Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Nepal
Raja Nepal Gyanendra Shah. (Bishaldev100/Wikipedia)

Intinya sih...

  • Sejarah Nepal dimulai dari suku Kirati pada abad ke-7, hingga Raja Prithvi Narayan Shah menyatukan kerajaan-kerajaan kecil menjadi Kerajaan Nepal pada 1768.

  • Nepal dipengaruhi oleh Inggris dan Tiongkok, serta mengalami gejolak politik dan perang saudara pada abad ke-20 yang melemahkan monarki.

  • Puncaknya, pada 28 Mei 2008, Nepal resmi mendeklarasikan diri sebagai Republik Demokratik Federal setelah 240 tahun monarki berkuasa.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Nepal yang kita kenal hari ini adalah sebuah republik demokratis di kawasan Himalaya. Tapi siapa sangka, perjalanan panjang negeri ini penuh dengan konflik, tragedi, hingga penghapusan monarki.

 Yuk, simak kisah lengkapnya di bawah ini!

1. Awal Mula Kerajaan Nepal

Raja Prithvi Narayan Shah (commons.wikimedia.org/Mola Ram)

Sejarah Nepal berawal sejak abad ke-7, ketika suku Kirati mendiami Lembah Kathmandu. Mereka memerintah selama lebih dari 1.200 tahun dengan 28 raja yang silih berganti.

Saat itu, Nepal masih berupa kerajaan-kerajaan kecil yang sering bertikai dan rentan diserang dari luar.

Tokoh penting yang kemudian mengubah sejarah Nepal adalah Raja Prithvi Narayan Shah. Naik takhta Kerajaan Gorkha pada 1743, ia berambisi menyatukan kerajaan-kerajaan kecil melalui penaklukan dan diplomasi.

Hasilnya, pada 1768 berdirilah Kerajaan Nepal yang kuat di bawah dinasti Shah.

2. Pengaruh Asing: Inggris dan Tiongkok

Kerajaan Nepal berkuasa selama 240 tahun (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Sejak awal, Nepal tidak lepas dari pengaruh asing. Setelah invasi Tibet yang gagal, Nepal sempat jadi bawahan Kekaisaran Tiongkok pada akhir 1790-an.

Namun, keadaan berubah setelah Perang Inggris–Nepal (1814–1816). Kekalahan membuat Nepal menandatangani Perjanjian Sugauli yang menjadikannya protektorat de facto Inggris.

Sejak itu, Inggris semakin ikut campur dalam politik Nepal, apalagi melalui Dinasti Rana yang membatasi peran raja.

3. Gejolak Politik dan Perang Saudara

Perang Rakyat Nepal (commons.wikimedia.org/Unknown)

Memasuki abad ke-20, rakyat mulai tidak puas dengan rezim monarki. Tuduhan korupsi, pembatasan kebebasan hingga memicu gelombang perlawanan.

Situasi makin panas pada 1996 ketika pecah Perang Saudara Nepal. Kelompok Maois melancarkan “Perang Rakyat” yang berlangsung selama satu dekade, mengguncang stabilitas politik dan melemahkan monarki.

4. Tragedi Berdarah: Pembantaian Keluarga Kerajaan

Raja Birendra tewas dalam tragedi pembantaian keluarga kerajaan Nepal (abc.net.au)

Krisis mencapai puncaknya pada 2001, ketika terjadi tragedi besar, yaitu pembantaian keluarga kerajaan Nepal. Raja Birendra, Ratu Aishwarya, dan sebagian besar anggota keluarga kerajaan tewas dalam insiden ini.

Peristiwa tersebut mengguncang rakyat Nepal dan makin memperlemah legitimasi monarki. Raja Gyanendra yang naik takhta setelahnya justru memperburuk keadaan dengan mengumumkan keadaan darurat pada 2005 dan menahan para politisi.

5. Berakhirnya Monarki, Lahirnya Republik Nepal

Penobatan Raja Nepal Gyanendra Shah (Bishaldev100/Wikipedia)

Gelombang protes rakyat semakin besar. Akhirnya pada 2006, Raja Gyanendra dipaksa menghidupkan kembali parlemen. Koalisi partai politik segera memangkas kekuasaannya.

Puncaknya, pada 28 Mei 2008, Nepal resmi mendeklarasikan diri sebagai Republik Demokratik Federal. Setelah 240 tahun, sistem monarki berakhir dan Nepal memasuki babak baru sebagai republik.

Meski monarki sudah runtuh, warisannya masih terasa hingga kini. Tradisi, budaya, dan identitas Nepal tetap berakar kuat pada masa lalu. Nepal modern adalah hasil perjalanan panjang penuh konflik, tragedi, dan transformasi sejarah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team