Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret burung kiwi (commons.wikimedia.org/David J. Stang)

Intinya sih...

  • Burung kiwi tidak bisa terbang tapi punya indra penciuman tajam

  • Bertelur dengan ukuran telur super besar, dijaga oleh pejantan

  • Termasuk burung nokturnal yang pemalu, memiliki bulu seperti rambut dan cakar kuat

Burung kiwi memang sudah lama dikenal sebagai simbol nasional Selandia Baru. Meski tubuhnya mungil dan bentuknya unik, burung ini menyimpan berbagai fakta menarik yang gak banyak diketahui banyak orang. Keberadaannya sangat dihargai oleh masyarakat Selandia Baru, bahkan sampai dijadikan ikon budaya yang mewakili identitas bangsa. Karena sifatnya yang langka dan habitatnya yang terbatas, burung kiwi pun menjadi spesies yang dilindungi secara ketat.

Salah satu alasan kenapa burung kiwi dianggap istimewa adalah karena ia merupakan burung nokturnal yang punya banyak keunikan biologis. Bentuk paruhnya, perilaku saat mencari makan, hingga cara bertelurnya benar-benar berbeda dari burung pada umumnya. Gak heran kalau banyak peneliti tertarik mengkaji lebih dalam tentang kehidupan burung ini. Berikut lima fakta unik tentang burung kiwi yang bisa membuka perspektif baru tentang hewan khas Selandia Baru ini.

1. Tidak bisa terbang tapi punya indra penciuman tajam

potret burung kiwi (commons.wikimedia.org/Maungatautari Ecological Island Trust)

Berbeda dari kebanyakan burung yang mengandalkan sayap untuk berpindah tempat, burung kiwi justru sama sekali gak bisa terbang. Sayapnya sangat kecil dan nyaris gak terlihat, sehingga lebih mirip seperti sisa evolusi yang gak berfungsi lagi. Tubuhnya pun lebih padat dan berat dibandingkan burung-burung terbang lain, membuat burung kiwi sepenuhnya bergantung pada kaki untuk berjalan atau berlari. Adaptasi inilah yang membuat kiwi lebih cocok hidup di semak belukar dan hutan lebat di malam hari.

Sebagai gantinya, burung kiwi punya indra penciuman yang luar biasa tajam, bahkan dianggap salah satu yang terbaik di antara semua jenis burung. Lubang hidungnya terletak di ujung paruh, bukan di pangkal seperti burung lain, memudahkannya dalam mendeteksi bau dari dalam tanah. Kiwi memanfaatkan indra ini untuk mencari cacing, larva, dan serangga yang bersembunyi di bawah tanah. Tanpa kemampuan terbang, burung kiwi justru berkembang dengan cara yang sangat berbeda namun tetap efisien.

2. Bertelur dengan ukuran telur super besar

potret burung kiwi (commons.wikimedia.org/Hannes Grobe)

Salah satu fakta paling mengejutkan dari burung kiwi adalah ukuran telurnya yang luar biasa besar dibandingkan ukuran tubuhnya. Telur kiwi bisa mencapai 20 persen dari berat tubuh induknya, menjadikannya salah satu rasio terbesar di dunia hewan bertelur. Bahkan, dalam dunia burung, gak ada spesies lain yang menghasilkan telur sebesar ini dalam proporsi tubuh yang sekecil kiwi. Proses membawa dan mengeluarkan telur tersebut jelas sangat menantang bagi induk betina.

Uniknya, setelah bertelur, tugas menjaga dan mengerami telur justru dilakukan oleh pejantan. Burung jantan akan merawat telur selama hampir 80 hari hingga menetas, tanpa bantuan dari induk betina. Telur yang besar juga menyimpan cadangan makanan yang banyak, membuat anak kiwi bisa mandiri sejak hari pertama menetas. Fakta ini menunjukkan bahwa dalam dunia kiwi, kerja sama antara jantan dan betina sangat penting untuk memastikan kelangsungan hidup anak-anaknya.

3. Termasuk burung nokturnal yang pemalu

potret burung kiwi (commons.wikimedia.org/mark2-nz)

Burung kiwi tergolong sebagai hewan nokturnal, artinya mereka lebih aktif di malam hari. Pada siang hari, mereka lebih sering bersembunyi di dalam liang, semak, atau di bawah akar pohon. Aktivitas utama seperti mencari makan dan menjelajah wilayah baru dilakukan setelah matahari terbenam. Gaya hidup ini membuat mereka sulit ditemukan dan diamati secara langsung di alam liar.

Selain aktif di malam hari, burung kiwi juga dikenal sangat pemalu dan menghindari kontak dengan makhluk lain, termasuk manusia. Mereka jarang bersuara kecuali untuk memanggil pasangannya atau memperingatkan bahaya. Sifat ini membuat populasi burung kiwi sulit dilacak meski di daerah perlindungan sekalipun. Namun justru karena keunikan perilaku ini, burung kiwi semakin menarik untuk dipelajari oleh para peneliti konservasi.

4. Memiliki bulu seperti rambut dan cakar kuat

potret burung kiwi (commons.wikimedia.org/mark2-nz)

Berbeda dari bulu burung biasa yang halus dan ringan, bulu burung kiwi lebih menyerupai rambut kasar yang tumbuh lebat di tubuhnya. Tekstur ini membantu mereka berbaur dengan lingkungan sekitarnya, terutama di hutan-hutan yang gelap dan lembap. Warna bulunya pun dominan cokelat keabu-abuan, mirip dedaunan yang gugur, memberikan kamuflase alami dari predator. Inilah yang menjadi salah satu kunci bertahan hidup burung kiwi di alam liar.

Gak cuma itu, burung kiwi juga dilengkapi dengan cakar yang kuat di keempat jarinya. Kaki ini digunakan untuk menggali tanah saat mencari makanan dan untuk mempertahankan diri dari serangan. Meskipun terlihat kecil dan jinak, kiwi bisa menyerang balik jika merasa terancam, terutama saat melindungi sarangnya. Perpaduan bulu seperti rambut dan cakar kuat ini menunjukkan betapa adaptifnya burung kiwi terhadap habitatnya yang liar dan penuh tantangan.

5. Populasinya semakin langka dan dilindungi ketat

potret burung kiwi (commons.wikimedia.org/The.Rohit)

Sayangnya, populasi burung kiwi saat ini terus menurun akibat perusakan habitat dan masuknya hewan predator asing seperti musang, anjing, dan kucing. Karena burung ini gak bisa terbang dan cenderung hidup menyendiri, mereka menjadi sasaran empuk bagi hewan pemangsa. Setiap tahun, ribuan burung kiwi mati sebelum mencapai usia dewasa. Hal ini membuat pemerintah Selandia Baru semakin gencar menjalankan program konservasi.

Berbagai upaya pelestarian seperti penangkaran, perlindungan habitat, dan pemantauan populasi terus dilakukan secara intensif. Salah satu program yang paling dikenal adalah "Kiwis for Kiwi", yang mengajak warga lokal ikut menjaga spesies ini. Keberhasilan pelestarian burung kiwi dianggap sebagai tolok ukur keberhasilan konservasi nasional di Selandia Baru. Karena itu, menjaga kelangsungan hidup burung ini berarti juga menjaga warisan alam dan budaya bangsa.

Burung kiwi bukan cuma simbol nasional, tapi juga wujud dari keberagaman hayati yang patut dijaga bersama. Keunikannya mencerminkan kekayaan evolusi dan adaptasi alam yang luar biasa. Semakin kita mengenal burung ini, semakin besar pula rasa tanggung jawab untuk ikut melestarikannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team