Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Palawan Peacock-pheasant, Endemik Filipina yang Terancam Punah

palawan peacock-pheasant (commons.wikimedia.org/Francisco Veronesi)
Intinya sih...
  • Habitat palawan peacock-pheasant hanya di Pulau Palawan, Filipina
  • Makanannya berupa biji-bijian, buah-buahan, serangga dan cacing
  • Peacock-pheasant sangat setia pada pasangannya dan bersarang setiap tahunnya

Asia Tenggara terkenal oleh kekayaan flora dan faunanya, tidak hanya Indonesia, tapi juga negara tetangga kita. Filipina punya palawan peacock-pheasant yang menetap di Pulau Palawan, seperti namanya. Mereka berada dalam famili Phasianidae dan memiliki nama ilmiah Polyplectron napoleonis. Seperti kerabatnya, hanya jantan dari spesies ini yang punya penampilan mencolok nan menarik.

Jantan punya jambu tegak dan bulu punggung berkilau yang warnanya perpaduan biru-ungu elektrik serta hijau toska metalik. Sangat kontras dengan warna dada dan perutnya yang hitam pekat. Ujung ekor lebarnya dihiasi dengan ocelli, pola seperti mata. Sementara betina berukuran lebih kecil dan warna bulunya cokelat keabu-abuan. Tampak tidak mencolok sehingga memudahkannya menyatu dengan lingkungan sekitar di alam liar.

Yuk, kenalan dengan si cantik endemik Filipina ini yang sangat pemalu!

1. Hanya bisa kamu temukan di Pulau Palawan, Filipina

palawan peacock-pheasant (commons.wikimedia.org/Eric Gropp)

Hutan topis lebat di Pulau Palawan, Filipina adalah habitat yang dipilih oleh palawan peacock-pheasant. Area kesukaannya berada di semak-semak rimbun karena bisa dijadikan sebagai tempat perlindungan sekaligus mencari makan. Exmoor Zoo menjelaskan bahwa peacock-pheasant endemik Filipina ini sangat bergantung pada hutan alami tanpa gangguan dari aktivitas manusia. Jadi, posisinya rentan jika terjadi penggundulan hutan atau perusakan hutan lainnya.

2. Pola makannya sangat bermanfaat bagi habitatnya

palawan peacock-pheasant (commons.wikimedia.org/Dick Daniels)

Menu makan utama dari palawan peacock-pheasant berupa biji-bijian, buah-buahan dan invertebrata kecil seperti serangga serta cacing. Mereka mencari makan di antara serasah dedaunan dan memanfaatkan paruhnya untuk mengais-ngais tanah hutan. Spesies ini cukup aktif dan perlu banyak nutrisi agar menjaga warna cerah dari bulunya.

Selain menu makan tadi, spesies ini juga memburu amfibi kecil dan reptil jika tersedia. Karena pola makan tersebut, palawan peacock-pheasant punya peran penting di habitatnya sebagai tukang kebun hutan yang menyebarkan benih dan membantu mengendalikan populasi serangga.

3. Si cantik yang pemalu, tapi sangat agresif

palawan peacock-pheasant (commons.wikimedia.org/Iwolfartist)

Sebagai diurnal, palawan peacock-pheasant menghabiskan waktunya mencari makan di siang hari dan bertengger saat malam hari. Walaupun tidak ada informasi detail mengenai cara berkomunikasinya, mereka biasanya menggunakan vokalisasi khusus saat musim kawin untuk memikat betina serta mempertahankan wilayahnya.

Selama musim kawin, usahakan tidak memprovokasi jantan sebab mereka akan lebih teritorial pada periode tersebut. Memang teritorial, tapi palawan peacock-pheasant juga cukup pemalu sehingga sulit diteliti. Itu mengapa informasi yang ada cukup terbatas.

4. Merayu betina dengan makanan

palawan peacock-pheasant (commons.wikimedia.org/Dante Alighieri)

Tidak hanya mengandalkan vokalisasinya, jantan dari spesies ini ternyata merayu betina dengan makanan serta penampilan indahnya. Jantan bersaing menarik perhatian betina dengan melakukan 'tidbitting', mereka akan mengembangkan bulu lehernya selebar mungkin sehingga kepalanya tidak terlihat.

Setelah tampil mempesona, jantan akan menempatkan potongan kecil makanan di depan betina dengan membusungkan dadanya, dilansir Saint Luis Zoo. Tampil percaya diri di depan betina sangat diperlukan agar jantan terpilih!

5. Sangat setia pada pasangannya

palawan peacock-pheasant (commons.wikimedia.org/Llimchiu)

Ada banyak hewan dengan sistem perkawinan monogami, tidak sulit untuk ditemukan, bukan? Tapi, spesies ini sepertinya punya aturan yang lebih ketat. Palawan peacock-pheasant sangat setia pada pasangannya dan bersarang setiap tahunnya. Setelah proses perkawinan selesai, betina bisa bertelur sebanyak dua butir.

Melansir Animalia, telur-telur tersebut akan dierami oleh betina selama 18-20 hari. Sementara jantan akan menjaga sarang dan bertingkah sangat agresif. Wajar saja, mereka hanya menjaga anak-anaknya dari ancaman apapun.

Si cantik dari Filipina ini memang pemalu tapi juga sangat agresif. Sayangnya, populasi mereka menurun karena terdampak dari berbagai aktivitas manusia seperti perburuan untuk dijadikan sebagai hewan peliharaan serta kehilangan habitat aslinya. Karenanya, palawan peacock-pheasant diklasifikasn sebagai vulnerable oleh ICUN.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us