Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Rudal Sidewinder, Digunakan AS untuk Menembak Objek Misterius

potret jet tempur F-22 yang sedang menembakkan rudal AIM-9X Sidewinder dalam sebuah latihan di tahun 2015 (commons.wikimedia.org/David Henry)

Dalam pertempuran udara modern, peluru kendali atau yang sering disingkat rudal adalah senjata yang tak terpisahkan dari pesawat tempur. Bagaimanapun canggihnya sebuah pesawat tempur, akan kehilangan sebagian besar kemampuannya bertarung di udara bila tidak dilengkapi dengan rudal. AIM (Air Intercept Missile)-9 Sidewinder atau yang dikenal dengan rudal Sidewinder merupakan salah satu rudal udara ke udara paling dikenal dalam dunia kedirgantaraan militer.

Dilansir Raytheonmissilesanddefense, Sidewinder dikenal sebagai rudal penjejak panas yang efektif untuk pertarungan udara jarak dekat dan mudah dipasang di hampir semua jet tempur modern pihak barat seperti: F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, F/A-18 Super Hornet, F-22 Raptor dan seluruh varian jet tempur F-35. Pada bulan Februari 2023 ini sejumlah media memberitakan jet tempur AS menembakkan rudal Sidewinder kepada objek terbang misterius (Unidentified Flying Object) setidaknya pada dua insiden terpisah di Alaska dan Kanada.

Ingin tahu lebih  lanjut mengenai rudal Sidewinder? Simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk!

1. Senjata yang mengubah sejarah pertempuran udara

potret rudal Sidewinder varian AIM-9L-I1 dan AIM-9M (commons.wikimedia.org/Stahlkocher)

Pada pertempuran udara di masa lalu, terutama saat Perang Dunia II ketika teknologi pesawat-pesawat tempur baru bermesin piston bermunculan, pertempuran udara masih dilakukan dalam jarak dekat dengan mengarahkan pesawat ke pesawat lawan dan menembakkan peluru-peluru yang dibawanya. Peluru-peluru yang ditembakkan mengikuti jalur lintasan balistik dan tentu saja sangat tidak mudah untuk mengenai sasaran pesawat lawan yang bergerak cepat, hingga akhirnya teknologi rudal, senjata yang bisa menjejak targetnya setelah diluncurkan ditemukan di tahun 1955.

Dilansir Military-today, Sidewinder merupakan salah satu nama rudal udara ke udara yang mulai operasional di tahun 1956 dan dalam perjalanan waktu menjadi rudal asal Amerika Serikat (AS) yang paling dikenal reputasinya di medan pertempuran karena efektivitas dalam merontokkan jet tempur pihak lawan dalam pertarungan jarak dekat.

Rudal Sidewinder ini menjadi senjata udara andalan yang tak terpisahkan dari jet-jet tempur pihak barat yang memiliki kecepatan yang semakin cepat dan mampu melakukan manuver ekstrim, kehadiran Sidewinder turut merubah sejarah pertempuran udara yang menjadi sama sekali berbeda dengan pertempuran udara di masa lalu.

2. Peluru kendali pencari panas pertama di dunia

potret rudal AIM-9X Sidewinder yang dibawa jet tempur F-15C Eagle AU AS dalam sebuah uji terbang di tahun 2002 (commons.wikimedia.org/Michael Ammons)

Dilansir Popularmechanics, rudal Sidewinder pada awalnya dikembangkan oleh tim US Navy (AL AS) dan kemudian juga diadopsi oleh AU AS. Ketika mulai operasional pada tahun 1956, Sidewinder merupakan rudal pencari panas berkecepatan supersonik pertama di dunia dan senjata udara yang paling canggih saat itu. Memiliki panjang sekitar 9 kaki (2,74 m) dengan hidung kaca berisi sistem panduan internal berupa cermin parabola yang berputar secara giroskopik untuk memandunya menuju sumber panas (inframerah) yang menjadi targetnya. 

Dilansir Thedrive, Sidewinder pertama kali digunakan dalam konflik krisis Selat Taiwan kedua di tahun 1958 antara Republik Rakyat China-komunis (People's Republic of China/PRC) di China daratan dan Republik China-nasionalis (Republic of China/ROC) di Taiwan. Saat itu jet tempur MIG-17 buatan Soviet milik pasukan China komunis lebih unggul daripada jet tempur F-86 Sabre milik pasukan China Nasionalis. Eskalasi meningkat ketika pada bulan Agustus 1958 sebuah Sabre  ditembak jatuh oleh MIG dan pasukan China komunis melakukan serangan artileri ke Taiwan.

Merespon hal tersebut AS memberikan bantuan sejumlah rudal Sidewinder kepada pasukan China Nasionalis di Taiwan dan juga memodifikasi jet tempur F-86 mereka, mulai saat itu rudal Sidewinder menunjukkan reputasi kehebatannya di medan laga. Menurut sejumlah informasi yang dipublikasikan, selama  sekitar 6 minggu periode konflik, jet tempur F-86 Sabre milik pasukan China Nasionalis berhasil merontokkan 30 jet tempur MIG pasukan China komunis, dengan lebih 60% diantaranya dilakukan dengan menggunakan rudal Sidewinder.

3. Memiliki banyak varian sebagai bukti kesuksesannya

sebuah jet tempur F/A-18 Super Hornet AL AS menembakkan rudal AIM-9M Sidewinder dalam sebuah latihan di tahun 2015 (commons.wikimedia.org/ Lt. Mike Wilcox)

Sejak operasional pertamanya di tahun 1956 hingga saat ini, rudal Sidewinder telah operasional selama 67 tahun tentu dengan sejumlah varian yang dilahirkannya. Setiap varian baru merupakan pengembangan varian sebelumnya yang merupakan bukti kesuksesannya sebagai sebuah senjata yang dapat diandalkan. Dilansir Military-today  terdapat sejumlah varian sebelum varian tercanggihnya saat ini, diantaranya AIM-9 Sidewinder varian: A hingga M .Varian L merupakan varian Sidewinder pertama yang memiliki kemampuan menyerang dari berbagai sudut (angle) .

Varian tercanggihnya saat ini adalah AIM-9X yang diproduksi oleh pabrikan Raytheon and Loral Martin. Dilansir Air Force, AIM-9X memiliki upgrade tampilan fisik signifikan bila dibandingkan dengan generasi sebelumnya yaitu berupa sirip canard di bagian depan dan desain sirip yang lebih kecil untuk meningkatkan performa terbangnya. Selain itu, varian X juga kompatibel dengan Joint Helmet-Mounted Cueing System yang memungkinkan pilot mengunci sasaran target dengan pandangan matanya melalui sistem yang ditampilkan di visor helmnya.

4. Digunakan untuk menembak objek terbang misterius di bulan Februari 2023

potret jet tempur F-22 Raptor yang sedang menembakkan rudal AIM-9M Sidewinder dalam sebuah latihan (commons.wikimedia.org/USN)

Beberapa waktu yang lalu rudal Sidewinder juga digunakan oleh jet tempur siluman F-22 Raptor milik AU AS untuk menembak objek terbang misterius(Unidentified Flying Object) setidaknya dalam dua insiden di atas langit Alaska dan Kanada di minggu pertama dan kedua bulan Februari 2023. Dilansir Washingtonpost, jet tempur F-22 Raptor menembakkan rudal Sidewinder pada objek misterius sebesar mobil kecil di ketinggian 40.000 kaki (12.000-an meter) di langit Alaska. Perintah penembakan datang langsung dari Presiden AS Joe Biden karena objek tersebut dinilai membahayakan penerbangan sipil.

Beberapa waktu setelah insiden di langit Alaska, dilansir Reuters, jet tempur F-22 AU AS dari komando NORAD (North American Aerospace Defense Command) kembali melakukan penembakan rudal AIM-9X Sidewinder terhadap objek misterius di atas langit Kanada yang dianggap membahayakan penerbangan sipil. Perintah penembakan tersebut datang setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden AS Joe Biden melakukan koordinasi mengenai keberadaan objek terbang misterius tersebut

5. Banyak digunakan oleh militer dunia untuk kekuatan udaranya

Fakta rudal Sidewinder yang dapat diandalkan di medan laga membuat banyak militer dunia yang mengoperasikannya untuk kekuatan udaranya. Dilansir US Navy, terdapat lebih dari 40 negara di dunia yang mengoperasikan sejumlah varian rudal Sidewinder. Angkatan Udara Indonesia termasuk yang mengoperasikan jenis rudal ini di pesawat tempurnya. Dilansir Military-today,  dalam lebih dari 60 tahun operasionalnya, terdapat sekitar 1.000-an rudal Sidewinder yang ditembakkan dalam pertempuran dan merontokkan sebanyak hampir 300 buah pesawat. 

Dengan reputasinya, Sidewinder sepertinya masih akan menjadi rudal andalan jet tempur buatan pihak barat hingga beberapa dekade ke depan. Selain kisah hebatnya, nama Sidewinder yang diambil dari nama ular derik yang hidup di gurun Mojave yang mampu mendeteksi panas tubuh mangsanya tentu menambah aura gahar senjata ini di hadapan lawan-lawannya.

Semoga informasi ini dapat menambah wawasan kamu mengenai salah satu senjata udara paling terkenal yang banyak digunakan oleh angkatan udara dunia, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dodi Wijoseno
EditorDodi Wijoseno
Follow Us