Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret interior Sainte-Chapelle, Paris dengan ornamen jendela kaca patrinya (stained glass) yang menakjubkan (commons.wikimedia.org/Guilhem Vellut)

Sainte-Chapelle, Paris adalah sebuah kapel kerajaan yang berada di dalam kompleks istana kerajaan abad pertengahan Palais de la Cité yang merupakan tempat kediaman raja-raja Prancis dari abad ke-6 hingga abad ke-14. Kapel tersebut berlokasi di 10, boulevard du Palais, 1st arrondissement, Kota Paris, Prancis. Menurut laman Sainte-Chapelle, Sainte-Chapelle, Paris dibangun pada sekitar tahun1238 pada masa pemerintahan Raja Louis IX. Dibangun dalam gaya arsitekur Gotik yang terkenal dengan bangunannya yang berkesan agung, megah dan enigmatik dalam waktu kurang dari 7 tahun. Pada masanya, keindahan bangunannya menjadi lambang keagungan monarki Capetian dan Kerajaan Prancis. Kapel ini adalah warisan sejarah yang tak ternilai harganya yang ada di Kota Paris.

Prancis terkenal dengan sejumlah bangunan katedral megah berarsitektur Gotik seperti 3 katedral Gotik terbesarnya yaitu:  Katedral Amiens, Katedral Chartres dan Katedral Reims. Menurut Brittanica, meskipun Sainte-Chapelle, Paris lebih kecil dibandingkan dengan katedral-katedral tersebut, namun kesempurnaan kapel tersebut disebut bagaikan permata yang menjadikannya sebagai salah satu contoh terbaik (finest examples) dari gaya arsitektur Gotik tersebut. Terlebih Sainte-Chapelle, Paris dihiasi oleh banyak ornamen seni kaca patri (stained glass windows) dari abad ke-13 yang menakjubkan dan terlengkap di dunia. Saat ini, kapel tersebut sudah tidak digunakan untuk ibadat Misa Katolik Roma seperti di masa lalu dan dioperasikan sebagai museum oleh Pusat Monumen Nasional Prancis.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai kapel bersejarah yang indah ini? Simak 5 fakta menariknya berikut ini, yuk!

1. Dibangun atas perintah Raja Louis IX untuk menyimpan relikui suci

Sainte-Chapelle, Paris dibangun pada abad ke-13 atas perintah Raja Prancis Louis IX sebagai tempat penyimpanan relikui suci Kekristenan terutama yang berkaitan dengan barang-barang peninggalan kehidupan dan kisah sengsara Yesus Kristus. Salah satu relikui terkenal yang didapatkan oleh Louis IX adalah mahkota duri yang diyakini dikenakan oleh para serdadu Romawi kepada Yesus Kristus selama penyaliban-Nya. Menurut laman Experience First, Raja Louis IX membeli relikui tersebut dari orang Venesia yang mendapatkannya dari penguasa Konstantinopel saat itu, Baldwin II.

Kotak-kotak penyimpanan relikui (reliquary) pada saat itu juga dibangun dengan begitu indah, salah satunya yang dibuat pada sekitar pergantian abad ke-15 yang terbuat dari emas, enamel, mutiara, safir dan rubi. Kotak penyimpanan tersebut saat ini berada di British Museum. Pada puncaknya Raja Louis IX berhasil mengumpulkan sejumlah relikui yang diyakini berasal dari kehidupan dan kisah sengsara penyaliban Yesus Kristus seperti: bagian paku dan potongan kayu salib, kain lampin bayi Yesus, batu dari makam tempat Yesus dikuburkan, dan tombak yang digunakan menusuk lambung Yesus di atas kayu salib. Selain itu terdapat pula relikui yang diyakini sebagai bagian dari tongkat Nabi Musa dan bagian kepala Yohanes Pembabtis.

Saat ini Sainte-Chapelle, Paris sudah tidak menyimpan relikui-relikui tersebut, beberapa relikui diketahui hilang ketika Revolusi Prancis berkobar. Untuk relikui-relikui terkenal seperti mahkota duri Yesus, bagian paku dan potongan kayu dari penyaliban Yesus Kristus dipindahkan ke Katedral Notre Dame, Paris dan berada di bawah tanggung jawab Keuskupan Agung Paris. Pada tahun 2019 Katedral Notre Dame, Paris mengalami kebakaran hebat, relikui mahkota duri Yesus beserta sejumlah relikui dan artefak bersejarah gereja berhasil diselamatkan, mahkota duri Yesus sementara disimpan di Museum Louvre. Setelah Katedral Notre Dame, Paris selesai direnovasi, tanggal 14 Desember 2024 yang lalu relikui mahkota Yesus telah dikembalikan lagi ke Katedral tersebut.

2. Salah satu masterpiece arsitektur Gotik

potret eksterior Sainte-Chapelle, Paris dengan ciri khas arsitektur Gotiknya dilihat dari sisi timur (unsplash.com/Chessyca)

Sainte-Chapelle, Paris adalah kapel yang dibangun dalam gaya arsitektur Gotik yang merupakan gaya arsitektur yang lahir di Prancis pada pertengahan abad ke-12 dan menjadi gaya arsitektur yang terkenal di Eropa hingga abad ke-16 dengan ciri khas bangunannya yang megah menjulang namun memiliki pembagian beban konstruksi yang efisien. Sejumlah sumber informasi sejarah menyebutkan bahwa Sainte-Chapelle, Paris adalah salah satu masterpiece dari arsitektur Rayonnant Gothic di abad ke-13 yang merupakan fase ketiga dari 4 fase arsitektur Gotik dengan salah satu ciri khasnya adalah menonjolkan area besar jendela kaca patri dan jendela mawar (rose windows) yang melingkar besar. Rayonnant Gothic kerap digambarkan sebagai puncak arsitektur Gotik Prancis dan rancang bangun Sainte-Chapelle banyak mempengaruhi seni rancang bangun di seluruh Eropa.

Dilansir Come to Paris, Sainte-Chapelle, Paris terdiri atas dua bagian yang sama besarnya yaitu: kapel bagian bawah (lower level) dan kapel bagian atas (upper level). Kapel bagian bawah didedikasikan untuk Santa Perawan Maria dan di masa lalu dapat dikunjungi dan digunakan oleh penduduk yang bukan bagian dari anggota istana beribadah. Kapel atas didedikasikan untuk ruang penyimpanan relikui suci penyaliban dan terhubung langsung dengan istana raja melalui sebuah pintu. Kapel bagian atas ini secara eksklusif diperuntukkan bagi anggora keluarga kerajaan dan para tamunya. Secara keseluruhan Sainte-Chapelle, Paris ini memiliki panjang 36 m, lebar 17m dan tinggi menara 42,5 m. Terdapat fakta unik dari Sainte-Chapelle, Paris ini yang tidak diketahui secara pasti siapa arsitek yang merancangnya, namun sejumlah sumber menuliskan banyak yang meyakini bahwa arsiteknya adalah seorang Prancis bernama Pierre de Montreuil.

3. Memiliki ornamen ribuan panel jendela kaca patri

potret kaca patri (stained glass window) di Sainte-Chapelle, Paris yang menggambarkan kisah dalam Alkitab (commons.wikimedia.org/Luiza Fediuc)

Salah satu fitur paling terkenal yang terdapat di Sainte-Chapelle, Paris ini adalah keberadaan ornamen jendela kaca patri (stained glass window) dari abad ke-13 yang indah dan menakjubkan. Jendela kaca patri adalah salah satu fitur ornamen dekorasi arsitektur Gotik yang paling dikenal dan merupakan sumber pencahayaan alami ketika listrik belum ditemukan yang menjadikan interior gereja terlihat lebih terang dengan berbagai warna cahaya dibandingkan periode sebelumnya ketika banyak arsitektur bangunan gereja di Eropa didominasi oleh tembok tebal dan sedikit sumber cahaya alami. Secara spiritual jendela kaca patri menyimbolkan keindahan cahaya surgawi.

Sebagaimana diinformasikan dalam laman Sainte-Chapelle, kapel ini memiliki rangkaian jendela kaca patri luar biasa yang merupakan contoh paling lengkap di dunia dari seni kaca patri abad ke-13. Sebanyak dua per tiga kaca patri di kapel ini merupakan kaca patri yang masih asli dari abad ke-13 sedangkan sebagian lainnya diganti karena kerusakan salah satunya akibat dari Revolusi Prancis. Jendela mawar besar (rose windows) bergaya flamboyan berasal dari abad ke-15. Terdapat 15 jendela kaca patri yang memiliki dimensi yang menakjubkan dengan tinggi 15 m di bagian tengah kapel dan 13 m di dekat tempat paduan suara. Jendela-jendela kaca patri tersebut terdiri dari 1.113 panel adegan dari Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang menceritakan sejarah dunia menurut Alkitab hingga kedatangan relikui suci di Kota Paris. Hari penghakiman tergambar di jendela mawar.

4. Dihiasi seni lukis dan seni ukir bernilai tinggi

lukisan karya seniman Pierre-Denis Martin dari abad ke-18 yang menggambarkan Louis XV dalam sebuah upacara di Istana dengan latar belakang Sainte-Chapelle, Paris (commons.wikimedia.org/Gribeco)

Sebagai kapel kerajaan dan tempat penyimpanan relikui suci Kekristenan, Sainte-Chapelle, Paris dihiasi oleh masterpiece seni lukis dan dan seni ukir yang bernilai tinggi dan menjadi salah satu tengara seni religius Kekristenan di Eropa. Sumber-sumber sejarah menuliskan Sainte-Chapelle, Paris adalah kapel yang kaya akan warna meskipun sejumlah lukisan dindingnya terutama di kapel bagian bawah adalah hasil restorasi di abad ke-19 karena memudarnya warna lukisan lama akibat ratusan tahun perjalan waktu dan terkena banjir Sungai Seine. Meski demikian warna-warna dominan abad ke-13: biru, merah dan emas tetap dipertahankan. Menurut To Europe and Beyond, salah satu lukisan dinding yang paling terkenal adalah lukisan berjudul "The Annunciation" dari abad ke-13 yang menggambarkan Malaikat Gabriel memberi kabar suka cita kepada Bunda Maria di kapel bagian bawah.

Lukisan tersebut merupakan salah satu lukisan dinding yang paling tua di Paris. Kemudian terdapat 44 buah lukisan yang dilukis langsung di batu (medallions) pada relung dinding kapel yang menggambarkan para martir Kristen perdana. Kekayaan seni pahat ada di berbagai tempat di dalam dan luar kapel, untuk seni pahatnya beberapa yang terkenal adalah patung "The Virgin and Child" di pintu gerbang kapel bagian bawah dan "The Blessing Christ" di pintu gerbang kapel bagian atas karya Adolphe Geoffroy-Dechaume dari abad ke-19. Kemudian terdapat patung pahatan 12 murid Yesus di depan pilar-pilar gereja sebagai simbol para rasul adalah pilar gereja Katolik Roma. Patung Raja Prancis Louis IX juga terdapat di dalam kapel bagian atas.

5. Mengalami kerusakan parah selama Revolusi Prancis

potret fasad selatan Sainte-Chapelle, Paris (commons.wikimedia.org/Ali Sabbagh)

Revolusi Prancis (1787-1799) telah membawa dampak yang besar terhadap sistem monarki absolut Prancis. Saat itu rakyat Prancis melakukan pemberontakan terhadap raja akibat ketimpangan ekonomi dan krisis sosial yang pada akhirnya merubah negara Prancis dari sistem monarki absolut ke Republik yang artinya kekuasaan ada di tangan rakyat. Menurut Britannica, pada keadaan chaos saat Revolusi Prancis meletus tersebut, Sainte-Chapelle, Paris tidak luput dari perusakan yang dilakukan massa karena dianggap sebagai salah satu simbol monarki, kapel ini dijarah, sejumlah relikui hilang, kaca-kaca patri bersejarah dirusak, sejumlah karya seni patung dan pahatan dirusak.

Sejak Revolusi Prancis, kapel ini sudah tidak digunakan lagi sebagai tempat peribadatan, bahkan setelahnya kapel ini digunakan sebagai gudang penyimpanan gandum. Kapel ini juga pernah digunakan sebagai tempat penyimpanan arsip nasional (1793) dan perpustakaan (1795). Pada saat itu, kapel tersebut sangat membutuhkan restorasi dan perlu dikembalikan ke bentuk asalnya. Hingga akhirnya, dalam perjalanan waktu bangunan Sainte-Chapelle mengalami sejumlah restorasi dari abad ke19 hingga abad ke-21 ini.

Pada abad ke-19 dilakukan perbaikan untuk mengembalikan bentuk kapel seperti sebelum terjadinya Revolusi Prancis termasuk restorasi pada kaca patrinya. Pada abad ke-20 dilakukan restorasi kaca patri yang disimpan selama Perang Dunia II untuk menampilkan keindahan aslinya dan pada tahun 2008 dilakukan pembersihan kaca patri dan perbaikan karya pahatan yang menghabiskan dana hingga EUR 10 juta. Menurut Forbes, restorasi ekstensif di abad ke-21 dilakukan pada tahun 2015 silam, sekitar 6.000 m per segi kaca patri dilepas dan dianalisa secara presisi dengan teknologi laser untuk menghilangkan kotoran selama 7 abad yang menutupi keindahannya.

Sejumlah sumber menuliskan bahwa tiket masuk ke kapel yang telah menjadi museum ini adalah sebesar EUR 13 untuk orang dewasa dan gratis untuk warga negara Eropa yang berusia di bawah 26 tahun. Saat paling tepat untuk menikmati secara maksimal keindahan kapel ini adalah ketika matahari sedang bersinar cerah, saat sinarnya menembus melalui jendela kaca patri dan menerangi interior kapel yang akan menambah aura spiritual di dalam kapel. Jangan lupa untuk mengunjungi kapel yang indah ini jika nanti kamu ada kesempatan untuk mengunjungi Prancis, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team