5 Fakta Unik Gurun Taklamakan, Gurun Paling Kering di China

Intinya sih...
- Gurun Taklamakan terletak di Xinjiang, China Barat Laut, dengan luas 320.000-480.000 km²
- Wilayah paling kering di China dengan curah hujan hanya 10-40 mm per tahun, suhu ekstrem, dan fenomena pasir yang terus berpindah
- Meskipun panas dan kering, Gurun Taklamakan memiliki sejarah menarik terkait Jalur Sutra dan penemuan mumi kuno
Gurun Taklamakan adalah salah satu gurun terbesar di dunia yang terletak di wilayah Xinjiang, China Barat Laut. Gurun ini menempati Cekungan Tarim dan dikelilingi deretan pegunungan megah seperti Kunlun di selatan, Pamir di barat, dan Tian Shan di utara. Luasnya mencapai 320.000–480.000 km², membuatnya menjadi salah satu gurun terbesar di Asia.
Gurun ini dikenal dengan julukan "Laut Kematian" karena legenda yang mengatakan bahwa siapa pun yang masuk ke dalamnya tidak akan bisa keluar lagi. Selain reputasinya yang menakutkan, Gurun Taklamakan menyimpan fenomena alam dan sejarah yang luar biasa. Lebih lanjut, simak lima fakta menarik seputar Gurun Taklamakan.
1. Gurun paling kering di China
Gurun Taklamakan adalah wilayah paling kering di China berkat pengaruh rain shadow effect dari Pegunungan Himalaya. Udara lembap terhalang masuk, sehingga curah hujan tahunannya hanya 10–40 mm. Dilansir Xinhua Net, suhu di gurun ini juga ekstrem, saat musim dingin bisa mencapai −26°C, sementara musim panas melonjak hingga 40°C.
Kombinasi panas, dingin, dan minimnya air membuat gurun ini hampir tak bersahabat. Tak heran, para pengelana zaman dulu menyebutnya "kuburan tak berujung". Selain itu, perubahan iklim global semakin memperparah kekeringan di Taklamakan, sehingga mengancam ekosistem lokal.
2. Gurun pasir yang terus bergeser
Sebagai gurun pasir bergerak terbesar kedua di dunia, 85% wilayah Taklamakan terdiri dari bukit pasir yang terus berpindah. Ketinggian bukit pasirnya bervariasi, dari 18 meter hingga 91 meter. Angin kencang yang bertiup dari Pegunungan Tian Shan memicu pergerakan ini, mengikis lahan subur dan permukiman di sekitarnya.
Fenomena ini memaksa pemerintah China menanam "Tembok Hijau" atau sabuk vegetasi untuk menahan perluasan gurun. Dilansir Britannica, upaya ini berhasil mengurangi erosi pasir hingga 50% sejak 2000. Namun, ancaman pasir dapat "menelan" oasis, seperti di Hotan dan Kashgar, masih terus ada hingga saat ini.
3. Pernah turun salju
Meskipun dikenal sebagai gurun yang panas dan kering, Gurun Taklamakan pernah mengalami fenomena salju. Selama badai musim dingin China tahun 2008, Taklamakan dilaporkan tertutup salju. Dilansir dari Xinhua Net, seluruh gurun tertutup oleh lapisan salju tipis setebal 4 cm, yang mengakibatkan suhu turun hingga −26,1 °C.
Fenomena unik ini menjadi hal langka karena kelembapan udara di gurun biasanya terlalu rendah untuk membentuk salju. Meski indah, salju sempat mengganggu jalur transportasi dan merusak tanaman di oasis terdekat.
4. Asal nama dari Bahasa Uighur
Asal nama Gurun Taklamakan memiliki beberapa teori yang menarik. Salah satu yang paling umum diterima adalah bahwa nama ini berasal dari bahasa Uighur, sebuah bahasa Turki yang digunakan oleh komunitas lokal di wilayah tersebut. Dilansir The Toponym Takla-makan, istilah Taklamakan mungkin berasal dari kata tark (meninggalkan) dan makan (tempat), sehingga bermakna "tanah yang ditinggalkan".
Selain itu, menurut peneliti Uyghur, Turdi Mettursun Kara, nama Taklamakan berasal dari ungkapan Terk-i Mekan. Nama ini pertama kali dalam buku berjudul Tevarih-i Muskiyun, yang ditulis pada tahun 1867 di Prefektur Hotan, Xinjiang. Terlepas dari asal namanya, masyarakat Uighur masih menghormati gurun ini sebagai simbol ketahanan hidup.
5. Memiliki sejarah terkait peradaban kuno
Gurun Taklamakan, meskipun dikenal sebagai wilayah yang keras dan tidak ramah, memiliki sejarah yang menarik terkait peradaban kuno. Salah satu aspek yang paling menonjol adalah hubungannya dengan Jalur Sutra, rute perdagangan kuno yang menghubungkan China dengan Eropa. Kota-kota oasis seperti Kashgar dan Hotan menjadi pusat perdagangan rempah, sutra, dan gagang pedang.
Dilansir The New York Times, para arkeolog menemukan mumi berusia 4.000 tahun di sini, seperti "Mumi Loulan" dengan rambut pirang dan fitur Eropa. Penemuan ini mengindikasikan keberadaan suku Tocharia, yang diduga bermigrasi dari Eropa Timur dan hidup di wilayah ini ribuan tahun lalu.
Demikian lima fakta menarik seputar Gurun Taklamakan. Gurun Taklamakan bukan sekadar hamparan pasir tandus. Gurun ini adalah bukti betapa alam dan sejarah bisa bersatu dalam keheningan. Meski dijuluki "Laut Kematian", gurun ini justru menyimpan cerita tentang manusia yang bertahan, budaya yang bertaut, dan misteri yang masih menunggu untuk diungkap.