5 Fakta Unik Merpati Domestik, Salah Satu Burung Peliharaan Terpopuler

Laman Dreaming of a Chance Bird Sanctuary menjelaskan kalau merpati domestik jadi burung peliharaan yang sangat populer. Burung ini dipelihara oleh semua kalangan, mau itu anak-anak, remaja, sampai orang dewasa. Teknik pemeliharaannya juga berbeda tergantung siapa yang memeliharanya dan tergantung keadaan lingkungan sekitar. Ada yang memelihara merpati secara indoor namun tak sedikit yang memelihara merpati secara outdoor.

Terdapat banyak faktor yang membuat orang-orang suka memelihara merpati domestik, seperti karena perawatannya yang mudah, warnanya yang bervariasi, dan kecerdasan yang dimiliki merpati domestik. Untuk memelihara burung ini kamu hanya perlu menyiapkan tiga hal utama, yaitu kandang yang nyaman dan bersih, makanan yang bergizi, dan kesiapan diri untuk membersihkan kotoran burung. Kamu tak perlu memandikan, mengajak jalan-jalan, atau menyisir bulu burung ini.

Jika berbicara soal variasi warna dan corak, merpati domestik jadi salah satu burung dengan warna dan corak yang sangat beragam. Variasi warna dan corak yang dimiliki burung ini biasanya dipengaruhi oleh berbagai hal, mulai dari wilayah penyebaran sampai perkawinan silang. Warnanya yang bervariasi juga jadi keunikan tersendiri dan membuat banyak orang terpukau.

Warna cokelat, abu-abu, dan kebiruan jadi warna paling umum yang dimiliki burung ini. Namun ia juga punya warna-warna lain, seperti merah, putih, hijau, merah jambu, sampai ungu. Tak hanya warna, corak yang ada di bulunya juga tak kalah memukau. Ada merpati domestik yang punya tubuh putih polos. Di lain sisi ada juga merpati domestik dengan bercak-bercak cokelat, kemerahan, atau hitam. Bahkan ada juga individu dengan perpaduan warna hijau, merah jambu, dan putih yang acak.

Tak melulu sebagai peliharaan, burung pemakan biji-bijian ini juga punya banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Di beberapa daerah ia dijadikan makanan yang lezat bahkan para peneliti juga kerap memanfaatkan merpati domestik untuk keperluan penelitian, jelas Animal Diversity Web. Merpati domestik juga punya kemampuan untuk mengingat rumah atau tempat tinggalnya. Karenanya burung ini kerap digunakan sebagi pengirim pesan khususnya pada era perang dunia.

Tak hanya punya efek positif, dalam beberapa keadaan kehadiran burung ini juga cukup merugikan bagi manusia. Jika populasi merpati membludak ia bisa menjadi hama yang merugikan karena kerap merusak dan memakan tumbuhan dan biji-bijian yang ditanam petani. Koloni merpati di kota atau desa juga menimbulkan masalah kotoran yang sangat mengganggu. Kotoran-kotoran merpati ini jadi sarang penyakit dan bakteri yang bisa menginfeksi hewan dan manusia.

Selayaknya hewan domestik lain merpati domestik awalnya merupakan hewan liar yang dipelihara dan didomestikasi untuk memudahkan kehidupan manusia. Namun walau sudah lama didomestikasi belum ada yang tahu pasti secara spesifik tentang proses domestikasi burung ini, jelas iNaturalist. Para ahli masih terus mencari tahu siapa nenek moyang merpati domestik, bagaimana proses domestikasinya, dan kapan proses domestikasi tersebut pertama kali dilakukan.

Jika melihat taksonomi dan morfologinya merpati domestik merupakan keturunan dari Columba livia atau merpati batu. Hanya saja belum ada yang tahu burung ini keturunan dari subpspesies yang mana. Berdasarkan penelitian bangsa pertama yang mengetahui eksistensi merpati ini adalah bangsa Mesopotamia sekitar 5,000 tahun yang lalu. Namun sepertinya bangsa Mesopotamia bukan banga pertama yang mendomestikasi burung ini. Kurangnya data dan dokumentasi membuat penelitian terhadap asal-usul merpati domestik sulit dilakukan.

Dilansir Epidemiological Studies, merpati domestik jadi salah satu burung yang mampu menyebarkan penyakit. Umumnya penyakit-penyakit ini diderita oleh peternak dan pemelihara merpati. Salah satu yang cukup berbahaya adalah penyakit bird fancier's lung atau pingeon lung. Penyakit ini bisa terjadi karena manusia menghirup kotoran, pupuk, atau bulu merpati domestik yang akhirnya menyebabkan reaksi alergi seperti kesulitan bernafas. Untungnya penyakit tersebut bisa dicegah dengan penggunaan masker. Merpati domestik juga jadi penyebar patogen, seperti Chlamydophila psittaci, Histoplasma capsulatum, dan Cryptococcus neoformans.

Kamu mungkin sering melihat bahkan memelihara merpati domestik, namun walau begitu belum tentu kamu tahu hal-hal unik mengenai burung ini. Variasi warnanya, asal-usulnya, kegunaannya, sampai hubungannya dengan manusia sangat unik dan menarik untuk diulik. Karena keunikan itulah merpati domestik sangat terkenal dan sering dipelihara oleh banyak orang. Hanya saja kamu tetap harus bertanggung jawab, jika kamu memelihara merpati domestik jangan sampai peliharaanmu merugikan orang lain di sekitar.