron (unsplash.com/Ole Smaadahl)

Pernah gak kamu mendengar bunga rhododendron? Namanya agak aneh, ya? Nama rhododendron sendiri diambil dari bahasa Yunani kuno yang artinya mawar dan pohon. Atau disebut juga sebagai rhodies.

Bunga ini terkenal karena punya daya tarik dari segi warnanya yang beragam. Umumnya digunakan sebagai tanaman hias. Namun, rhododendron juga sudah lama digunakan sebagai tanaman budaya, obat-obatan, hingga makanan meskipun termasuk tanaman beracun. Yuk, simak fakta menarik rhododendron di bawah ini.

1.Daunnya hijau abadi

ilustrasi daun rhododendron hijau abadi (pixabay.com/MOHANN)

Rhododendron merupakan genus beragam yang terdiri dari sekitar 1.000 spesies tanaman berbunga dan berkayu. Tanaman yang termasuk genus terbesar ini masuk dalam famili Ericaceae. Daerah persebarannya berada di wilayah yang beriklim tropis. Terutama di pegunungan Himalaya, Asia Tenggara, hingga pegunungan Nugini. Beberapa spesiesnya berbentuk semak dan ada juga yang tumbuh menjadi pohon.

Dilansir Britannica, sepanjang tahun daun rhododendron akan selalu hijau atau dikenal dengan sebutan hijau abadi, kecuali pada spesies azalea yang beberapa di antaranya bisa berganti daun. Saat mekar warnanya bisa beragam mulai dari merah, merah muda, putih, ungu, hingga biru. Ciri khas daunnya tebal dan kasar. Bentuk bunganya ada yang seperti tabung dan ada juga yang seperti corong.

2.Persembahan di kuil

ilustrasi rhododendron sebagai persembahan (pexels.com/Mehmet Turgut Kirkgoz)

Rhododendron arboreum merupakan spesies utama yang paling banyak ditemukan. Bunga yang berwarna merah ini adalah bunga nasional di Nepal yang disebut juga lali gurans.  Spesies ini tumbuh di musim semi sekitar bulan Maret atau April.

Dilansir Above the Himalaya, bunga ini menjadi simbol yang melambangkan warna merah tua sebagai warna nasional dan budaya di Nepal. Dalam keagamaan umat Hindu dan Budha, bunga ini dipersembahkan untuk dewa di kuil. Saat musim mekar banyak para wanita di sana yang menyematkan bunga ini di rambutnya.

3.Tanaman beracun

ilustrasi Rhododendron luteum (wikipedia.com/Chrumps)

Beberapa spesies rhododendron ada yang mengandung racun yang disebut grayanotoksin pada bagian serbuk sari dan nektar. Dalam sebuah studi kasus, keracunan sempat terjadi di wilayah Laut Hitam Turki. Hal ini disebabkan karena madu liar yang dihasilkan oleh lebah di daerah tersebut berasal dari Rhododendron ponticum atau Rhododendron luteum yang mengandung grayanotoksin.

4.Obat tradisional

ilustrasi rhododendron untuk pengobatan (pexels.com/Jeffry S.S.)

Rhododendron memiliki manfaat medis. Selama bertahun-tahun orang Nepal menggunakan rhododendron untuk pengobatan herbal. Namun penggunaannya tidak berlebihan dan pembuatannya hanya dilakukan orang-orang yang ahli.

Dilansir Agriculture and Food Security, daun dan ranting rhododendron mengandung asam fenolik sebagai anti inflamasi, anti HIV, dan antinosiseptif atau anti racun. Selain itu daun dan bunganya dimanfaatkan untuk mengobati sakit kepala, diare, radang, diabetes, rematik, infeksi bakteri dan jamur.

5.Makanan dan minuman

ilustrasi minuman labu burans (cornellbotanicgardens.org/Sarah Fiorello)

Ada juga yang memanfaatkan rhododendron sebagai minuman. Di wilayah Uttarackhand, India Utara Rhododendron arboreum juga menjadi pohon negara. Mereka menggunakan tanaman ini untuk membuat minuman manis yang dinamakan labu rhododendron atau labu buransh. Ada juga yang menyebutnya jus rhododendron.

Minuman ini merupakan minuman tradisional yang disukai semua orang. Labu buransh diekstrak dari bunga pohon burans atau salah satu jenis rhododendron. Minuman ini cocok dinikmati saat musim panas karena dianggap memiliki efek menyegarkan dan bisa meningkatkan suasana hati.  

Sedangkan di wilayah Nepal bunga ini bisa dimakan karena rasanya yang asam. Bunga rhododenron yang segar atau kering juga bisa ditambahkan dalam pembuatan kari ikan karena diyakini bisa melunakkan tulang.

Nah, itulah fakta menarik rhododendron yang ternyata punya banyak spesies. Ada spesies tertentu yang memang beracun. Spesies lainnya juga bisa dimanfaatkan selama tidak berlebihan dan dilakukan oleh ahlinya.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team