Matematika adalah sebuah ilmu yang mempelajari segala jenis penghitungan, angka, ruang, struktur, probabilitas, dan segala hal yang berkaitan dengan keilmuan eksakta. Secara sederhana, matematika yang diambil dari bahasa Yunani mathema juga bisa diartikan sebagai pemikiran sebuah pola.
Nah, kira-kira bagaimana sejarah mengenai ilmu eksak yang satu ini ya? Konon matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang paling purba di muka Bumi. Yuk, kita gali lebih dalam.
Menurut laman Story of Mathematics, sejarah matematika memiliki usia yang sama tuanya dengan sejarah peradaban manusia. Tidak jelas kapan matematika dijadikan landasan keilmuan bagi manusia purba karena ilmuwan tidak memiliki data yang cukup akurat. Namun, beberapa ahli sepakat bahwa matematika sudah digunakan sejak zaman manusia purba.
Jika memang matematika sudah digunakan secara sederhana oleh manusia purba, maka matematika sudah ada sejak 100.000 - 200.000 tahun lalu, di mana manusia (homo sapiens) sudah ada sejak perkiraan waktu tersebut. Namun, matematika awal tentu saja sangat berbeda dengan matematika modern.
Diperkirakan manusia purba menggunakan cara-cara penghitungan yang sangat sederhana. Misalnya, penghitungan sederhana tentang pembagian makanan dan hasil buruan kepada anggota kelompok manusia purba lainnya. Baru setelah era manusia purba, matematika lebih berkembang dan digunakan sebagai fondasi berpikir eksak.
Di zaman kuno, matematika juga berkembang sangat pesat di wilayah Mesir, Yunani, Mesopotamia, Babilonia, Persia, Tiongkok, dan wilayah-wilayah lainnya. Dicatat dalam laman Britannica, terdapat bukti-bukti penggunaan matematika sebagai salah satu keilmuan kuno melalui lempengan tanah liat, batuan kuno, dan ukiran-ukiran di dinding.
Perkembangan matematika secara pesat diperkirakan sudah terjadi sejak 5.000 - 10.000 tahun Sebelum Masehi. Bahkan, kode-kode rumit dan penghitungan kompleks sudah ada sejak zaman Alexander Agung sampai era Kekaisaran Bizantium. Ilmuwan modern menemukan bukti manuskrip kuno yang merujuk pada metode aksioma, teori rasio, dan bahkan penghitungan ruang.
Selain untuk membangun bangunan megah, matematika juga dijadikan ilmu eksak untuk memudahkan manusia zaman kuno dalam berdagang. Bahkan, ada banyak filsuf atau pemikir Yunani dan Romawi kuno yang menjadikan matematika sebagai landasan pemikiran mereka.
Tentu kamu pernah mendengar nama-nama besar seperti Archimedes, Pythagoras, Aristoteles, Ibnu Sina, Plato, Ptolemy, Al-Khawarizmi, dan Theudius, bukan? Yup, nama-nama tersebut adalah deretan nama ilmuwan di zaman kuno yang memberikan kontribusi bagi dunia di bidang matematika dan ilmu pengetahuan lainnya.
Matematika terus berkembang dan menjadi sebuah rumusan yang kompleks karena mengikuti kemajuan peradaban manusia. Pada era-era Yunani dan Romawi kuno (peralihan antara era Sebelum Masehi ke era Masehi), kemajuan sains menjadi salah satu indikasi dari kemajuan sebuah kerajaan atau kekaisaran.
Ditulis dalam laman Thats Maths, bahkan Romawi kuno telah menjadikan matematika sebagai landasan peradaban mereka. Kekaisaran Romawi menggunakan matematika rumit dan modern untuk mengembangkan arsitektur mereka. Begitu juga dengan bangsa Yunani kuno - yang meskipun pada saat itu berada di bawah kekuasaan Romawi - mereka bisa menghasilkan banyak ilmuwan besar matematika yang teorinya masih digunakan hingga kini.
Beberapa soal atau rumusan matematika diklaim sebagai soal matematika tersulit di dunia dan mungkin hanya sedikit orang di dunia ini yang bisa memecahkannya. Laman Popular Mechanics mencatat bahwa rumus-rumus matematika seperti Dugaan Goldbach, Konjektur Collatz, Konjektur Prima Kembar, Hipotesis Riemann, dan Teori Helmholtz menjadi beberapa hipotesis atau rumusan eksak yang paling sulit di dunia.
Beberapa ahli matematika dunia bisa menjawabnya. Namun, tentu saja soal-soal sulit tersebut tidak bisa dipecahkan dengan cara yang cepat. Bahkan, hanya ada segelintir orang di dunia ini yang bisa memahami teka-teki matematika yang nyaris tak terpecahkan tersebut.
Hipotesis Riemann, misalnya, yang telah menjadi sebuah rumusan matematika paling sulit sejak 160 tahun lalu. Menurut Clay Mathematics Institute, hipotesis ini menyatakan bahwa frekuensi bilangan prima sangat erat kaitannya dengan suatu fungsi yang sangat rumit dan bahkan mungkin akan menyimpang dari pola reguler yang telah ada. Hingga saat ini, fungsi Zeta yang dirumuskan oleh Bernhard Riemann tersebut masih menjadi salah satu rumusan matematika tersulit yang pernah dibuat.
Tentu di zaman modern ini, matematika masih dan akan selalu menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Semua aspek kehidupan membutuhkan matematika sebagai dasar pemikiran logisnya. Teknologi, sains, medis, infrastruktur, transportasi, telekomunikasi, statistika, keuangan, dan semua aspek kehidupan lainnya tidak bisa lepas dari matematika.
Live Science dalam lamannya menjelaskan bahwa cabang keilmuan matematika terapan secara langsung telah menjadi pemecah persoalan dalam peradaban manusia modern. Mungkin ada banyak orang yang mempertanyakan relevansi matematika dengan kehidupan - meskipun tanpa disadari, orang yang mempertanyakan hal itu juga menggunakan matematika sebagai dasar keilmuan modern.
Nah, beberapa pembahasan ini tentu tidak serta-merta membuatmu menjadi cinta dengan matematika. Namun, setidaknya, kita yang tidak terlalu suka dengan matematika ini bisa mengerti bahwa ilmu eksak adalah bagian yang sangat penting dan tak bisa dilepaskan dari kehidupan kita.
Fakta mengenai sejarah perkembangan matematika sebagai salah satu ilmu eksak tertua di muka Bumi sangat menarik ya. Semoga artikel kali ini bisa membuka wawasan kamu tentang matematika, ya!