Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Rubah Perak, Sudah Didomestikasi dan Bulunya Sering Dijual

Rubah Perak
rubah perak (commons.wikimedia.org/zoofanatic)
Intinya sih...
  • Rubah perak adalah varian melanistik dari rubah merah
  • Bulu rubah perak sering diambil untuk dijadikan pakaian
  • Rubah perak bisa memakan daging dan tumbuhan serta tidak berbahaya bagi manusia
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Rubah merupakan salah satu mamalia predator yang cukup terkenal, khususnya di Asia tengah, timur, Amerika, dan Eropa. Pasalnya, bentuk tubuh rubah sangat khas, ia tidak berbahaya, warnanya mencolok, dan rubah memiliki penyebaran yang luas. Nah, ternyata ada satu jenis rubah yang sangat unik, yaitu rubah perak.

Seperti namanya, rubah perak punya tubuh berwarna perak yang mencolok dan terlihat cantik. Ukurannya tak jauh berbeda dari ruah lain. Uniknya, ia bukan termasuk hewan liar karena merupakan hewan domestik. Karenanya, rubah perak sering ditemukan di penangkaran dan dipanen oleh manusia. Lebih lanjut, mari kita bahas beberapa fakta unik rubah perak yang mungkin belum kamu ketahui!

1. Didomestikasi dari rubah merah

Rubah Perak
rubah perak (commons.wikimedia.org/zoofanatic)

Sebenarnya, rubah perak bukanlah spesies rubah baru atau spesies rubah yang berbeda dari rubah lain. Sebaliknya, rubah perak merupakan varian melanistik dari Vulpes vulpes atau rubah merah. Karenanya, ia punya warna yang sangat berbeda dari rubah merah. Tak cuma itu, saat ini rubah perak juga sudah didomestikasi dan proses domestikasinya terbilang cukup unik.

Artikel di jurnal Evolution: Education and Outreach menjelaskan kalau domestikasi rubah perak sudah dilakukan sejak tahun 1959 di Siberia. Saat itu, orang yang memimpin eksperimen domestikasinya adalah Lyudmila Trut. Tak seperti hewan lain, domestikasi rubah perak dilakukan di laboratorium. Setelah didomestikasi, rubah perak menjadi lebih jinak dan mirip dengan anjing.

2. Bulunya diambil untuk dijadikan pakaian

Rubah Perak
rubah perak (commons.wikimedia.org/zoofanatic)

Berbagai sumber menjelaskan kalau rubah perak sering diternak karena ia memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Dalam hal ini, kulit dan bulu rubah perak sering dipanen dan dijadikan bahan pakaian. Bulunya yang halus, warnanya yang mencolok, dan kualitasnya yang tinggi membuat permintaan akan bulu rubah perak terus meningkat. Biasanya, bulu rubah perak sering dijadikan sebagai mantel.

Spesifiknya, peternakan rubah perak sangat menjamur di tahun 1800 - 1900an. Saat itu, rubah perak masih belum didomestikasi dan peternak masih menangkap individu liar untuk dibesarkan di peternakan. Lebih lanjut, peternakan rubah perak bisa dengan mudah ditemukan di Eropa dan Amerika Serikat. Nantinya, bulu dari rubah perak akan dijual ke Cina, Eropa, dan Rusia.

3. Bisa memakan daging dan tumbuhan

Rubah Perak
rubah perak (commons.wikimedia.org/zoofanatic)

Sejatinya, makanan rubah perak tak jauh berbeda dengan rubah merah dan spesies rubah lain. Dilansir Black Foxex UK, rubah perak sangat suka memakan burung, hewan pengerat, serangga, amfibi, reptil, biji-bijian, dan buah-buahan. Tak cuma itu, terkadang ia juga bisa memakan sisa-sisa makanan manusia dan bahkan rubah perak juga bisa diberi makanan anjing. Nah, karena kebiasaan makannya tersebut, rubah perak bisa dikategorikan sebagai omnivor atau pemakan segala. Karena kebiasaan makananya, rubah perak juga bisa bertahan hidup di berbagai habitat.

4. Badannya memanjang dan tubuhnya gelap

Rubah Perak
rubah perak (commons.wikimedia.org/zoofanatic)

Sebagai varian melanistik, rubah perak punya tubuh berwarna gelap. Spesifiknya, warna bulu rubah perak cukup bervariasi, yaitu silver, abu-abu, kecokelatan, hingga hitam pekat. Tentunya, warna tersebut sangat berbeda dengan rubah merah normal yang bulunya punya warna merah, jingga, atau cokelat kemerahan. Badannya sendiri ramping, memanjang, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter.

Lebih lanjut, laman WebMD menjelaskan kalau rubah perak mewakili sekitar 10 persen dari seluruh populasi rubah merah di dunia. Hal tersebut tidak mengherankan karena hewan melanistik memang lebih sulit ditemukan. Sebab, melanistik merupakan sebuah kondisi yang jarang terjadi. Nah, kondisi melanistik dipengaruhi oleh perubahan pigmen dan pengaruh genetik.

5. Rubah perak tidak berbahaya bagi manusia

Rubah Perak
rubah perak (commons.wikimedia.org/James Mann)

Secara umum, laman A-Z Animals dan USA Today menjelaskan kalau rubah perak dan spesies rubah lain tidak berbahaya bagi manusia. Pertama, rubah perak sering beraktivitas di malam hari sehingga jarang berjumpa dengan manusia. Kemudian, rubah perak juga takut dengan manusia dan akan kabur jika bertemu dengan manusia. Gak cuma itu, rubah perak juga hidup di alam liar dan jarang masuk ke area pemukiman. Walau begitu, kamu tetap harus berhati-hati. Pasalnya, rubah perak bisa menyebarkan penyakit seperti rabies dan leptospirosis.

Tak cuma unik karena warna tubuhnya, rubah perak juga memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Karenanya, kamu gak boleh sembarangan membasmi hewan ini. Nyatanya, ia juga tak berbahaya jadi tak ada alasan untuk mengusik atau memburu hewan ini. Sebaliknya, eksistensi rubah perak harus dijaga. Apalagi, populasinya tak terlalu banyak, sangat berbeda dengan spesies rubah lain.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us