5 Fakta Singa Betina, Berburu Mangsa dan Mengurus Anak Sekaligus

- Singa betina memiliki ciri fisik khas, seperti tubuh kecil, bulu pendek, dan mata kuning keemasan untuk memburu mangsa.
- Singa betina adalah pemimpin dalam kawanan dan membentuk ikatan kuat dengan sesama betina untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
- Betina berperan dalam memimpin perburuan mangsa, merawat anak-anaknya, dan melindungi mereka dari ancaman induk jantan di pridenya.
Singa adalah kucing besar yang aktif secara nokturnal (malam hari) untuk bersosialisasi, berburu dan sebagainya. Singa adalah predator puncak di habitatnya dan dijuluki sebagai “raja hutan”. Singa tersebar pada banyak tempat di dunia: Eropa, Asia dan Afrika mendiami beragam habitat seperti padang rumput, sabana, semak belukar lebat dan hutan terbuka.
Tidak banyak hewan yang menonjolkan betina dalam segala aktivitas harian. Singa betina bisa melakukan perburuan mangsa, merawat anak, membina hubungan dengan sesamanya di kelompok bahkan melawan jantan. Singa mempunyai segudang fakta menarik termasuk menggambarkan betapa hebatnya betina dalam segala hal. Singa betina bakal dikuak lebih jauh dalam ulasan. Baca sekarang!
1. Ciri fisik singa betina

Singa adalah salah satu hewan dengan fisik khas sesuai jenis kelaminnya (dimorfisme seksual). Betina bertubuh kecil, berbulu pendek dan ramping sehingga lebih cepat daripada singa jantan. Warna bulunya bervariasi dari kuning, coklat tua, oranye dan coklat. Betina tumbuh dengan panjang 9 kaki dan berat mencapai 400 pon.
Singa betina tidak memiliki surai yakni janggut rambut tebal layaknya jantan. Hidungnya hitam dan coklat tua dengan wajah lebih ramping. Matanya berwarna kuning keemasan yang memiliki kelebihan terhadap penglihatan malam hari untuk memburu mangsa. Ujung ekornya berjumbai rambut hitam. Tentu, betina dilengkapi puting susu berjumlah 4 pasang untuk menyusui anaknya.
2. Perilaku betina dalam kehidupan sosialnya

Singa betina adalah pemimpin dalam kawanan disebut pride dengan anggota maksimum kisaran 40 ekor terdiri dari banyak betina dewasa, remaja dan anak-anaknya. Sisanya adalah 3 ekor jantan. Pada umumnya, singa itu bersifat matriaki sehingga anggota kawanan mayoritasnya berisi betina, jelas africa-safaris.
Betina membentuk ikatan super kuat dalam pridenya karena betina tinggal selamanya dalam kawanan. Oleh karena itu, sesama betina lebih kental kekeluargaannya. Mereka saling menjilati, berguling dan tidur berdampingan. Kedekatan ini menciptakan kerja sama dalam menjalani kehidupan sehari-hari meliputi berburu secara tim, merawat anak bersama-sama dan melindungi wilayah bersama.
3. Cara betina berburu mangsa

Soal memburu mangsa, tugas jantan hanya berpatroli di sekitar wilayah pridenya. Betina adalah otak dalam memburu mangsa sekaligus merawat anak-anak. Kawanan betina bekerja sama mengalahkan mangsa. Sebagian betina mendorong mangsa ke arah para betina yang tersembunyi, kemudian melancarkan serangan bersama-sama.
Setiap singa betina dalam kelompok mendapatkan peran masing-masing: ada yang mengejar, mengapit dan menyergap. Dengan penglihatan malam sangat baik, betina menguntit dan menyergap mangsanya dalam nuansa gelap. Mangsa utama dari singa adalah rusa kutub, jerapah, zebra dan kerbau.
4. Peran induk betina dalam mengurus anak

Biasanya betina kawin dengan banyak jantan bukan berasal dari pridenya. Betina biasanya melahirkan satu hingga empat anak setelah masa kehamilan sekitar 3 bulan setengah. Anak-anak biasanya menyusui hingga 6 bulan, tapi sudah mulai makan daging pada usia 3 bulan. Anak singa terlahir buta dengan berat sekitar 4 pon.
Anak singa bertempat di sarang terpencil yang sepenuhnya hanya bergantung pada induk betina. Anak singa tak hanya dirawat oleh induk kandungnya, betina dewasa lain juga merawat anak-anak singa. Pada usia enam bulan, anak-anak mulai diajarkan oleh para betina untuk berburu dengan mengamati cara betina dewasa saat berburu mangsa.
5. Betina pelindung sang anak dari ancaman induk jantan

Beda dengan betina selamanya berada di suatu pride, jantan akan keluar dari pride, tempat kelahirannya untuk mencegah perkawinan sedarah. Jantan tadi akan mencari “pride A” (contoh) untuk mengawini betina, menghasilkan anak dan jadi jantan penguasa. Lanjutnya, jantan lain berhasil merebut “pride A.” Kemudian berniat untuk membunuh anak dari jantan penguasa di “pride A”.
Induk betina di “pride A” pasang badan untuk membela anaknya dari serangan suami barunya itu. Betina berani memukul suaminya setelah menggeram keras kepada anak tirinya. Alhasil, terdapat bekas luka tamparan cakaran. Betina memang super protektif dengan menaruh anaknya di sarang terpencil, dilansir Greatergood.
Lantaran singa bersifat matriaki membuat sebagian besar kegiatan sehari-hari dikerjakan oleh para betina. Sebab, dalam suatu pride, jantannya hanya berjumlah sedikit. Jadi, singa betina sebenarnya juga memperlihatkan sisi kejantanannya melebihi jantan itu sendiri. Hal ini membuktikan bahwa tak hanya manusia yang matraki, singa juga bisa melakukannya.