Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Chub eropa (commons.wikimedia.org/Tylwyth Eldar)

Selain benua Asia, benua Eropa juga dihuni oleh berbagai jenis ikan yang cukup unik dan menarik. Nah, diantara banyaknya ikan di Eropa Squalius cephalus atau chub eropa jadi salah satu yang menarik untuk dibahas. Sekilas, bentuknya terlihat biasa saja dan tak berbeda dari ikan lain macam bandeng atau tawes. Ukurannya juga tak terlalu besar sehingga tidak terlihat wow. Tapi jangan salah, keunikan ikan ini ternyata terlihat dari aspek lain.

Contohnya, ikan ini memiliki tarikan yang menantang sehingga digemari oleh banyak pemancing. Habitatnya juga unik karena ia sangat suka hidup di wilayah yang disebut zona barbel. Tak cuma itu, saat ini sungai-sungai dan danau di Eropa juga mulai tercemar dan hal tersebut memengaruhi chub eropa. Lebih lanjut, kita akan membahas keunikan-keunikan tersebut di artikel ini!

1. Panjang maksimalnya mencapai 60 centimeter

Chub eropa (commons.wikimedia.org/Tylwyth Eldar)

Ukuran chub eropa tidak terlalu besar dengan panjang sekitar 30 sampai 60 centimeter. Badannya memanjang, sedikit gendut, dan ikan ini memiliki sisik-sisik besar berwarna silver atau kecokelatan. Kemudian, ekor ikan ini juga bercabang dan berwarna gelap yang mana tak jauh berbeda dari ikan sejenis. Layaknya ikan air tawar lain, chub eropa juga memiliki mata bulat bersar dengan pupil berwarna hitam. Terakhir, di ujung siripnya terdapat warna jingga atau kemerahan yang mencolok dan membuatnya mudah dibedakan dari spesies ikan lain.

2. Hidup di zona barbel yang kaya akan kehidupan

Chub eropa (commons.wikimedia.org/Algirdas)

Seperti namanya, wilayah penyebaran ikan ini mencakup daerah Eropa, mulai dari Inggris, Italia, Yunani, Swiss, Slovenia, Polandia, sampai Kroasia. Selain di Eropa, ia juga bisa ditemukan di beberapa wilayah Asia, seperti Turki, Iran, Irak, dan Syria, jelas GBIF. Secara umum, habitatnya mencakup zona barbel, yaitu zona perairan dataran rendah yang memiliki karakteristik perairan dataran tinggi. Karena karakternya yang unik tersebut, zona barbel kaya akan keanekaragaman satwa dan jadi rumah ideal bagi ikan ini.

Spesifiknya, chub eropa sering ditemukan di sungai, danau, dan perairan payau yang dekat dengan laut. Di siang hari, ikan ini sering berenang di dasar sungai atau menampakan diri di permukaan air. Tak jarang, ia juga mencari makan di sela-sela bebatuan atau di sekitar tanaman laut. Populasi chub eropa juga melimpah sehingga kamu bisa menemukan ikan ini dengan sangat mudah.

3. Ikan ini terancam oleh kontaminasi zat berbahaya

Chub eropa (commons.wikimedia.org/Vasyl Bilokinskiy)

Saat ini, sungai dan danau di Eropa mulai tercemar zat-zat berbahaya akibat adanya industrialisasi, polusi, dan limbah rumah tangga. Karena hal tersebut, berbagai hewan seperti chub eropa juga terkena dampaknya. Spesifiknya, banyak individu chub eropa yang terkontaminasi microplastic, metal, magnesium, dan sodium, jelas artikel di jurnal Science of the Total Environment dan Ecological Indicators. Tentunya hal ini sangat membahayakan entah bagi manusia atau ikan itu sendiri.

Ikan yang terkontaminasi zat berbahaya memiliki kemungkinan sakit yang cukup tinggi. Di sisi lain, manusia juga bisa sakit jika memakan ikan yang terkontaminasi. Umumnya, zat-zat berbahaya tersebut terkonsentrasi di otot, hati, dan insang. Terakhir, individu muda sangat rawan terkontaminasi zat-zat tersebut karena imun tubuh mereka belum sekuat individu dewasa.

4. Chub eropa jadi ikan favorit para pemancing

Chub eropa (commons.wikimedia.org/Vasyl Bilokinskiy)

Dilansir iNaturalist, chub eropa merupakan salah satu ikan yang jadi favorit para pemancing di Eropa. Ukurannya yang tidak terlalu besar, tarikannya yang mantap, dan populasinya yang melimpah jadi tiga faktor utama mengapa ikan ini digemari. Tercatat, banyak orang yang pernah menangkap chub eropa berukuran raksasa. Pada tahun 2012, seorang pemancing bernama Neil Steven pernah menangkap ikan seberat 4.2 kilogram. Tak mau kalah, ada juga pemancing yang pernah menangkap individu seberat 5.72 kilogram.

Teknik pemancingan dan umpan yang dipakai untuk menangkap ikan ini juga beragam. Terkadang, para pemancing akan menggunakan umpan hidup. Selain itu, umpan buatan juga kerap digunakan. Nah, penggunaan teknik dan umpan yang bervariasi merupakan preferensi dari setiap pemancing. Sayangnya, chub eropa tak ada di Indonesia jadi kamu tidak bisa merasakan sensasi memancing ikan ini.

5. Mampu bererproduksi pada usia 2 sampai 6 tahun

Chub eropa (commons.wikimedia.org/Vasyl Bilokinskiy)

Laman FishBase menjelaskan kalau chub eropa akan melakukan reproduksi di perairan yang memiliki arus deras. Selama musim kawin, individu betina mampu bereproduksi lebih dari satu kali dan bisa kawin dengan beberapa pejantan. Jika berbicara tempat bertelur, ikan ini biasanya akan bertelur di bebatuan dan jarang bertelur di daerah dengan vegetasi rapat. Kemungkinan hal tersebut dilakukan supaya telur-telurnya lebih aman dari ancaman predator. Lebih lanjut, ikan ini bisa hidup hingga usia 22 tahun dan ia akan mencapai kematangan seksual pada usia 2 hingga 6 tahun.

Chub eropa memang tidak terlalu besar dan perawakannya juga tak terlalu berbeda dari ikan lain. Tapi secara spesifik ikan ini memiliki banyak keunikan dan hal menarik yang tidak ada di ikan lain. Pertama, chub eropa jadi ikan favorit pemancing karena mudah dipancing dan tarikannya kuat. Ikan ini juga sangat mudah dijumpai dan punya populasi yang melimpah. Namun, karena ulah manusia chub eropa mulai terancam akibat adanya kontaminasi zat berbahaya seperti microplastic, sodium, metal, dan magnesium.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team