Di hutan Amazon yang luas, ada primata mungil dengan penampilan yang mencolok – Golden-mantled Saddleback Tamarin (Leontocebus tripartitus). Sesuai namanya, primata ini mempunyai punggung berwarna emas yang kontras. Selain itu, bulunya dari ujung kepala hingga ekor mempunyai warna bulu yang beragam, membuatnya mudah dikenali di alam liar. Meski ukurannya kecil, tamarin ini punya perilaku sosial yang menarik dan peran penting di ekosistem. Yuk, kenali lebih dekat si mungil berpunggung emas ini lewat fakta-fakta uniknya!
5 Fakta Unik Golden-mantled Saddleback Tamarin, Primata Berpelana Emas

Intinya sih...
Penampilan Unik Golden-mantled Saddleback Tamarin
Pemakan Getah Pohon yang Bergantung pada Primata Terkecil di Dunia
Menggunakan Metode Kemosignaling untuk Berkomunikasi
1. Punggung Emas yang Menjadi Ciri Khas
Primata ini memiliki penampilan yang sangat beragam sekaligus unik – mulai dari kepala hingga ekor. Pada bagian kepala dan ekor yang berwarna hitam, wajah dan moncongnya berwarna putih, dan juga pada bagian leher, dada, hingga area bawah perutnya berwarna oranye cerah. Selain itu, yang menjadi ciri khas primata ini yaitu terdapat pada bagian punggungnya yang berbentuk seperti pelana – dengan warna yang sesuai namanya yaitu emas hingga coklat keemasan. Golden-mantle memiliki ukuran yang relatif kecil, dilansir dari laman New England Primate Conservancy, primata ini memiliki ukuran tubuh sekitar 21,8 hingga 24 cm dan ekor yang berfungsi menjaga keseimbangan tubuhnya memiliki ukuran lebih panjang dari ukuran badannya yaitu sekitar 31,6 hingga 34,1 cm, dengan berat sekitar 2,9 hingga 4,2 kg. Walaupun ukurannya mini, tetapi primata ini bisa mudah dikenali dari warnanya yang beragam dan mencolok.
2. Pemakan Getah Pohon yang Bergantung pada Primata Terkecil di Dunia
Dilansir dari laman Bio Explorer, Golden-mantle memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, volume usus yang terbatas, dan laju makanan yang cepat, sehingga primata ini memerlukan makanan yang bergizi dan berenergi tinggi. Makanan utama Golden-mantle cukup untuk melengkapi gizi dan energi dalam tubuhnya yaitu terdiri dari buah-buahan, bunga, nektar, serangga, hewan-hewan kecil dan getah pohon dari lubang. Dilansir dari laman New England Primate Conservancy, Golden-mantle ini tidak membuat lubang getah sendiri, melainkan dibuat oleh marmoset kerdil. Alasannya, getah merupakan makanan pelengkap bagi Golden-mantle sedangkan marmoset kerdil menjadi makanan utamanya. Selain itu, alasan lainnya adalah Golden-mantle tidak mempunyai gigi khusus untuk ‘mengorek-ngorek’ pohon untuk mencari getah, sedangkan marmoset kerdil memang terdapat gigi yang dikhususkan untuk membuat lubang getah di pohon. Dibalik itu semua, Golden-mantle juga sangat berperan dalam menjaga ekosistem hutan dengan penyebaran biji dihutan melalui kotoran mereka yang mengandung biji. Dan karena Golden-mantle ini merupakan pemakan serangga, mereka juga kerap dianggap sebagai pengendali hama.
3. Menggunakan Metode Kemosignaling untuk Berkomunikasi
Golden-mantle hidup dalam kelompok yang relatif kecil, yaitu sekitar 4-9 ekor per kelompok. Dilansir dari laman Bio Explorer, mereka hidup dalam kelompok yang di mana hanya betina yang dominan untuk kawin, biasanya dengan beberapa jantan. Dalam bentuk komunikasinya belum banyak diketahui, tetapi terdapat satu metode penting dalam komunikasinya. Dilansir dari laman New England Primate Conservancy, metode penting ini disebut dengan ‘chemosignaling' – yaitu metode komunikasi yang menggunakan sinyal kimia yang dilepaskan melalui bau badan atau kelenjar aroma. Mereka selalu menandai wilayah atau batas teritorialnya menggunakan aroma mereka. Selain itu, dilansir dari laman Bio Explorer, mereka juga diketahui kurang aktif selama musim kemarau, karena sumber makanan yang langka.
4. Habitat di Amazon Ekuador dan Peru
Dilansir dari laman Bio Explorer, Golden-mantle ditemukan di Peru dan Ekuador, terutama di Amazon bagian atas (dataran rendah), sebelah timur Andes di Ekuador, dan timur laut Peru, antara Sungai Curaray dan Sungai Napo di Peru. Primata ini lebih suka tinggal di hutan primer dan sekunder yang lebat, karena hutan tersebut sangat minim gangguan manusia. Mereka juga lebih aktif di siang hari (diurnal) dan jarang turun ke tanah hingga lebih banyak menghabiskan waktunya di pepohonan (arboreal).
5. Ancaman Besar Terhadap Populasinya
Sayangnya, Golden-mantle ini telah masuk dalam daftar hewan hampir terancam (Near Threatened) menurut IUCN. Habitatnya yang rusak akibat ulah manusia menjadi ancaman besar bagi mereka. Dilansir dari laman New England Primate Conservancy, habitatnya telah digunakan untuk eksplorasi minyak bumi hingga pembangunan beberapa jalan raya. Selain itu, perburuan liar juga dilakukan oleh masyarakat lokal untuk diambil dagingnya untuk dikonsumsi. Upaya konservasi telah dilakukan dengan membuat perjanjian Internasional oleh pemerintah yang bertujuan agar tidak memperdagangkan hewan yang berstatus terancam punah, hingga beberapa primata ini di simpan di penangkaran atau di tempat yang dilindungi. Hal ini dilakukan agar populasi mereka terus terjaga dan tidak mengancam kelangsungan hidup mereka.
Golden-mantled Saddleback Tamarin membuktikan bahwa ukuran kecil bukan penghalang untuk menjadi bagian penting dari ekosistem hutan hujan. Dengan punggung emas yang memikat dan perilaku sosial yang hangat, primata ini layak mendapatkan perhatian lebih dalam upaya pelestarian hutan Amazon. Menjaga mereka berarti menjaga keanekaragaman hayati yang luar biasa di wilayah tropis dunia.